Breaking News

Gelombang Dingin Serang China, Harga Batu Bara Catat Rekor di 2024

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
05 March 2024 08:15
A loader is seen amid coal piles at a port in Lianyungang, Jiangsu province, China January 25, 2018. REUTERS/Stringer
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus melaju, mencatatkan kenaikan selama sepuluh hari perdagangan berturut-turut. Penguatan ini didorong oleh kendala produksi Indonesia akibat hujan, lonjakan permintaan China akibat cuaca dingin yang kembali berhembus, dan musim panas India yang akan segera berlangsung.

Menurut data dari Refinitiv pada perdagangan Senin (4/3/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup di level US$ 140,1 per ton, melonjak 3,01%.Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 26 Desember 2023. Posisi tersebut juga menjadi rekor tertinggi sepanjang 2024. Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif pasir hitam. Dalam 10 hari tersebut, harga batu bara terbang 16%.

Penguatan harga batu bara terjadi seiring dengan kenaikan harga thermal coal Indonesia dalam satu pekan terakhir. Mengutip CoalMint, Harga batu bara kalori rendah (3400 GAR) naik sebesar US$0,31 per ton menjadi US$37,23 per ton, sementara harga batu bara kalori tinggi (5800 GAR) naik sebesar US$0,88 per ton menjadi US$95,14 per ton.

Di sisi pasokan di Indonesia, cuaca hujan terus-menerus di beberapa wilayah tambang, terutama di wilayah Sumatera, turut membebani produksi dan transportasi bahan bakar dari beberapa tambang. Selain itu, ketersediaan muatan spot tetap terbatas. Ketersediaan muatan yang lebih rendah mendorong para penambang menaikkan harga.

Penguatan harga juga terjadi seiring dengan China yang kembali mengalami gelombang dingin di beberapa bagian wilayah utara, menyebabkan penurunan suhu dan mendorong sedikit kenaikan permintaan akan energi panas di negara tersebut. Akibatnya, harga batu bara domestik di China naik. Diperkirakan bahwa permintaan akan batu bara juga akan meningkat karena pembeli China mencari alternatif yang lebih murah dari batu bara domestik.

Pembeli India sebagian besar tetap tenang karena pembangkit listrik beroperasi dengan pasokan yang cukup. Produksi dalam negeri terus memenuhi permintaan lokal dengan tingkat stok batu bara di pembangkit listrik dilaporkan cukup aman.

Outlook ke depan, permintaan akan batu bara Indonesia dari India diperkirakan akan melonjak pada paruh kedua bulan Maret, bersamaan dengan dimulainya musim panas secara penuh. Namun, dapat terjadi beberapa kendala pasokan dari Indonesia akibat hujan di Sumatra dan wilayah lainnya di negara tersebut. Peningkatan permintaan dan kendala pasokan akan berkontribusi pada peningkatan harga.

Kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia ini terus maju. Impor China untuk minyak mentah, gas alam cair (LNG), batu bara, dan bijih besi semuanya lebih kuat pada dua bulan pertama tahun 2024 daripada periode yang sama tahun lalu, menurut data dari analis komoditas Kpler dan LSEG Oil Research yang dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation