
Makan Gratis di Brasil: Anak Stunting Turun, Serap Ribuan Tenaga Kerja

Jakarta, CNBC Indonesia - Program unggulan Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan warga Indonesia setelah hasil real count saat ini menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dibandingkan capres-cawapres lainnya.
Sejumlah negara sudah melaksanakan program makan siang gratis untuk anak sekolah seperti Brasil dan India. Lalu, bagaimana dengan negara Brazil yang memiliki kondisi perekonomian mirip dengan Indonesia mengimplementasikan program makan gratis?
Program Makan Gratis Brasil
Program pemberian makanan di sekolah di Brasil (Programa Nacional de Alimentação Escolar/PNAE), yang terbesar kedua di dunia, memberi makan lebih dari 40 juta anak sekolah di negara tersebut.
Sebagai bagian dari Program Zero Hunger di Brazil, program makan siang di sekolah tidak hanya membantu mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak, namun juga mulai mengubah cara anak-anak berhubungan dan memahami makanan, sekaligus mempromosikan pertanian lokal.
Untuk diketahui, dengan anggaran tahunan lebih dari R$4 miliar (US$764 juta) atau sekitar Rp 11, 98 triliun (kurs US$ 1= Rp 15.680).
PNAE mampu melayani lebih dari 160.000 sekolah, di 5.570 kota di Brazil. Program ini bertanggung jawab atas penyediaan 50 juta makanan setiap hari, yang direncanakan oleh lebih dari 8.000 ahli gizi dan dipantau oleh 80.000 anggota Dewan Makanan Sekolah.
Dalam implementasinya, makanan yang disediakan disyaratkan minimal 30% makanan yang disajikan dalam makanan ini berasal dari peternakan keluarga lokal di kota sekolah. Alhasil PNAE tidak hanya baik bagi anak sekolah, melainkan juga bagi perekonomian domestik khususnya yang bekerja di sektor peternakan dan pertanian.
Sejarah PNAE
Awalnya program makan gratis dimulai sekitar 1955 oleh Presiden Vargas dengan tujuan untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Itu disebut Kampanye Makanan Sekolah (The School Meal Campaign). Pada tahun 1979 diubah namanya menjadi PNAE.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa yang bersekolah di sekolah negeri, termasuk siswa di tingkat prasekolah, dasar, dan menengah, serta siswa di lembaga pendidikan teknik dan kejuruan, menerima makanan sehari-hari yang memenuhi minimal 15% dari kebutuhan nutrisinya.
Dengan menyediakan makanan yang seimbang dan memadai, PNAE bertujuan untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan, pertumbuhan, dan perkembangan anak-anak dan remaja secara keseluruhan.
Panduan Nutrisi PNAE
Program ini menekankan pentingnya menawarkan makanan yang beragam dan kaya nutrisi serta mengurangi konsumsi produk olahan dan berkalori tinggi. Semua makanan termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Soda dan permen tidak diperbolehkan di sekolah.
Selain itu, tingkat pengolahan makanan, kombinasi, dan batasannya dipengaruhi oleh Pedoman Diet Brasil (Brazilian Dietary Guidelines). Pedoman ini menekankan pentingnya pangan segar dan bersumber secara lokal.
Pemerintah federal memberikan dukungan keuangan kepada sekolah-sekolah yang berpartisipasi untuk menutupi biaya pengadaan makanan, peralatan, dan personel yang terlibat dalam pelaksanaan program.
Setiap kota mempunyai anggaran untuk mempekerjakan ahli gizi yang bertanggung jawab atas pengembangan menu. Menu harus mempertimbangkan kebiasaan makan daerah, keragaman budaya, dan pantangan makanan siswa.
Hasil dan Komitmen Melanjutkan PNAE
Hingga kini, PNAE menunjukkan hasil yang positif dalam mengatasi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan pelajar.
Penelitian menunjukkan bahwa sekolah dengan program pemberian makanan yang terstruktur dengan baik, seperti PNAE, memiliki tingkat obesitas yang lebih rendah.
Kendati PNAE memberikan hasil yang cukup baik dalam mengurangi angka kelebihan berat badan dan obesitas, kepatuhan terhadap program ini sangat penting bagi keberhasilannya dalam memerangi peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas.
Komitmen berkelanjutan untuk menyediakan makanan bergizi, menerapkan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang efektif, dan mendorong keterlibatan masyarakat merupakan faktor kunci dalam mencapai perbaikan berkelanjutan pada hasil kesehatan siswa.
Pendanaan PNAE 2020
Dilansir dari Global Child Nutrition Foundation (GCNF), agensi utama dalam pendanaan PNAE 2020 datang dari kementerian pendidikan (pemerintah) untuk pengembangan pendidikan nasional (Fundo Nacional de Desenvolvimento da Educação/FNDE atau Ministério da Educação/MEC), sekretariat pendidikan negara bagian, dan sekretariat pendidikan kota.
Dalam pelaksanaannya, biaya makanannya bervariasi menurut manajemen setempat dan untuk 2020, pemerintah Brazil mengeluarkan dana sekitar US$872,6 juta yang secara 100% hanya datang dari pemerintah tanpa ada dana tambahan baik dari pendonor internasional maupun sektor privat.
![]() Sumber: GCNF |
Pekerjaan yang Tercipta Selama PNAE
Dalam laporan GCNF, diperkirakan terdapat lebih dari 200.000 pekerjaan yang telah tercipta. Mulai dari juru masak dan penyiap makanan, pengantar makanan, pemroses di luar lokasi, pengemas dan penangan makanan, dan lainnya.
Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran
Program makan gratis yang telah diimplimentasikan di Brazil tampaknya akan juga dilakukan di Indonesia. Hal ini selaras dengan program unggulan Prabowo-Gibran yang merupakan pasangan calon (paslon) nomor urut 2.
Hingga kini, pemerintah tengah menyiapkan pelaksanaan program makan siang gratis yang eksekusinya direncanakan mulai tahun 2025 dan dibagi menjadi beberapa tahapan baik dari sisi penerima maupun daerah.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan tahap awal program ini akan menyasar pada balita dan ibu hamil di beberapa wilayah. Selanjutnya program tersebut akan diperluas kepada siswa-siswi SMP, serta daerah yang masih memiliki angka stunting tinggi.
"Sesudah ini bisa dilaksanakan tahun depan sesuai dengan tahapan-tahapan yang tadi saya sampaikan," kata Airlangga, dikutip Rabu (28/2/2024). Airlangga menuturkan pemerintah juga sudah menetapkan bahwa anggaran untuk program ini adalah Rp15.000/anak.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, program makan siang gratis akan didesain untuk tiga skenario. Tiga skenario itu adalah makan siang khusus anak sekolah, lalu makan siang gratis untuk ibu hamil, dan ketiga makan siang gratis untuk balita.
Sementara dari sisi pendanaan, tim pakar Prabowo-Gibran mengkalkulasi biaya program prioritas makan siang gratis bagi anak sekolah, balita dan wanita hamil, untuk tahun pertama. Nilainya mencapai Rp 100-120 triliun.
Sedangkan untuk skala penuh, program ini dapat menghabiskan dana hingga US$30 miliar atau sekitar Rp450 triliun.
Dampak Ekonomi dan Lapangan Kerja Program Makan Gratis Prabowo-Gibran
Dengan dana yang digelontorkan hingga ratusan triliun rupiah, diperkirakan menggunakan asumsi multiplier ekonomi 1,5x, maka dampak pertumbuhan ekonomi akan bertambah 3%.
Sementara dampak lapangan pekerjaan pun akan mengalami lonjakan.
Dengan asumsi satu dapur untuk setiap titik makan siang, dan setiap dapur mampu melayani sekitar 190 penerima manfaat, maka akan terdapat sekitar 377.000 dapur.
Jika dianggap bahwa satu dapur mampu mempekerjakan lima tenaga kerja, maka total akan terdapat 1,8 juta tenaga kerja tercipta. Angka ini bahkan belum termasuk petani, nelayan, peternak, dan lainnya.
![]() Makan siang gratis di sekolah |
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)