
Didorong Ekspor Indonesia, Harga Batu Bara Terbang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melonjak setelah sempat terkoreksi. Penguatan ini terjadi seiring dengan volume ekspor batu bara Indonesia dalam 2 bulan ini yang berpotensi mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, sehingga menandakan permintaan global yang mulai kembali menguat.
Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (20/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di harga US$ 122,25 per ton atau naik 1,24%.
Kenaikan harga batu bara terjadi setelah koreksi harga dua hari perdagangan sebelumnya. Hal ini menunjukkan pergerakan stagnan dalam beberapa hari terakhir di kisaran US$ 120-127 per ton.
Kenaikan harga batu bara tak lepas dari kinerja ekspor Indonesia, sebagai eksportir utama batu bara termal di dunia. Melansir Reuters, proyeksi pengiriman dua bulan pertama 2024 melonjak hampir 25% dibanding periode yang sama pada 2023, mencapai rekor tertinggi. Hal ini mengindikasikan adanya lonjakan permintaan batu bara pada awal 2024 ini.
Menurut data pelacakan kapal dari Kpler, ekspor batu bara Indonesia - yang digunakan dalam pembangkit listrik - berpotensi melampaui 90 juta metrik ton untuk Januari dan Februari, naik 24% dari dua bulan yang sama pada 2023. Pada 2023, total ekspor batu bara Indonesia mencapai 504,6 juta ton, dan jika laju ekspor tahun ini terus berlanjut, 2024 akan mencetak rekor baru.
China, India, Korea Selatan, dan Filipina menjadi pasar utama bagi batu bara Indonesia tahun ini, masing-masing menyumbang 33%, 15%, 5,8%, dan 5,1% dari total pengiriman. Bersama dengan Jepang, mereka juga menjadi lima besar tujuan ekspor utama pada 2023.
Meskipun volume ekspor ke China pada Februari turun 9% dibandingkan tahun sebelumnya, data pelacakan kapal Kpler mencatat lebih dari 21 juta ton muatan batu bara yang telah dimuat atau sedang dimuat namun belum dikonfirmasi tujuan akhirnya. Sebagian besar muatan diperkirakan menuju China, konsumen batu bara terbesar di dunia, dan dapat dikonfirmasi setelah libur Tahun Baru Imlek.
Pengiriman ke India mencapai 13,5 juta ton hingga Februari, tertinggi sejak 2020. Dengan pertumbuhan 3,5% dibandingkan 2023, Indonesia mempertahankan tren positif dalam ekspor batu bara ke India.
Sementara itu, ekspor ke Korea Selatan, Filipina, Jepang, dan Malaysia sedikit menurun dibanding periode yang sama pada 2023, namun diperkirakan akan mengalami peningkatan menjelang akhir bulan setelah pembaruan manifest kapal.
Prospek pertumbuhan permintaan batu bara di negara-negara tersebut tergantung pada pulihnya ekonomi China dari dampak krisis utang sektor propertinya. Diharapkan bahwa langkah stimulus baru yang akan diumumkan Beijing pada pertemuan parlemen bulan depan dapat menghidupkan kembali pertumbuhan industri dan penggunaan energi di Asia.
Jika industri konstruksi China pulih pada 2024, hal ini dapat mendorong peningkatan permintaan bahan konstruksi dan suku cadang yang juga melibatkan Vietnam dalam bentuk pabrik semen dan baja. Ini berpotensi mendorong konsumsi batu bara Vietnam naik pesat, membantu eksportir batu bara Indonesia mencapai rekor penjualan baru pada akhir tahun ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)