Newsletter

Prabowo Efek: Sanggupkah Meredam Sentimen dari China & AS Pekan Ini?

Revo M, CNBC Indonesia
19 February 2024 05:35
Emiten Wall Street. AP
Foto: Prabowo Subianto berjoget usai memberikan pidato di Istora Senayan pada Rabu, (14/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, saham-saham melemah pada Jumat lalu setelah laporan inflasi panas lainnya memicu kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) mungkin tidak akan terjadi hingga lebih lambat dari perkiraan tahun ini.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (16/2/2024), indeksĀ S&P 500 turun 0,48% menjadi berakhir pada 5.005,57, dan Dow Jones Industrial Average turun 145,13 poin, atau 0,37%, menetap di 38.627,99. Komposit Nasdaq kehilangan 0,82% menjadi berakhir pada 15.775,65.

Ketiga indeks utama tersebut mematahkan kenaikan beruntun lima minggu mereka dan mengakhiri minggu kemarin dengan posisi negatif. S&P 500 mengakhiri minggu lalu lebih rendah sebesar 0,42%, sedangkan Dow tergelincir 0,11%, dan Nasdaq anjlok 1,34%.

Minggu lalu merupakan minggu yang penuh gejolak bagi saham, karena investor dengan hati-hati menilai arah perekonomian AS dan kapan The Fed mungkin memutuskan untuk menurunkan suku bunganya khususnya pasca inflasi dari sisi konsumen dan produsen yang berada di atas ekspektasi pasar secara tahunan (year on year/yoy).

Dikutip dari CNBC International, CEO di AXS Investments Greg Bassuk mengatakan bahwa investor harus bersiap menghadapi volatilitas jangka pendek yang lebih besar.

Hingga baru-baru ini, sebagian besar investor yakin "bahwa penurunan suku bunga akan dimulai pada paruh pertama tahun ini, dan tampaknya The Fed akan menunda hingga paruh kedua tahun ini," katanya.

Bassuk menambahkan: "Pasar jungkat-jungkit benar-benar mencerminkan tarik-menarik antara inflasi yang tinggi yang menunjukkan tidak adanya penurunan suku bunga dalam jangka pendek dan pendapatan yang kuat serta tanda-tanda lain dari perekonomian yang kuat, yang menggarisbawahi keyakinan investor bahwa ada lebih banyak pertumbuhan ke depan untuk saham."

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular