Jakarta Dikuasai PDIP-PKS-Gerindra, Gimana Nasib Anies-Prabowo-Ganjar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif dan pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan digelar dalam hitungan jam. Persaingan ketat akan terjadi di sejumlah provinsi dalam menarik pemilih, termasuk DKI Jakarta yang merupakan pusat bisnis di Indonesia.
Tak hanya bisnis, Jakarta saat ini juga menjadi pusat politik dan pemerintahan. Dengan posisi strategisnya itu maka siapapun partai dan pilpres pemenang di Jakarta akan menjadi sorotan.
Data Daftar Pemilih Tetap (DPT) menunjukkan DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah suara terbesar ke-6 sebanyak 8,25 juta suara.
Peta suara sebuah partai biasanya dikategorikan berdasarkan suara dari setiap daerah pemilihan (Dapil) atau provinsi. Penguasaan suara di mayoritas wilayah penting akan menentukan kemenangan dari suatu partai politik.
Melansir Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi), para ahli menyebutkan "Perolehan suara partai lebih tinggi dari caleg maka partai punya absolut untuk menentukan perolehan kursi."
Kekuatan suara parpol juga dapat diperkuat dengan mengusung calon presiden dan wakil presiden. Khususnya, pasangan calon (paslon) tersebut memiliki latar belakang historis dengan wilayah-wilayah tertentu yang akan mengangkat suara di Dapil asalnya.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan terdapat tiga parpol yang memiliki suara kuat pada Pileg 2019 di Provinsi DKI Jakarta. Ketiga partai tersebut merupakan koalisi dari setiap paslon yang berbeda yaitu, PDIP, Gerindra, dan PKS.
PDIP yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD, merupakan partai terkuat di DKI Jakarta dengan perolehan 1,38 juta suara. PKS yang merupakan koalisi Anies Baswedan- Cak Imin merupakan partai terkuat ke-2 di DKI Jakarta dengan perolehan 1,03 juta suara. Gerindra yang mengusung capres Prabowo dengan wakilnya Gibran berada di peringkat ke-3 di Jakarta dengan perolehan 900 ribu suara.
Sebagai catatan, bacapres Ganjar berasal dari partai PDIP yang berkolaisi dengan partai parlemen Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bacapres Anies berasal dari partai NasDem dan bacawapres Cak Imin dari PKB ditambah dukungan partai parlemen PKS. Prabowo Subianto merupakan bacapres yang diusung Gerindra dengan dukungan partai parlemen Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Di sisi lain, koalisi terkuat dari gabungan partai parlemen di DKI Jakarta yaitu dari koalisi Prabowo - Gibran dengan 1,857 juta suara. Koalisi Anies - Cak Imin berada di posisi ke-2 dengan perolehan 1,546 juta suara, unggul tipis dibanding koalisi Ganjar - Mahfud dengan suara 1,545 juta suara.
Data terlampir menunjukkan hasil suara partai dari Pemilu Legislatif 2019. Pesta demokrasi 2024 nanti tentu saja akan berbeda dengan lima tahun lalu dari sisi jumlah pemilih serta kecenderungan pemilih.
Perlu dicatat pula jika pemilih ataupun pendukung partai tertentu belum tentu akan memilih capres yang diusung partai mereka. Dengan demikian, kekuatan koalisi partai belum tentu bisa diterjemahkan kepada seberapa besar perolehan suara dari pendukung partai.
Meski demikian, terdapat kemungkinan bergantinya pilihan dari pemilih pada Pemilu 2024 ini. Data historis tidak sepenuhnya mutlak dapat menggambarkan hasil Pemilu 2024, namun dapat digunakan sebagai bahan perkiraan. Berikut data lengkap perolehan suara tiap partai dari setiap kota pada Provinsi DKI Jakarta.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)