Dihajar Kanan-Kiri, Harga Batu Bara Justru Mulai Bangkit

mae, CNBC Indonesia
08 February 2024 08:00
Labourers load coal on trucks at Bari Brahamina in Jammu May 20, 2010. REUTERS/Mukesh Gupta/Files
Foto: REUTERS/Mukesh Gupta/Files

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat meski dikepung sentimen negatif. Melansir data Refinitiv, harga batu bara ditutup di posisi US$ 123,5 per ton atau menguat 1,31% pada Rabu (7/2/2024). Penguatan ini menjadi kabar gembira setelah pasir hitam merosot 1,42% pada perdagangan hari sebelumnya.

Harga batu bara tetap menguat meski banyak sentimen negatif. Sejumlah negara menyampaikan rencana ambisius untuk menggeser batu bara dari sumber pembangkit listrik.

Berdasarkan laporan Dewan Listrik China, Tiongkok berencana meningkatkan kapasitas tenaga angina dan tenaga matahari dalam pembangkit listrik mereka. Peningkatan tersebut diharapkan bisa menggeser penggunaan batu bara.

Pembangkit tenaga angin dan matahari diharapkan mampu menyumbang listrik sebesar 40% pada akhir 2024 sementara batu bara hanya 37%. Produksi listrik tenaga angin dan matahari diharapkan mampu mencapai 1,3 TW pada 2024.

Komisi Eropa dalam laporannya European Scientific Advisory Board on Climate Change (ESABCC) juga menjelaskan mereka akan meningkatkan target pengurangan net emisi karbon mereka hingga 90% pada 2040 dari level 1990. Peningkatan tersebut akan mengakhiri penggunaan batu bara.

Sementara itu, Polandia juga berkomitmen untuk mengakhiri penggunaan pembangkit batu bara demi alasan lingkungan. Polandia akan menerima bantuan senilai US$ 300 juta dari Komisi Eropa untuk membantu mengurangi penggunaan batu bara.

Di tengah banyaknya tekanan negatif, harga batu bara tetap menguat karena ditopang sentimen sementara yakni kenaikan permintaan menjelang Imlek di China.

China akan merayakan Tahun Baru Imlek selama 3-14 hari. Libur akan mengerek permintaan karena orang akan meningkatkan perusahaan akan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan barang dan jasa yang menjulang.

Sebagian besar tambang batu bara berencana untuk tutup selama liburan dan melanjutkan produksi setelah 17 Februari, hari terakhir liburan. Namun, tambang-tambang ini bermaksud menjaga tingkat utilisasi kapasitas mereka pada tingkat yang relatif rendah sebagai respons terhadap pemeriksaan keselamatan kerja.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation