Usai Terbang Dua Hari, Harga Batu Bara Malah Jeblok 1,42%

mza, CNBC Indonesia
07 February 2024 07:10
FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018.  REUTERS/William Hong/File Photo
Foto: REUTERS/William Hong

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melemah setelah menguat dua hari beruntun. Pelemahan ini terjadi seiring dengan produksi batu bara Indonesia dan India 2024 diperkirakan akan semakin tinggi, sehingga membanjiri pasokan.

Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (06/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$ 121,9 per ton atau turun 1,42%. Pelemahan harga ini memutus tren positif harga batu bara yang menguat dua hari perdagangan sebelumnya dengan penguatan menembus 5,5%.


Penurunan ini disebabkan oleh lemahnya permintaan dari India akibat peningkatan produksi batubara termal dalam negeri. Selain itu, berkurangnya permintaan batubara Indonesia dari India dapat ditelusuri dari peningkatan produksi dalam negeri di India dan keterbatasan pasokan di india yang disebabkan oleh curah hujan, yang menyebabkan berkurangnya ekspor ke India.

Penurunan impor batu bara India berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga, mengingat konsumsi negara ini merupakan yang terbesar kedua dunia.

Beralih ke China, negara konsumen terbesar dunia ini akan kedatangan batu bara dengan jumlah yang semakin besar dari Mongolia dan diperkirakan dapat mencapai rekor tertinggi pada 2024 karena peningkatan jaringan transportasi.

Faktor peningkatan impor China juga disebabkan oleh harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pasokan domestik dan internasional pada 2023, kata para pedagang dan penambang yang dikutip dari AKI Express. Tiongkok sebagai importir batu bara terbesar di dunia.

Tiongkok berencana mengimpor 100 juta ton batu bara dari Mongolia. Rencana ini didukung dengan pembangunan jalur kereta api lintas batas dan memperluas jalan yang memungkinkan lebih banyak impor batu bara dari Mongolia. Karena harga batu bara yang diimpor dari Mongolia relatif lebih murah dibandingkan batu bara Australia, kebijakan untuk meningkatkan impor batu bara dari negara tersebut kemungkinan besar akan terjadi di masa depan, catat Hellenic Shipping. Tahun lalu, lebih dari 50 juta ton batu bara diimpor dari Mongolia. Volume impor telah meningkat dua kali lipat dibandingkan 2022.

(mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation