
Industri Halal RI Terbaik di Dunia, Gimana Potensinya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan industri halal merupakan salah satu jawaban atas transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan dalam pengembangan paradigma baru industrialisasi di Indonesia saat ini dan mendatang.
Perkembangan ekonomi syariah dan halal lifestyle mulai dilirik oleh banyak negara di dunia sebagai salah satu unsur penting untuk pengembangan sumber-sumber pertumbuhan baru, guna menopang perekonomian yang berkelanjutan.
Industri halal yang berkembang dengan baik mempunyai multiplier effect yang sangat menguntungkan bagi kesejahteraan sosial.
Sebagai catatan, topik kesejahteraan sosial menjadi salah satu pembahasan yang akan diangkat dalam debat calon presiden (capres) 2024 pada Minggu (4/2/2024). Debat kelima akan mengambil tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Potensi Indonesia dalam Industri Halal
Potensi Indonesia dalam hal industri halal menjadi mencuat ke permukaan di tengah jumlah penduduk muslim di Indonesia tercatat sebanyak 241,7 juta jiwa per Desember 2022 (berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri), atau setara dengan 89,02% dari populasi tanah air sebanyak 277,75 juta jiwa pada akhir tahun 2022.
Masyarakat Indonesia saat ini berada pada kategori middle class income atau kelas berpendapatan menengah, tentunya menjadi salah satu ceruk pasar besar di dalam negeri bagi pengembangan industri halal nasional. Berdasarkan Indonesia Halal Market Report (IHMR) 2021/2022, Indonesia berpeluang menambah US$5,1 miliar atau lebih dari Rp75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor yang termasuk pada industri halal.
Tidak sampai disitu, berdasarkan laporan yang dirilis Mastercard-Crescent Rating dengan judul Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 tercatat bahwa Indonesia memegang posisi puncak bergengsi di GMTI 2023 menduduki peringkat satu dengan skor 73.
Indonesia kembali merebut posisi teratas setelah sebelumnya sama-sama menduduki peringkat teratas2019, sementara Malaysia mempertahankan status konsistennya di garis depan GMTI sejak saat itudimulainya pada tahun 2015.
Britania Raya (UK) muncul di peringkat 20 teratas,secara mengesankan naik delapan posisi dari tahun sebelumnya untuk mengamankan posisi ke-20mendapat tempat di GMTI 2023.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pada 2022, kedatangan Muslim internasional mencapai 110 juta, mencakup 68% dari total kedatangan wisatawan Muslim pada tahun 2019.tingkat sebelum pandemi. Hal ini menunjukkan rebound yang kuat dan menunjukkan kemauan dan kemampuanPelancong Muslim dapat melanjutkan perjalanan internasional jika kondisinya memungkinkan.
Tren pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut, dan proyeksi pada tahun 2023 memperkirakan jumlah kedatangan akan terus meningkatmencapai 140 juta. Angka ini mewakili 87% dari level tahun 2019, sehingga semakin memperkuat pemulihanproses.
Pada tahun 2024, pemulihan total diproyeksikan terjadi, dengan jumlah kedatangan Muslim sama dengan tahun 2019angka 160 juta. Kembalinya ke tingkat sebelum pandemi menandakan pemulihan dan kebangkitan kembali pandemipasar perjalanan Muslim.
Melihat lebih jauh ke depan, prospeknya tetap samapositif. Pada tahun 2028, pasar perjalanan Muslim diproyeksikanuntuk mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kedatangan Muslimdiperkirakan mencapai 230 juta.
Sementara pengeluaran wisatawan muslim diproyeksikan menjadi US$225 miliar atau lebih dari Rp3.500 triliun pada tahun 2028. Hal ini menggarisbawahisignifikansi ekonomi dari segmen pasar ini danpotensinya untuk berkontribusi pada industri perjalanan globalpemulihan dan pertumbuhan.
![]() Sumber: Mastercard-Crescent Rating |
Master Plan Industri Halal Indonesia (MPIHI)
Dalam rangka mengembangkan industri halal untuk mencapai visi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka diperlukan Master Plan Industri Halal Indonesia (MPIHI).
Arah dan tujuan MPIHI ini menyelaraskan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
MPIHI 2023-2029 mengusung tagline "Industri Halal untuk Ekonomi Berkelanjutan", sesuai dengan perkembangan kondisi dunia dan arah transformasi ekonomi Indonesia, sebagai bagian dari partisipasi global untuk masa depan.
Pelaksanaan MPIHI digambarkan melalui road map pengembangan industri halal dari tahun 2023 sampai dengan tahun 2029. Road map pengembangan industri halal yang disusun bertujuan sebagai panduan untuk semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam mencapai visi "Menjadikan Indonesia sebagai Pusat Industri Halal Dunia" dengan 4 (empat) strategi utama, 11 (sebelas) program utama dan 8 (delapan) indikator yang akan dipantau perkembangannya dari waktu ke waktu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)