Newsletter

AS Akan Beri Kabar Penting Lagi, Semoga IHSG-Rupiah Bisa Happy Weekend

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
02 February 2024 06:03
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam di mana IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street kompak menguat pada perdagangan kemarin setelah aksi profit taking berhenti
  • Hasiil keputusan The Fed, data tenaga kerja AS dan aktivitas manufaktur AS, China, hingga Indonesia akan menjadi sentimen pada perdagangan hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan ditutup beragam pada perdagangan kemarin, Kamis (1/2/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,09% di level 7.201,69, sementara rupiah perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan menguat 0,10% di level Rp15.760/US$1. Penguatan rupiah menjadi penguatan selama empat hari beruntun pada pekan ini.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Kamis (1/2/2024), tercatat turnover IHSG berada di angka Rp10,81 triliun, angka ini lebih rendah dibandingkan pada perdagangan sebelumnya dengan transaksi Rp11,93 triliun. Turnover Rp10,81 triliun berasal dari volume saham sebanyak 19,07 miliar lembar. Tercatat 219 saham naik, 297 turun dan 246 tidak berubah.

Pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin karena kejatuhan delapan sektor yang dimana terdapat tiga sektor yang mengalami kemerosotan paling tajam yakni transportasi 1,56%, keuangan 1,30% dan energi 1,01%.

Jatuhnya beberapa sektor di pasar saham Indonesia, setelah kekecewaan dari para pelaku pasar atas keputusan The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50%. Hal yang mengejutkan, The Fed juga mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang. The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.

Sebagai catatan, inflasi AS kembali menguat ke 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, dari 3,1% (yoy) pada November. Adapun sentimen dari pasar komoditas yang mendorong kejatuhan saham-saham di sektor energi.

Jatuhnya saham-saham di sektor energi, karena anjloknya harga minyak mentah WTI dan Brent pada perdagangan Rabu (31/1/2024). Minyak mentah WTI anjlok 2,53% di level US$75,85 per barel dan minyak Brent terjun 1,40% di level US$81,71 per barel.

Harga minyak tertekan oleh rendahnya aktivitas ekonomi di importir minyak mentah utama China dan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS karena produsen meningkatkan produksi menyusul cuaca dingin bulan lalu.

Aktivitas manufaktur di China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada bulan Januari 2024.

Menurut data dari Biro Statistik Nasional yang dirilis Rabu (31/1/2024), indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur China naik menjadi 49,2 pada Januari 2024 dari 49 pada Desember 2023.

Selain kejatuhan minyak, hal serupa juga menimpa harga batu bara yang kembali ke level di bawah US$120 per ton. Pada perdagangan Rabu (31/1/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup di angka US$118,1 per ton atau melemah 1,99%.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Rabu (31/1/2024) rupiah ditutup menguat tipis 0,01% di angka Rp15.775/US$1. Penguatan ini terjadi dalam perdagangan empat hari beruntun sejak 26 Januari 2024.

Penguatan rupiah didorong dari keputusan The Fed dalam menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50%. Hal ini mendorong dolar makin melemah terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah.

Meskipun masih ada tantangan terhadap penekanan rupiah dimana terdapat pernyataan The Fed yang mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang.

Dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melemah 0,63% di level 6.506 pada perdagangan Kamis (1/2/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang mengoleksi surat berharga negara (SBN).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak ditutup di zona hijau setelah selesainya aksi taking profit usai The Fed menahan suku bunga acuan. Selain itu, hasil dari rilis kinerja keuangan beberapa saham megacap AS hingga penantian laporan data pengangguran jadi pendorong pergerakan Wall Street.

Pada perdagangan Kamis (1/2/2024) Dow Jones ditutup menguat 0,97% di level 38.519,84, begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 1,25% di level 4.906,19, dan Nasdaq melesat 1,30% di level 15.361,64.

Saham-saham AS rebound pada perdagangan Kamis karena investor menantikan serentetan laporan kinerja keuangan yang tinggi dan laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat, sehari setelah The Fed membatalkan spekulasi bahwa penurunan suku bunga dapat dimulai pada awal bulan Maret 2024.

Meskipun reli yang luas membuat ketiga indeks saham utama AS menguat tajam, Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi justru menguat paling tinggi.

"Ada gangguan lebih lanjut dari The Fed," ujar Thomas Martin, Manajer Portofolio Senior di GLOBALT di Atlanta dikutip CNBC International. "Pasar masih berkembang dan aksi jual kemarin merupakan reaksi berlebihan. Jadi hari ini kita mengalami reli."

Saham Meta Platforms (META.O) naik dalam perdagangan yang diperpanjang setelah melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan mengumumkan dividen pertamanya.

Amazon.com (AMZN.O) juga memperoleh keuntungan dalam perdagangan pasca pasar setelah rilis laporan keuangannya.

Apple Inc (AAPL.O) merosot dalam perdagangan yang diperpanjang setelah meraih laba, pendapatan Apple mengalahkan perkiraan analis tetapi penjualan di China meleset dari target.

Seperti diketahui, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah seperti yang diharapkan. Pada konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell menyebut penurunan suku bunga pada bulan Maret "tidak mungkin terjadi," mengatur ulang ekspektasi pasar terhadap poros The Fed yang dovish pada kuartal pertama, dan mendorong aksi jual yang tajam.

Indeks KBW Perbankan Regional (KRX) turun 2,3%, terbebani oleh penurunan 11,1% saham (NYCB.N) milik New York Community Bancorp setelah perusahaan tersebut melaporkan kesulitan dalam portofolio real estat komersialnya, memicu kekhawatiran baru atas kesehatan pemberi pinjaman regional AS.

Musim pelaporan kuartal keempat berjalan lancar, dengan 208 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya. Dari jumlah tersebut, 80% telah menghasilkan pendapatan yang mengalahkan konsensus, menurut LSEG.

Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan pendapatan agregat S&P 500 sebesar 6,4% secara tahunan untuk periode Oktober-Desember, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 4,7% yang terlihat pada 1 Januari, menurut LSEG.

Sejumlah data ekonomi menunjukkan peningkatan produktivitas membantu membatasi biaya tenaga kerja, sementara peningkatan pengumuman PHK dan klaim pengangguran mingguan memberikan bukti lebih lanjut melemahnya pasar tenaga kerja, yang dipandang oleh The Fed sebagai prasyarat untuk memastikan jalur penurunan yang berkelanjutan.

"Kami melihat data ini, menjelang laporan tenaga kerja besok, konsisten dengan pasar tenaga kerja yang sehat namun moderat," ujar Bill Northey, direktur investasi senior di U.S. Bank Wealth Management di Billings, Montana. "(Laporan ini) konsisten dengan pandangan kami mengenai jalur perekonomian pada tahun 2024, bahwa perekonomian akan terus tumbuh, namun dengan laju yang lebih lambat."

Di pasar saham AS kemarin, jumlah saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 3,0 banding satu.

Volume di bursa AS relatif besar, dengan 12 miliar lembar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,6 miliar lembar saham pada 20 sesi sebelumnya.

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini mengingat banyaknya data dan agenda penting yang akan terjadi hari ini.

Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), SBN hingga rupiah akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.

Dari dalam negeri, besok tidak ada rilis data apapun. Namun, pada Kamis (1/2/2024) terdapat rilis PMI Manufaktur Indonesia periode Januari 2024 dan data inflasi Indonesia periode Januari 2024.

Diketahui, aktivitas manufaktur Indonesia kembali mencatat kinerja positif pada awal 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari kemarin, Kamis (1/2/2024) menunjukkan aktivitas manufaktur naik di tengah meningkatnya pesanan baru.

PMI manufaktur Indonesia naik tipis ke angka 52,9 pada Januari 2024. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir atau sejak Agustus 2023, termasuk dibandingkan Desember 2023 (52,2).

PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 29 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Aktivitas manufaktur tetap tinggi meski ada kekhawatiran menjelang pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) 2024 pada 10 Februari mendatang.

S&P menjelaskan kenaikan manufaktur Indonesia ditopang oleh pertumbuhan produksi yang meningkat karena lebih tingginya permintaan baru dan perbaikan dari sisi pasokan. Kondisi ini meningkatkan aktivitas pembelian dan inventori. Peningkatan permintaan datang dari dalam dan luar negeri meskipun order dari luar negeri masih terbatas.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan (year on year/yoy) Indonesia mencapai 2,57% dan 0,04% (month to month).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 5,84% dan memberi andil inflasi 1,63% terhadap inflasi umum.

Inflasi tahunan pada Januari 2024 terjadi pada seluruh komponen. Inflasi inti tercatat sebesar 1,68% dengan andil 1,08%. Komoditas yang dominan beri andil inflasi antar lain adalah emas, emas perhiasan, gula pasir, biaya kontraksi, rumah biaya sewa rumah dan nasi dengan lauk pauk.

Komponen harga yang diatur pemerintah inflasi tahunan 1,74% andilnya 0,38%. Komoditas yang beri andil sigaret kretek, mesin kretek tangan, rokok putih mesin, tarif angkutan udara dan tarif angkutan antar kota.

Lebih lanjut, inflasi 7,22% komponen ini andilnya ke inflasi tahunan 1,14%. Komoditas yang dominan adalah beras, bawang putih, tomat, cabai merah dan daging ayam ras.

Secara bulanan, inflasi dipicu harga tomat. Inflasi bulanan yang hanya 0,04% jauh lebih rendah dibandingkan data historisnya.

Sepanjang periode 2019-2023 atau lima tahun terakhir, rata-rata inflasi (mtm) Januari mencapai 0,37%. Bila melihat data BPS khusus untuk inflasi Januari, inflasi Januari 2024 adalah yang terendah sejak Januari 2015 atau dalam sembilan tahun terakhir.

Amerika Serikat

Dari Amerika Serikat (AS), pada Kamis dini hari waktu Indonesia telah memutuskan kebijakan suku bunga acuannya. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. The Fed juga mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang.

Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.

The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari 2024. Pertemuan The Fed selanjutnya akan digelar pada 19-20 Maret 2024.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.

Keinginan pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud. Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengatakan jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat.

Dengan ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan jika The Fed belum cukup percaya diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret mendatang.

Sebagai catatan, inflasi AS kembali menguat ke 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, dari 3,1% (yoy) pada November.

Perangkat CMEFedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar kini bertaruh 35,5% jika The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret tahun ini. Angka tersebut jauh di bawah dua pekan lalu yang ada di kisaran 70%an.

Kemarin, Kamis (1/2/2024), S&P Global Manufacturing menunjukkan aktivitas manufaktur AS melesat ke 50,7 pada Januari, dari 47,9 pada Desember 2023. PMI menembus level tertingginya sejak September 2022.

Data ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat (AS) juga tercatat melesat ke 49,1 pada Januari, rekor tertingginya pada Oktober 2022. 

Hari ini, Jumat 92/2/2024), AS akan mengumumkan data pengangguran dan non-farm payrolls untuk Januari. Angka pengangguran AS tercatat 3,7% pada Desember dan diperkirakan masih akan berada di angka tersebut pada Januari.
Data pengangguran AS merupakan salah satu indikator penting yang akan dipakai The Fed dalam memutuskan kebijakannya ke depan. Jika data tenaga kerja masih panas maka The Fed semakin sulit memangkas suku bunga.

China

Pada Kamis (1/2/2024) PMI Manufaktur Caixin China meningkat selama tiga bulan berturut-turut pada Januari 2024 ditopang ekspansi pertama dalam pesanan ekspor baru dalam tujuh bulan.

Indeks manajer pembelian (PMI) Manufaktur Caixin China adalah 50,8 pada bulan Januari 2024, tidak berubah seperti pada periode sebelumnya pada bulan Desember 2023 sebesar 50,8.

Sementara itu, Biro Statistik Nasional China merilis data pada hari Rabu yang menunjukkan PMI manufaktur resmi negara tersebut sebesar 49,2 pada bulan Januari 2024, kontraksi bulanan keempat berturut-turut dibandingkan dengan 49 pada bulan Desember 2023.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

• Tingkat Pengangguran AS periode Januari 2024 - 20.30 WIB
* Data non-farm payrolls Januari- 20:30 WIB

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) - RUPSLB

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw) Next Article The Fed Makin Ragu Cut Rate, IHSG-Rupiah Bakal Terguncang Atau Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular