Tok! The Fed Tahan Suku Bunga, Isyaratkan Belum Ada Cut Rate di Maret

mae, CNBC Indonesia
01 February 2024 05:15
Federal Reserve Chairman Jerome Powell holds a press conference following a two day Federal Open Market Committee policy meeting in Washington, U.S., January 30, 2019. REUTERS/Leah Millis
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. The Fed juga mengisyaratkan belum akan memangkas suku bunga acuan pada Maret mendatang.

Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.

The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari 2024. Pertemuan The Fed selanjutnya akan digelar pada 19-20 Maret 2024.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
"Kami merasa tidak patut untuk mengurangi target sasaran (suku bunga) sampai kami merasa lebih percaya diri jika inflasi sudah bergerak ke target sasaran 2%. K
omite sangat berkomitmen untuk membawa inflasi ke target sasaran 2%. Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi kamu masih memberi perhatian penuh terhadap risiko inflasi" tutur pernyataan The Fed dalam situs resminya.

Keinginan pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud. Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengatakan jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat.

Dengan ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan jika The Fed belum cukup percaya diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret mendatang.

"Berdasarkan pertemuan hari ini, saya ingin mengatakan pada Anda jika saya merasa komite belum mencapai level percaya diri untuk menentukan apakah Maret adalah saat yang tepat untuk itu (pemangkasan suku bunga)," tutur Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.

Sebagai catatan, inflasi AS kembali menguat ke 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, dari 3,1% (yoy) pada November.
Tingkat pengangguran ada di angka 3,7% per Desember 2023. Data non-farm payrolls menunjukkan jika pasar tenaga kerja AS masih panas dengan adanya tambahan lapangan kerja sebanyak 216.000 pada Desember 2023. Angka tersebut ada di atas proyeksi pasar yakni 170.000.

"Inflasi turun tanpa adanya perlambatan ekonomi dan kenaikan angka pengangguran. Tidak ada alasan mengapa kita harus menghentikan proses yang tengah berlangsung. Tujuan utama kami adalah inflasi terus menerus turun. Tentu saja, kami menginginkan pasar kerja yang tetap kuat juga. Mandat kami adalah stabilitas harga dan pengangguran bukan pertumbuhan," imbuh Powell.

Powell menjelaskan The Fed akan membutuhkan waktu lama untuk menurunkan suku bunga jika data pendukung belum bergerak sesuai keinginan mereka. Sebaliknya, jika inflasi turun lebih cepat maka pemangkasan juga bisa dilakukan lebih cepat.
"Kami mencoba untuk merasa nyaman dan semakin yakin jika inflasi terus menerus turun secara berkelanjutan ke arah 2%," ujarnya.

Namun, Powell mengatakan jika target pengetatan suku bunga sepertinya sudah mencapai puncak dan mengisyaratkan jika pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada tahun ini tetapi semuanya harus berdasarkan data pendukung.

"Kami percaya jika siklus pengetatan suku bunga sepertinya sudah mencapai puncak," ujarnya.

Menanggapi keputusan The Fed, analis market dari Pepperstone, Micahel Brown mengingatkan pelaku pasar jika The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga seperti harapan mereka.

"Sangat jelas sekali jika The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga secepat harapan pelaku pasar. The Fed masih membutuhkan data inflasi yang lebih meyakinkan untuk mulai memangkas suku bunga," tutur Brown, dikutip dari Reuters.

Perangkat CMEFedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar kini bertaruh 35,5% jika The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret tahun ini. Angka tersebut jauh di bawah dua pekan lalu yang ada di kisaran 70%an.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation