Tok! The Fed Tahan Suku Bunga Lagi, Cut Rate Makin Jauh?

mae, CNBC Indonesia
02 May 2024 05:15
Federal Reserve Chairman Jerome Powell holds a press conference following a two day Federal Open Market Committee policy meeting in Washington, U.S., January 30, 2019. REUTERS/Leah Millis
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (REUTERS/Leah Millis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk keenam kalinya secara beruntun pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (2/5/2024).

The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Namun, mereka juga mengatakan belum ada kemajuan berarti dalam penurunan inflasi sehingga akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, dan Mei 2024.

"Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi tetap tinggi. Dalam beberapa bulan terakhir, hanya ada sedikit kemajuan dalam pergerakan inflasi menuju target sasaran 2%," tulis The Fed dalam pernyataan resminya.

Inflasi AS menanjak ke 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024, dari 3,2% (yoy) pada Februari 2024. Inflasi AS juga diprediksi akan sulit turun drastis karena ekonomi mereka yang masih kencang dan ada pemilihan umum pada November mendatang.

'Komite tidak akan memangkas target (suku bunga) sampai kami lebih percaya diri melihat inflasi bergerak ke arah 2% secara berkelanjutan," tambah The Fed.

Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat FOMC mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
Data yang ada saat ini belum membuat mereka yakin untuk memangkas suku bunga.


"Sejauh ini, data yang ada tidak membuat kami lebih percaya diri. Sepertinya butuh waktu lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk membuat kami lebih yakin. Kami akan tetap mempertahankan suku bunga seperti saat ini selama mungkin jika diperlukan," tutur Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.

Kendati belum mengisyaratkan pemangkasan, The Fed memberi kode keras soal kemungkinan kenaikan suku bunga.

Powell menegaskan jika The Fed tidak berencana untuk mengerek suku bunga tahun ini. Pernyataan tersebut menghapus ekspektasi sebagian pelaku pasar yang semula melihat ada peluang kenaikan kembali suku bunga The Fed.

"Saya rasa tidak mungkin kenaikan suku bunga ada dalam kebijakan ke depan. Saya tegaskan tidak mungkin," ujarnya.

Powell juga menegaskan jika The Fed akan tetap independen dalam menentukan kebijakan suku bunga menjelang pemilihan umum di AS. AS akan menggelar pemilu legislatif dan presiden pada November mendatang.

The Fed Kurangi Tapering QE

Selain kebijakan suku bunga, The Fed dalam FOMC kemarin juga mengumumkan jika mereka akan memperlambat pengurangan (tapering) quantitative easing (QE). Kebijakan tersebut akan berlaku pada 1 Juni 2024.

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia pada Maret 2020, The Fed menerapkan kebijakan program pembelian obligasi (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan. QE membuat neraca The Fed melonjak menjadi nyaris US$ 9 triliun atau sekitar Rp 146.295 triliun (kurs US$1= 16.255).

Neraca mereka sudah berkurang jauh dari hampir US$ 9 triliun pada Juni 2022 menjadi US$ 7,4 triliun seperti saat ini.

Besarnya nilai neraca tersebut yang dikurangi oleh The Fed. Artinya obligasi yang dimiliki akan dilepas sehingga menyerap kembali likuiditas.

Nilai QE tersebut sudah dikurangi (tapering) sejak November 2021. Pembelian aset semula hanya dipangkas US$ 15 miliar yakni US$ 10 miliar untuk obligasi pemerintah dan US$ 5 miliar untuk aset beragun kredit properti (mortgage-backed securities).

Pemangkasan diperbesar menjadi US$ 105 miliar pada Desember 2021.

Dalam rapatFOMCkemarin, The Fed menyepakati nilai tapering akan diperkecil dari US$ 60 miliar per bulan (Rp 975,3 triliun) menjadi US$ 25 miliar per bulan (Rp 406,38 triliun) pada 1 Juni mendatang. Pemangkasan mortgage-backed securities tetap maksimal US$ 35 miliar

Dengan mengurangi pembelian aset, The Fed berkontribusi pada higher for longer. Pasalnya, jika mereka melepas kepemilikan obligasi ke pasar maka ada buyer yang membelinya dan bunga tinggi dibutuhkan untuk menarik pembeli.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation