Sectoral Insight

Kabar Ini Bikin Pemilik Emas Bersedih, Apa Itu?

Revo M, CNBC Indonesia
03 January 2024 16:10
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi terjadi di tahun 2024 tidak serta merta membuat harga emas melonjak lebih tinggi. Hal ini disebabkan terdapatnya aset investasi lainnya yang akan menarik investor.

Dalam tiga hari terakhir perdagangan, tercatat harga emas dunia mengalami depresiasi dari titik tertingginya sepanjang 2023 yakni di level US$2.077 menjadi US$2.058 pada Selasa (2/1/2024).

Hal ini terjadi di tengah kuatnya indeks dolar Amerika Serikat (DXY) yang melonjak ke angka 102,24 pada Selasa pekan ini atau menguat tiga hari beruntun.

Sebagai informasi, harga emas melonjak sekitar 13% pada tahun 2023 yang merupakan kenaikan tahunan pertama sejak tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024.
Harga emas melonjak setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal pemangkasan suku bunga pada tahun ini.

"Ketika kita melihat seberapa besar kenaikan harga emas yang diperoleh dari ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2023, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan pada tahun 2024 ketika bank sentral benar-benar mulai melonggarkan kebijakan mereka," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, dilansir dari CNBC International.

Untuk diketahui, bank-bank sentral di negara maju diperkirakan akan mulai menurunkan biaya pinjaman pada paruh pertama tahun 2024, membalikkan sebagian dari pengetatan kebijakan agresif mereka sejak tahun 2022.

Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell tampaknya akan segera melakukan perubahan, mengingat inflasi di AS telah menurun dengan cepat.

Dalam dokumen "dot plot" Desember 2023 tercatat bahwa anggota komite memperkirakan setidaknya tiga kali penurunan suku bunga AS pada tahun 2024.

Sebanyak delapan anggota memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga setidaknya 75 bps pada tahun depan sementara lima lainnya memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih dari 75 bps. Median ekspektasi suku bunga ada di angka 4,6% dalam dot plot terbaru, turun dibandingkan 5,1% pada proyeksi September.

Pasar telah mengantisipasi secara luas keputusan untuk tetap mempertahankan suku bunga tersebut, yang dapat mengakhiri siklus kenaikan suku bunga sebanyak 11 kali, mendorong suku bunga The Fed ke level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun.

The FedFoto: Assesment of FOMC Participant
Sumber: Dokumen Dot Plot The Fed

Sementara berdasarkan survei dari perangkat CME FedWatch pada 3 Januari 2024 menunjukkan bahwa The Fed tampak akan melanjutkan penahanan suku bunganya pada pertemuan Januari 2024 dan mulai memangkas suku bunganya pada Maret 2024.

Pemangkasan suku bunga The Fed diproyeksi mulai dilakukan pada Maret 2024 sebesar 25 bps hingga September 2024 dengan total 125 bps dan hingga Desember 2024 sebesar 150 bps hingga menjadi 3,75-4%.

CMEFoto: Meeting Probabilities of The Fed
Sumber: CME FedWatch Tool

Secara teori, ketika suku bunga AS menurun, maka dolar AS akan akan ikut tergelincir dan harga emas merangkak naik termasuk logam lainnya seperti perak dan platinum. Pasalnya, emas diperjualbelikan dalam US dolar sehingga dolar yang melemah akan membuat pembeli emas, terutama luar AS, lebih sedikit mengeluarkan uang untuk membeli emas. Sang logam muliapun kembali diburu.

Pemangkasan suku bunga juga secara  teori akan menekan imbal hasil US Treasury. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil membuat emas lebih menarik.

Kendati demikian, suku bunga adalah pendorong utama imbal hasil obligasi pemerintah, yang cenderung berkorelasi kuat dengan emas, terutama surat berharga yang terkait dengan inflasi. Tidak seperti obligasi, emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga 

Namun yang patut dicermati yakni emas tidak memberikan kupon layaknya obligasi. Hal ini menjadi sentimen negatif bagi harga emas dunia karena emas menjadi semakin kurang menarik di mata investor. Berbeda halnya dengan obligasi yang menawarkan kupon secara rutin dengan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi.

 

Oleh karena itu, pemangkasan suku bunga yang berpotensi terjadi di 2024 tampaknya tidak serta merta membuat harga emas dunia terbang tinggi melainkan bahkan diperkirakan akan turun.

Dilansir dari Wall Street Journal, analisis terhadap siklus pelonggaran The Fed sejak tahun 1970an yang dilakukan oleh Skylar Montgomery, direktur strategi makro di TS Lombard, menunjukkan bahwa harga emas rata-rata sedikit meningkat dalam 12 bulan setelah suku bunga mulai turun, namun tidak selalu demikian. Faktanya, angka tersebut cenderung turun cukup signifikan pada tahun 1980an hingga 1998.

WSJFoto: Harga Emas 12 Bulan Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga
Sumber: TS Lombard

Di tengah berbagai sentimen yang ada, harga emas dunia tampak masih cukup menarik di 2024 mengingat negara-negara yang memiliki ketertarikan budaya terhadap logam, seperti India, tumbuh dengan baik.

Sementara itu, perlambatan sektor pertambangan telah membatasi pasokan. Dan bank sentral sendiri telah muncul sebagai pembeli besar dalam upaya mereka untuk mendiversifikasi cadangan devisa.

Selain itu, kondisi krisis yang terjadi pada Maret 2023 (Silicon Valley Bank) lalu pun mengajarkan bahwa emas menjadi aset safe haven yang dicari investor. Hal ini berujung pada apresiasi harga emas dunia akibat tingginya permintaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation