
5 Faktor Ini Buat Emas Menggila, Rekor Demi Rekor Tumbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2023 harga emas di pasar spot melonjak sekitar 13%. Sang logam mulia juga menyentuh level tertinggi sepanjang tahun 2023 sekaligus sepanjang masa (bukan di penutupan) pada 4 Desember 2023 di level US$2.135,4 per troy ons.
Harga emas juga mencetak rekor dua kali pada bulan ini yakni pada awal Desember 2023 di US$ 2.070,9 per troy ons. Hanya dalam kurun waktu 26 hari, rekor emas kembali pecah di posisi US$ 2.077,16 per troy ons kemarin, Rabu (27/12/2023).
Sebelum Desember, rekor terbaik emas adalahpada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.
Emas telah lama dikenal sebagai lindung nilai yang tahan terhadap inflasi dan dengan inflasi yang jauh di atas target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sebesar 2%, banyak pelaku pasar yang mencari perlindungan dari emas. Emas juga merupakan diversifikasi portofolio dan secara umum merupakan penyimpan nilai yang baik dalam jangka panjang.
Sehingga ketika ekonomi sedang kacau atau bergejolak justru emas paling diincar oleh para investor. Kenaikan harga emas sepanjang tahun 2023 didorong oleh beberapa sentimen negatif dari ekonomi yang mendorong emas terus melaju lebih tinggi.
Namun, penguatan emas tahun ini digerakkan oleh optimisme pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed yang diproyeksi mulai dovish. Berikut sejumlah alasan mengapa emas begitu perkasa tahun ini:
1. The Fed mulai dovish
The Fed menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada 15 Desember lalu. The Fed juga mengisyaratkan untuk memangkas suku bunga sebesar 75 bps atau sebanyak tiga kali tahun depan. Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.
Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengatakan jika inflasi sudah bergerak sesuai keinginan The Fed. Powell menjelaskan jika pembicaraan pemangkasan suku bunga memang sudah ada dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan ini. Pernyataan Powell ini jauh lebih lunak dibandingkan pada pertemuan November lalu di mana dia menegaskan masih terlalu premature memikirkan pemangkasan suku bunga.
Dokumen "dot plot" The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga. Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga.
The Fed menjadi kryptonit bagi emas sepanjang tahun lalu. Emas ambruk karena The Fed sangat agresif. Kebijakan The Fed yang agresif membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melambung. Akibatnya, emas pun ambruk,
The Fed mulai berbalik arah dengan memberi sinyal dovish pada Desember. Dolar dan US Treasury pun ambruk dan emas menguat.
2. Ambruknya Dolar AS
Sepanjang tahun 2023, indeks dolar AS telah mengalami penurunan sebesar 2,45% hingga perdagangan kemarin Rabu (27/12/2023) di level 100,98. Penurunan tersebut membuat indeks dolar jatuh ke level terendah dalam lima bulan, dan mencatat penurunan tahunan pertama sejak tahun 2020.
Penurunan dolar AS membuat emas batangan menjadi lebih menarik untuk dikoleksi para investor karena lebih terjangkau harganya. Turunnya indeks dolar ditekan dari sentimen perekonomian AS yang diprediksi mulai melambat telah meyakinkan investor bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga pinjaman dan akan segera beralih ke pemotongan suku bunga.
Indeks dolar jatuh di tengah optimisme pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed yang diyakini akan dovish. Optimisme itu muncul setelah inflasi AS melandai.
Indeks harga konsumen (CPI)atau inflasi pada November 2023 menjadi 3,1% (year on year/yoy) turun dari 3,2% pada bulan Oktober 2023.
![]() |
Seperti pada Oktoberr 2023, harga bensin merupakan kontributor besar terhadap penurunan inflasi pada November. Harga bensin turun 6% di November. Bensin telah turun 5% pada bulan Oktober.
Melambatnya inflasi membuat The Fed lebih dovish terhadap kenaikan suku bunga, hal ini membuat dolar makin melemah, daya tarik emas akan menjadi lebih menarik.
Sejalan dengan CPI, konsumsi pribadi warga Amerika Serikat (AS) atau dikenal Personal Consumption Expenditure (PCE) melemah pada November.
Inflasi PCE inti tercatat0,1% (month to month/mtm) dan 3,2% (year on year/yo), sesuai ekspektasi pasar.Inflasi head atau umum PCE tercatat 2,6% (yoy) pada November, terendah sejak Februari 2021.
Pergerakan inflasi inti PCE merupakan pertimbangan utama The Fed dalam menentukan suku bunga.
3. Turunnya Imbal US Treasury
Harga emas juga melonjak sejalan dengan penurunan imbal hasil US Treasury setelah pernyataan dovish dari pejabat The Fed. Bank sentral paling berkuasa di dunia tersebut memang menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% dalam rapat Desember 2023. Namun, mereka mengisyaratkan akan memangkas suku bunga jangka pendek sebanyak tiga kali pada tahun 2024 di tengah menurunnya inflasi.
Chairman & Managing Member Greathill Capital, Thomas J. Hayes mengatakan dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, bahwa keputusan The Fed untuk mendinginkan ekonomi AS sekaligus menghindari resesi belum pernah dilakukan sebelumnya dan disebut pasar sebagai "Immaculate disinflation".
The Fed diharapkan bisa menurunkan inflasi tanpa merusak pasar tenaga kerja dan mulai mengambil langkah dovish serta berencana memangkas suku bunga sehingga sentimen ini menjadi pendorong optimisme pasar saat ini.
Dovishnya kebijakan The Fed membuat imbal hasil Treasury AS kembali melandai, makin menjauhi level tertingginya sejak 2007 silam. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun melandai menjadi 3,79% pada perdagangan Rabu (27/12/2023), menjadi level terendah sejak 24 Juli 2023 atau lima bukan terakhir.
Penurunan imbal hasil US Treasury 10 tahun karena investor mempertimbangkan prospek kebijakan moneter dan pasar keuangan untuk tahun mendatang. Pada minggu terakhir perdagangan tahun 2023, investor mempertimbangkan arah suku bunga ke depan dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada perekonomian dan pasar keuangan AS.
Awal bulan ini, The Fed mengindikasikan bahwa suku bunga akan dipotong tiga kali pada tahun depan, dengan penurunan lebih lanjut diperkirakan terjadi pada 2025 dan 2026, karena inflasi telah "mereda selama setahun terakhir."
Namun ketidakpastian masih berlanjut mengenai kapan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga. Perangkat FedWatch dari CME Group memperkirakan pemotongan suku bunga lebih dari 70% pada pertemuan Maret.
4. Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi melambat
Pertumbuhan PDB tahunan di Amerika Serikat diperkirakan akan melambat menjadi 1,5% pada 2023 dan 0,9% pada 2024 karena ketatnya kebijakan moneter mengurangi tekanan permintaan.
Namun, diketahui Ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2023. Berdasarkan data estimasi kedua dari Biro Analisis Ekonomi AS, realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.
Adapun pada kuartal sebelumnya,pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1% setelah turun selama tiga kuartal berturut-turut. Hasil pada kuartal III pun menandai pertumbuhan terkuat sejak kuartal terakhir 2021.
Perlambatan ekonomi AS akan memberi tekanan lebih kepada The Fed untuk mengendurkan kebijakan sehingga berdampak positif ke emas.
5. Perang Israel-Hamas
Kenaikan harga emas juga didorong dari ketidakpastian geopolitik akibat perang Israel-Hamas. Bentrokan militer antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe-haven.
Konflik Israel-Hamas pun meluas ke negara lainnya. Beberapa perusahaan pelayaran hingga kapal tanker gas alam cair (LNG) memutuskan untuk menghindari jalur perdagangan utama Timur-Barat dunia. Keputusan diambil menyusul serangan yang dilancarkan oleh kelompok Houthi Yaman terhadap kapal komersial di ujung selatan Laut Merah.
Serangan-serangan tersebut meningkatkan kekhawatiran terkait gangguan terhadap perdagangan internasional. Selain itu juga mendorong pasukan internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk berpatroli di perairan dekat Yaman.
Serangan-serangan tersebut membuat upaya kapal mencapai Terusan Suez menjadi lebih berbahaya. Sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia transit di kanal tersebut dan 4-8% kargo LNG global telah melewati kanal tersebut pada tahun 2023.
Kini, Amerika Serikat (AS) telah membentuk pasukan tugas maritim baru untuk melindungi kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah dari serangan Houthi.
AS menyebut memberi sandi pasukan tugas baru ini dengan Operation Prosperity Guardian. Pasukan ini merupakan gabungan dari pasukan AS, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Pasukan tugas tersebut nantinya akan dijalankan di bawah payung kelompok yang sudah ada sebelumnya di wilayah tersebut, yaitu Pasukan Maritim Gabungan, dan kepemimpinan Satuan Tugas 153, yang berfokus pada Laut Merah.
Meningkatnya serangan Houthi baru-baru ini dapat mengancam arus bebas perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah dan melanggar hukum internasional.
Emas sering kali dianggap sebagai aset safe-haven pada saat terjadi gejolak geopolitik, ketidakpastian ekonomi, atau ketidakstabilan pasar keuangan. Perang Israel-Hamas yang belum usai dan makin meluas diperkirakan akan semakin mendongkrak harga emas.
Lima poin tersebut yang mendorong harga emas hingga saat ini.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)