Harga Batu Bara Loyo Lagi, Kena 'Gebuk' India dan China

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
24 December 2023 08:10
A man climbs a steep ridge with a basket of coal scavenged from a mine near Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Seorang pria mendaki punggung bukit yang curam dengan sekeranjang batu bara yang diambil dari tambang dekat Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara sempat jatuh ke level psikologis US$130 per ton dalam pekan ini, sebelum berhasil kembali ke level psikologis US$140 per ton. Harga batu bara bergejolak jelang libur Natal dan akhir pekan setelah persediaan yang menumpuk dan turunnya permintaan.

Pada perdagangan Jumat (22/12/2023), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$141,25 atau bergerak turun 0,28%. Sama halnya dalam pergerakan secara mingguan, dalam sepekan harga batu bara telah anjlok 1,05%.

Penurunan harga terjadi seiring dengan impor batu bara India turun 14% menjadi 9,36 juta ton secara bulanan pada separuh pertama bulan ini (1-15 Desember), menurut data kapal Coal Mint.

Terbatasnya impor India terjadi akibat perusahaan pertambangan milik negara Coal India Ltd (CIL) melanjutkan kinerjanya yang kuat dalam hal produksi batu bara pada bulan November 2023. Produksi CIL naik sebesar 9% secara tahunan (yoy) menjadi 66 juta ton.

Impor turun di tengah krisis pasokan akibat kemacetan di Terusan Panama yang juga mempengaruhi pergerakan kargo. Selain itu, pembelian di India tetap berada di sisi yang lebih rendah karena rendahnya permintaan listrik dan tingginya produksi dalam negeri. Pengguna akhir di India sebagian besar mengadopsi pendekatan tunggu dan lihat (wait-and-watch) untuk mengantisipasi penurunan harga lebih lanjut.

Kemudian, pengiriman dari Afrika Selatan tercatat sebesar 1,04 juta ton pada periode yang sama, turun sebesar 28% bulan-ke-bulan dibandingkan 1,44 juta ton pada periode yang sama di bulan November.

Sementara dari Eropa terjadi peningkatan pasokan, khususnya gas yang sudah disiapkan beberapa bulan lalu menjelang musim dingin. Melansir Montel News, Harga batu bara Eropa dapat melanjutkan posisi terendah dalam lima bulan saat ini hingga sisa tahun 2023.

Penurunan harga batu bara Eropa terjadi seiring dengan batu bara termal Indonesia yang terus tertekan sejak 2 pekan lalu. Mengutip CoalMint, harga batubara dengan CV rendah (3400 GAR) turun sebesar US$ 0,46 per ton menjadi US$37,96 per ton, sementara harga batubara dengan CV tinggi (5800 GAR) naik sebesar US$0,38 per ton menjadi US$93,16 per ton.

Harga berada di sisi yang lebih rendah karena lemahnya permintaan dari pembeli utama di Asia seperti India dan China. Pasar tampaknya memiliki cukup persediaan saat ini.

Adapun, produksi batu bara global diperkirakan meningkat 1,8% pada 2023 setelah naik 7% pada tahun sebelumnya, menandai rekor tertinggi barunya sepanjang masa.

Menurut laporan batu bara terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), China, India, dan Indonesia adalah tiga produsen batu bara terbesar di dunia.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation