Review Sepekan

Terima Kasih China-India! Harga Batu Bara Terbang 2% dalam Sepekan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
25 February 2024 11:00
A man climbs a steep ridge with a basket of coal scavenged from a mine near Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Seorang pria mendaki punggung bukit yang curam dengan sekeranjang batu bara yang diambil dari tambang dekat Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu terus mengalami penguatan hingga penutupan akhir pekan ini. Harba batu bara terdorong dari peningkatan pembangkit listrik tenaga batu bara di China dan lonjakan permintaan India hingga peningkatan ekspor batu bara Indonesia.

Menurut data dari Refinitiv pada perdagangan Jumat (23/02/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Maret ditutup menguat 0,40% di level US$125,25 per ton. Dalam sepekan harga batu bara telah melesat 2,04%.

China sebagai produsen batu bara terbesar di dunia, telah menetapkan batas puncak permintaan batu bara pada 2025. Dengan hanya setahun lagi, pertumbuhan produksi batu bara di China perlu melambat.

China sebagai penyumbang polusi karbon terbesar di dunia, yang kini berisiko tidak mencapai target iklimnya setelah menyetujui puluhan pembangkit listrik batu bara baru.

Meskipun berkomitmen untuk "mengendalikan secara ketat" kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru, China juga mempercepat persetujuan pembangunan pembangkit listrik batu bara baru setelah mengalami kekurangan pasokan listrik pada tahun 2021.

Menurut analisis dari Global Energy Monitor (GEM) dan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), dalam dua tahun terakhir, China telah menyetujui pembangunan pembangkit listrik batu bara sebesar 218 GW, setara dengan pasokan listrik seluruh Brasil.

Pada 2023 saja, China menyetujui 114 GW kapasitas pembangkit listrik batu bara baru, naik 10% dari tahun sebelumnya. Konstruksi dimulai untuk 70 GW pembangkit baru, sementara 47 GW lainnya mulai beroperasi.

Aksi drastis diperlukan agar China dapat mencapai target karbon dan intensitas energi pada 2025, dan kemungkinan besar akan kesulitan mencapai target untuk meningkatkan andil energi non-fosil dalam total energi mencapai 20% pada tahun yang sama.

Beralih ke India, penguatan harga batu bara juga sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah India. Mengutip Money Control, Pemerintah India sedang merancang kebijakan untuk menawarkan batu bara untuk proyek gasifikasi batu bara.

M. Nagaraju, Sekretaris dan wakil otoritas di Kementerian Batu Bara, menyampaikan rencana pemerintah dalam pertemuan dengan pemangku kepentingan industri di Mumbai pada 21 Februari. Ia menyatakan bahwa pemerintah berupaya untuk memastikan ketersediaan batu bara jangka panjang untuk proyek gasifikasi.

Kebijakan gasifikasi batu bara berpotensi meningkatkan permintaan, sehingga turut menjadi sentimen penguatan harga.

Selain itu, India sebagai konsumen batu bara terbesar kedua di dunia ini, mencatat peningkatan kedatangan kapal batu bara di pelabuhan-pelabuhan. Data Coal Mint menunjukkan bahwa impor India naik 9% secara bulanan (month to month/mom pada paruh pertama Februari 2024 menjadi 10,77 juta ton dibandingkan dengan 9,92 juta ton pada setengah bulan pertama Januari.

Coal India Ltd (CIL), perusahaan tambang milik negara India, juga melaporkan kinerja yang kuat dengan produksi batu bara naik 9,1% yoy menjadi 78,4 juta ton pada Januari. Pada 2024 (April-Januari), total produksi CIL mencapai 610,3 juta ton, meningkat 10,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada 23.

Peningkatan impor batu bara India didorong oleh harga yang menarik dan permintaan yang meningkat dari berbagai industri. Faktor ini menjadi sentimen pendukung penguatan harga batu bara secara global.

Kenaikan harga batu bara tak lepas dari kinerja ekspor Indonesia, sebagai eksportir utama batu bara termal di dunia. Melansir Reuters, proyeksi pengiriman dua bulan pertama 2024 melonjak hampir 25% dibanding periode yang sama pada 2023, mencapai rekor tertinggi. Hal ini mengindikasikan adanya lonjakan permintaan batu bara pada awal 2024 ini.

Menurut data pelacakan kapal dari Kpler, ekspor batu bara Indonesia yang digunakan dalam pembangkit listrik berpotensi melampaui 90 juta metrik ton untuk Januari dan Februari 2024, naik 24% dari dua bulan yang sama pada 2023. Pada 2023, total ekspor batu bara Indonesia mencapai 504,6 juta ton, dan jika laju ekspor tahun ini terus berlanjut, 2024 akan mencetak rekor baru.

China, India, Korea Selatan, dan Filipina menjadi pasar utama bagi batu bara Indonesia tahun ini, masing-masing menyumbang 33%, 15%, 5,8%, dan 5,1% dari total pengiriman. Bersama dengan Jepang, mereka juga menjadi lima besar tujuan ekspor utama pada 2023.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation