
Gibran Sebut Ekspor Nikel Tembus US$33 Miliar, Cek Faktanya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan ekspor nikel Indonesia melonjak menjadi US$ 33 miliar setelah ada hilirisasi.
Gibran menjelaskan angka tersebut melonjak drastis dari sebelum program hilirisasi digalakkan yakni sekitar US$ 3 miliar.
"Saya akan memberikan solusi paling konkrit. Solusi paling konkrit adalah hilirisasi. Kita jangan lagi kirim barang mentah. Kita harus mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri," tutur Gibran dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023).
Gibran mengatakan hilirisasi nikel menjadi contoh bagaimana industri dengan meningkatkan nilai tambah bisa mendongrak ekspor
"Contoh nikel, dulu sebelum ada hilirisasi ekspor hanya US$ 3 miliar. Sekarang setelah hilirisasi bisa jadi US$ 33 miliar. Ini baru nikel belum tembaga, timah dan lain-lain," imbuhnya.
Gibran menyebut lonjakan nilai ekspor nikel saat debat membahas apa upaya cawapres untuk menggenjot perdagangan. Sebagai catatan, pemerintah Indonesia resmi melarang ekspor bijih mineral nikel sejak Januari 2020 dan fokus pada hilirisasi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor bijih nikel pada 2010-2019 atau 10 tahun, rata-rata mencapai US$ 710,095 juta dengan volume menembus 23,28 juta ton.
Sementara itu, ekspor ferro nikel mencapai US$ 789,43 juta dengan volume mencapai 485.521 ton. Ekspor nikel dan barang daripadanya mencapai US$ 928,57 juta dengan volume 97 ribu ton.
Khusus pada 2022, ekspor ferro nikel mencapai US$ 13,621 miliar atau melesat 424,8%% dibandingkan sebelum larangan ekspor pada 2019. Ekspor nikel dan barang daripadanya mencapai US$ 5,98 miliar, terbang 635,2% dibandingkan sebelum larangan ekspor pada 2019.
Ferro nikel merupakan bahan utama dalam pembuatan besi baja tahan korosi dan besi baja tahan panas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]