Newsdata

Konversi ke Mobil Listrik Banyak Hambatan, Ini Faktanya

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 December 2023 15:40
Dituding Tak Dukung Mobil Listrik, Pabrikan Jepang Ini Buat Charging Spot Gratis. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Dituding Tak Dukung Mobil Listrik, Pabrikan Jepang Ini Buat Charging Spot Gratis. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan transisi dari kendaraan konvensional berbasis bensin ke kendaraan listrik semakin mendesak dan harus segera dilakukan karena perubahan iklim dan polusi udara yang kian parah.

"Kita harus buat kebijakan-kebijakan baru yang bisa menarik masuknya (investasi) kendaraan listrik, kita harus konversi combustion fuel ke elektrifikasi. Ini tantangan," ujar Arifin dalam Economic Outlook 2024, Jumat (22/12/2023).

Dia menegaskan, industri pendukung kendaraan listrik yang memadai harus dibangun, untuk mencapai skala ekonominya. Dengan begitu adaptasi kendaraan listrik bisa lebih masif dan sesuai dengan target pemerintah.

Pasalnya, jika tidak ada industri pendukung maka skala keekonomian pun akan sulit tercapai.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik 600 ribu unit pada 2030 untuk roda empat, dan 2,45 juta unit untuk roda dua.

"Kita harus bangun infrastruktur energi, kita harus bisa siapkan energi yang terjangkau dan menarik investasi sehingga masuk ke dalam negeri," ujarnya.

Penjualan mobil listrik bertambah signifikan dalam setahun terakhir.

Menurut data GAIKINDO pada Agustus 2023, penjualan mobil listrik mencapai 1.331 unit. Sementara paling tinggi pada Desember 2022 sebesar 2.400 unit.

Penjualan mobil listrik pun mulai mengalami stagnasi. Ini karena keterbatasan model yang membuat masyarakat tidak memiliki banyak pilihan model mobil listrik. Kedua, harga mobil listrik yang dijual di Indonesia masih terhitung mahal. Dan yang terakhir, adalah karena infrastruktur yang masih belum lengkap di dalam negeri.

(ras/ras)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation