Debat Apindo Capres 2024

Ini Jurus Ganjar Bawa Ekonomi RI Terbang 7%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 December 2023 21:15
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberikan pemaparan dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Presiden Nomor urut 2, Ganjar Pranowo berkomitmen untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di level 7%.

Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7%, Gnnjar mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut. Adapun salah satunya yakni penegakan hukum yang kuat dan tidak tebang pilih.

"Penegakan hukum harus kuat untuk ekonomi tumbuh 7%, dan kalau kita mau jadi negara maju di 2045, ekonomi tumbuh 7% jangan ditawar," ujar Ganjar dalam acara Dialog Apindo Capres 2024, di Jakarta, Senin, (11/12/2023).

Dalam kurun waktu 10 tahu terakhir,  rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,2%. Ekonomi Indonesia memang sempat melambung ke level 7,08% (yoy) pada kuartal II-2021. Namun, lonjakan pertumbuhan lebih disebabkan oleh basis perhitungan yang sangat rendah pada kuartal II-2020 yakni kontraksi sebesar 5,32% (yoy).

Ganjar mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7%, banyak "PR' yang perlu dibenahi oleh calon presiden mendatang. Salah satunya yakni pengembangan dari digital ekonomi, sumber daya manusia (SDM), dan industrialisasi yang benar. Tak hanya itu, pendidikan juga perlu diperhatikan karena pendidikan sendiri menjadi bagian penting dari pembentukan SDM yang unggul.

"Ada digital ekonomi, upskilling SDM, industrialisasi bernilai tambah, dan pendidikan unggul," imbuh mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Untuk bidang pendidikan unggul, Ganjar membuat program di mana masyarakat dapat mengakses pendidikan gratis dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan Tinggi.

Bahkan, Ganjar mengadakan program 1 keluarga miskin, 1 sarjana. Maksud dari program ini adalah setiap keluarga miskin diberi keringanan untuk mengakses hingga perguruan tinggi. Dalam satu keluarga setidaknya ada satu anak yang dapat melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.

Dari industrialisasi, Ganjar menciptakan wajib cipta lapangan pekerjaan, di mana diperkirakan ada 17 juta lapangan kerja yang tersedia. Selain itu, para buruh juga akan diberdayakan melalui upskilling sehingga kelasnya bisa dinaikan.

Tak hanya itu saja, Ganjar akan memberikan insentif fiskal yang di mana hal ini akan memenuhi daya saing lokal melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan perekrutan pekerja lokal atau dalam negeri. Lainnya dari ketenagakerjaan, Ganjar membentuk program kurikulum siap kerja, penegakan UMR, dan KTP SAKTI-BPJamsostek yang saling terintegrasi untuk semua pekerja formal dan informal.

Adapun lainnya, Ganjar juga akan membangun jaringan listrik agar masyarakat yang berada di pelosok-pelosok yang hingga kini masih belum terjamah listrik dapat menikmati seperti layaknya di kota-kota besar.

Ganjar berencana membangun "Tol Listrik Nusantara" di mana program ini akan meningkatkan daya listrik menjadi lebih besar. Adapun manfaat program ini tak lain juga untuk meningkatkan kestabilan sistem kelistrikan, mendorong peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT), dan meningkatkan daya saing industri dan ekonomi.

Mimpi Besar RI Bisa Tumbuh 7%

Pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pernah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Pada masa kampanye 2014, Presiden Jokowi berjanji menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Pada Agustus 2015, Jokowi kembali menegaskan jika ekonomi Indonesia akan meroket setelah kuartal II-2015 hanya tumbuh 4,97% (year on year/yoy).

Pertumbuhan ekonomi bahkan melenceng jauh dari yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pada dokumen RPJMN disebutkan jika ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 6% pada 2022 pada skenario optimis sementara di skenario moderat di 5,7%. Kenyataannya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,31%.

Dalam tiga tahun terakhir (2020-2022), realisasi ekonomi sangat jauh melenceng dibandingkan skenario optimis dan moderat pada RPJMN. Kondisi bertolak belakang bahkan terjadi pada 2020 di mana ekonomi Indonesia dihantam pandemi Covid-19.

Salah satu faktor melesetnya pertumbuhan ekonomi dibandingkan target pada 2020-2022 adalah pertumbuhan investasi yang jauh di bawah rata-rata.Investasi diharapkan tumbuh 6,6-7% tetapi hanya tumbuh di kisaran 3%.

Dari sisi lapangan usaha, pemberat utama ada di sektor konstruksi. Sektor tersebut diharapkan tumbuh di kisaran 6% tetapi hanya tumbuh di kisaran 2%. 

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation