Babak Baru Dimulai di Era Prabowo, RI Tak Sama Lagi di Mata Investor

mae, CNBC Indonesia
13 May 2024 12:50
Habiskan Rp500 T, Ini Daftar Alutsista yang Dibeli Prabowo
Foto: Infografis/ Habiskan Rp500 T, Ini Daftar Alutsista yang Dibeli Prabowo/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada akhir tahun ini diperkirakan akan menembus US$ 5.000. PDB per kapita sebesar itu menjadi milestone bagi sebuah negara untuk memiliki standar hidup yang lebih baik.

PDB per kapita sebesar US$ 5.000 juga menjadi penting bagi investor yang akan berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan usaha di Indonesia, terutama sektor consumer goods.

Begitu pentingya milestone US$ 5.000 sampai ada istilah "ekonomi sebuah negara dimulai saat PDB per kapita US$ 5.000".

Dimulainya era milestone PDB per kapita US$ 5.000 berbarengan dengan era pemerintahan baru Prabowo Subianto. Prabowo akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober mendatang.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan PDB per kapita di Indonesia per akhir 2023 mencapai PDB per kapita mencapai US$4.919,7 atau sekitar Rp 79,06 juta per tahun (US$1= Rp 16.070). Bila dirata-rata dalam sebulan maka penghasilannya mencapai Rp 6,6 juta per bulan.

"PDB kita akan di atas US$ 5.000. Ini adalah milestone yang penting. Kalau PDB per kapita US$ 5.000 sudah memiliki penghasilan lebih membeli kebutuhan tersier. Tidak lagi hanya membeli kebutuhan pokok," tutur Executive Director JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan dengan adanya penghasilan lebih untuk membeli kebutuhan tersier maka investasi terkait kebutuhan tersier diharapkan akan meningkat. Termasuk di antaranya adalah consumer goods dan sektor keuangan. Kondisi ini akan memicu investor masuk ke Indonesia secara signifikan.

Menurutnya, Indonesia akan sangat menarik di mata investor.

"Kalau PDB per kapita US$ 3.000-4.000 buat makan. Kita tuh pas-pasan. Kalau US$ 5.000, hitung-hitungannya sudah ada yang bisa disisihkan," imbuh Henry.

Henry berharap ekonomi Indonesia mampu tumbuh konsisten seperti China saat memasuki PDB per kapita US$ 5.000.

Data Bank Dunia menunjukkan China mulai memasuki PDB per kapita di atAs US$ 5.000 pada 2011. Setelah itu, China konsisten mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas double digit selama empat tahun beruntun rata-rata sebesar 7,36% pada 2011-2019.


"China pada 2011 menembus US$ 5.000 setelah itu dia terus one way up. Saya rasa Indonesia 10 tahun depan pun akan menarik," tuturnya.

Negara-negara besar di ASEAN hampir semuanya sudah menyentuh milestone PDB per kapita di atas US$ 5.000. Singapura mencapai milestone tersebut pada 1980 dan kini sudah menembus US$ 8.2807,63.

Thailand menembus level PDB per kapita US$ 5.000 pada 2011 dan kini ada di level US$ 6.909,96. Malaysia menyentuh milestone US$ 5.000 pada 2005 dan sekarang mencapai US$ 11.993,19.

Bank Dunia mengkelompokan sebuah negara berdasarkna PDB per kapita. Klasifikasinya sebagai berikut:

1. Negara pendapatan rendah memiliki pendapatan per kapita US$1.135 ke bawah

2. Negara pendapatan menengah bawah yakni mereka yang memiliki pendapatan per kapita US$1.146-4.465

3. Negara pendapatan menengah atas memiliki pendapatan per kapita US$4.466-13.845

4.Negara pendapatan tinggi adalah negara yang memiliki pendapatan per kapita di atas US$13.845

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation