Dolar- Surat Utang AS Mulai Ditinggal Investor, RI Tersenyum

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
01 December 2023 07:10
Ilustrasi bearish market vs bullish market
Foto: Pixabay/gerd Altmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang bakal melunak membuat indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi 10 tahunan AS (US Treasury) semakin melandai.

Hal tersebut potensi menjadi gambar gembira bagi pasar keuangan Tanah Air. Dengan kebijakan The Fed yang melandai maka investor mulai meninggalkan instrumen dolar AS dan US Treasury serta mengalihkan dananya ke instrumen di luar AS. Kondisi ini dapat menarik minat asing masuk lebih banyak ke pasar keuangan Tanah Air karena pergerakan harga instrumen di pasar keuangan RI lebih atraktf lebih atraktif.

Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS (DXY) pada, Kamis (30/11/2023) memang sedikit menguat ke 103,497. Indeks sebelumnya bergerak di level 102 pada Selasa dan Rabu pekan ini atau dalam level terendah selama tiga bulan terakhir.

Sementara itu pada pergerakan imbal hasil obligasi 10 tahunan AS (US Treasury) juga sedikit menguat ke 4,35% pada Kamis setelah jatuh. Tercatat, pada perdagangan kemarin, Rabu (29/11/2023) imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun jatuh ke 4,27%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 14 September 2023 atau sekitar 2,5 bulan terakhir.

Faktor melandai-nya yield obligasi tersebut dipengaruhi prospek kebijakan the Fed yang akan melunak pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir di tahun ini

Pasar memperkirakan suku bunga acuan AS akan dipertahankan lagi, berdasarkan kalkulasi CME FedWatch Tool probabilitas suku bunga dipertahan sudah mencapai 97,1%. Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga sejak Maret tahun lalu dengan 11 kali kenaikan ke level 5,25% - 5,50%.

Semakin melandai-ya yield US Treasury juga semakin meningkatkan spread terhadap yield benchmark obligasi Indonesia. Menghitung dari perdagangan kemarin spread kini berada di 236 basis poin (bps), sudah semakin membaik dibandingkan pada pertengahan Oktober lalu yang turun di bawah 200 bps.

Semakin besar spread antara US10Y dengan ID10Y menunjukkan minat investor yang kembali lagi Tanah Air. Hal ini semakin dibuktikan dengan inflow asing di pasar keuangan RI yang tercatat positif.

Pada pasar saham, selama sebulan terakhir asing net buy di seluruh pasar sebesar Rp816,27 miliar, dengan saham yang paling banyak diburu ada dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp919,2 miliar, kemudian disusul saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebesar Rp600,2 miliar dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 499,8 miliar.

Kemudian, dari lelang surat utang negara (SUN) terakhir kali pada Selasa (28/11/2023) menunjukkan minat asing yang masuk sebesar Rp13,13 triliun, ini merupakan yang tertinggi sejak 25 Juni 2023 atau selama lima bulan terakhir. Dari nilai tersebut, pemerintah menyerap Rp6,33 triliun.

Lainnya, ada dari data Bank Indonesia (BI) yang mencatat keseluruhan transaksi asing masuk ke dalam negeri dari periode 20 - 23 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,03 triliun (beli neto Rp1,59 triliun di pasar SBN, beli neto Rp300 miliar di pasar saham, dan beli neto Rp5,13 triliun di (SRBI).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation