
Saham Konglomerat Di Balik Prabowo-Gibran, Mana yang Menarik?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesta akbar kampanye pemilihan umum (pemilu) resmi dimulai hari ini, Selasa (28/11/2023) hingga 10 Februari 2024.
Kemudian pada 11 Februari 2024-13 Februari 2024 masuk masa tenang, sehingga capres dan cawapres tidak boleh lagi berkampanye. Pemungutan suara akan dilakukan 14 Februari 2024.
Kampanye dilaksanakan secara serentak meliputi kampanye pemilu presiden dan wakil presiden, kepala daerah, serta kampanye pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Salah satu pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kampanye tidak akan nampak seru jika tidak memiliki Tim Kampanye Nasional (TKN). Di kubu Prabowo-Gibran, terdapat deretan pengusaha konglomerat yang mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut dua ini.
Dengan dorongan dari para pengusaha konglomerat ini, tentunya akan mendorong pergerakan harga saham ke arah yang positif ketika nantinya pasangan capres dan cawapres ini berhasil memenangkan pemilu tahun 2024, dimana saham tersebut merupakan perusahaan yang dipimpin atau dimiliki oleh para pengusaha tersebut.
Berdasarkan yang sudah diumumkan oleh Sekretaris Umum TKN, Nusron Wahid, di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/11/2023), deretan pengusaha konglomerat di balik kubu Prabowo-Gibran itu antara lain:
1. Aburizal Bakrie, Grup Bakrie
Aburizal Bakrie atau pria yang biasa disapa Ical ini dikenal sebagai pengusaha kawakan dan pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar. Ical juga pernah menjabat Menteri Koordinator Perekonomian masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla pada 2004. Setahun kemudian, ia beralih tugas menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat hingga 2009. Ia juga pernah menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) selama dua periode 1994-2004.
Kini Ical berposisi sebagai dewan pembina di dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) dan mendukung capres dan cawapres nomor urut dua.
Dengan dukungan dari Ical, maka saham group Bakrie akan mendapat dorongan positif ketika capres dan cawapres yang mereka dukung menang dalam Pemilu 2024.
Berikut 11 perusahaan group bakrie yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Hatta Rajasa
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang pernah menjabat Ketua Umum di partai tersebut, juga dikenal sebagai pengusaha bidang minyak dan gas (Migas), serta tambang. Bisnisnya dijalankan di bawah PT Arthindo, PT Arthasia Cipta Pratama, dan PT Arthadaya Coalindo. Di masa Pemerintahan Presiden SBY, Hatta juga pernah menjabat berbagai posisi menteri, seperti Menteri Sekretaris Negara, Menteri Perhubungan, dan Menristek.
Sayangnya perusahaan dibawah naungan Hatta belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Hashim Djojohadikusumo
Berperan sebagai ketua dewan pengarah Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo merupakan pengusaha pemilik Arsari Grup. Usahanya mencakup sektor agro seperti perkebunan, energi, pertambangan dan bisnis-bisnis lain berbasiskan sumber daya alam.
Hashim mulai merintis usahanya, PT Era Persada, yang bergerak di bidang perdagangan dalam negeri. Setelah membangun Era Persada, Hashim mengelola sejumlah perusahaan, antara lain: PT Tidar Kerinci Agung pada 1984, PT Prahabima pada 1985, PT Bank Universal pada 1985, PT Ina Persada pada 1986, dan PT Tirtamas Majutama pada 1987.
Sayangnya perusahaan dibawah naungan Hashim belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Pandu Patira Sjahrir
Pandu merupakan keponakan dari Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Pandu merupakan pengusaha sekaligus Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
5. Putri K. Wardhani
Putri Kuswisnu Wardani dikenal sebagai pengusaha kosmetik. Ia merupakan bos perusahaan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT).
6. Erwin Aksa
Erwin Aksa menjadi pengusaha nasional mengikuti jejak sang ayah bersama Bosowa Group. Ia aktif sebagai pengusaha kondang nasional, usahanya merambah berbagai sektor lewat bendera Recapital Group.
Sayangnya Bosowa Group belum mencatatkan perusahaannya ke Bursa Efek Indonesia.
7. Theo Sambuaga
Nama Theo Sambuaga tak asing lagi di dunia bisnis Tanah Air. Theo Sambuaga merupakan Presiden Komisaris perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah Lippo Group, seperti PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Namun kini nama Theo Sambuaga telah tidak tercatat sebagai Presiden Komisaris di Lippo Group karena telah mengundurkan diri.
8. Totok Lusida
Ketua Dewan Pakar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga merupakan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI). Totok yang berlatar belakang sarjana farmasi, justru terjun sebagai pengusaha di bisnis properti yang tidak berhubungan dengan pendidikannya. Bisnis propertinya dijalankan melalui sejumlah perusahaan yang dia dirikan seperti PT Lusida Graha Makmur, PT Lusida Jaya Makmur, PT Lusida Mitra Makmur, PT Bangun Mitra Persada, dan sejumlah perusahaan lainnya.
Namun, sayangnya perusahaan properti yang didirikan Totok belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9. Wishnu Wardana
Wishnu Wardana merupakan Presiden Direktur / CEO PT Indika Energy tbk (INDY). Sejak tahun 2004, ia mendirikan Teladan Resources di bawah naungan PT. Teladan Prima Agro Tbk (TDLN), yang fokus bisnisnya adalah perkebunan sawit.
Demikian deretan nama-nama pengusaha konglomerat beserta perusahaannya di balik kubu Prabowo-Gibran.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
