Masih Bareng Rusia, Final Investasi Kilang Tuban Tuntas 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan keputusan akhir investasi atau Financial Investment Decision (FID) New Grass Root Refinery (NGRR) kilang Tuban bisa selesai pada tahun depan.
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menjelaskan saat ini pihaknya tengah menyiapkan tender 8 paket engineering, procurement, and construction (EPC) utama konsep EPC-Financing. Adapun, perusahaan juga tengah memproses persetujuan finansial advisor (FA) kepada shareholder termasuk dengan mitra yakni Rosneft.
"Kemudian persiapan dokumen FID internal untuk persetujuan investasi dan juga permintaan dukungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tuban untuk peningkatan keekonomian proyek. Insya Allah Maret 2024 FID bisa kita dapatkan harapannya dengan dukungan infrastruktur dan akses lahan kilang sesuai Joint Venture Agreement (JVA) Pertamina dan Rosneft," ujar Taufik dalam RDP bersama Komisi VII, dikutip Rabu (22/11/2023).
Selain itu, Taufik mengungkapkan bahwa saat ini proyek kilang Tuban sendiri membutuhkan pembangunan ruas Jalan Tol ruas Tuban dan Rel Kereta Api dari Babat-Tuban. Perusahaan juga meminta pelebaran jalan dan penguatan jembatan di ruas Gresik-Tuban untuk menunjang konstruksi. "Berikutnya pengusulan KEK tuban saat ini sedang kami persiapkan proposal KEK dan target approval KEK di kuartal 1 2024," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau Kilang Tuban masih tetap dikerjakan bersama mitra Rusia yakni Rosneft.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pengerjaan proyek Kilang Tuban oleh Pertamina bersama Rosneft masih berjalan. Hal ini merespon kabar hengkangnya perusahaan asal Rusia itu dari proyek strategis Presiden Joko Widodo tersebut.
"Pertamina nggak dalam posisi itu (mencari partner lain), bisnis saja yang terjadi kerjakan EPC, FID, tetap jalan. Sampai sekarang Rusia tetap ada di situ," kata Tutuka di Gedung Kementerian ESDM, Senin (16/10/2023).
Menurut Tutuka, opsi mencari partner atau menambah partner baru Kilang Tuban di luar kapasitas Pertamina. Namun yang pasti, pemerintah terus mendorong agar pengerjaan pembangunan Kilang Tuban dapat dilakukan secepat mungkin. "Itu di luar kapasitas Pertamina juga. Tapi yang ada saat ini adalah melaksanakan apa yang dilakukan secepat mungkin," katanya.
Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.
Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
(pgr/pgr)