CNBC Indonesia Research

Deretan Saham Murah & Masih Bisa Cuan Jumbo, Penasaran?

trp, CNBC Indonesia
15 November 2023 08:30
Bursa
Foto: Pexels/Kampus Production

Jakarta, CNBC Indonesia - Mencari saham dengan tingkat profitabilitas tinggi dan valuasi yang wajar adalah langkah yang tepat, terutama di situasi pasar yang volatil seperti akhir-akhir ini.

Di bawah ini, akan dibahas pentingnya mencari saham dengan Return on Equity (ROE) dalam lima tahun terakhir yang mencapai di atas 10% dan bagaimana metrik price-to-earnings ratio (PER) dapat menjadi faktor penentu dalam pemilihan saham.

Indeks yang akan dipakai untuk melakukan screening adalah indeks IDX30, yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

ROE adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari ekuitas pemegang sahamnya. Semakin tinggi ROE, semakin efisien perusahaan menggunakan modal yang diberikan oleh pemegang saham.

Para investor seringkali mencari saham dengan ROE yang tinggi karena ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang substansial dari modal yang diinvestasikan.

Investor yang bijaksana tidak hanya melihat ROE saat ini, tetapi juga melihat tren dalam jangka waktu yang lebih panjang. Menganalisis ROE dalam 5 tahun terakhir memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang konsistensi dan kinerja perusahaan.

Memilih saham yang menunjukkan peningkatan atau stabilitas ROE selama periode tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan profitabilitasnya.

Selain profitabilitas, valuasi perusahaan juga merupakan faktor kunci dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu metrik valuasi yang umum digunakan adalah PER, yang membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham.

Saham dengan PER yang lebih rendah cenderung dianggap lebih murah. Biasanya, PER di bawah 10-15 kali disebut murah alias undervalued.

Saat mempertimbangkan PER, investor harus membandingkannya dengan rata-rata industri dan pasar secara keseluruhan. Jika suatu saham memiliki PER di bawah rata-rata sektor industri dan pasar, ini bisa menjadi indikasi bahwa saham tersebut undervalued dan memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Saham emiten tambang di IDX30 memiliki ROE yang terbilang tinggi selama 5 tahun terakhir, terutama terdongkrak kinerja luar biasa selama tahun lalu ketika commodities boom menerbangkan harga batu bara hingga minyak mentah.

Ambil contoh, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang memiliki rerata ROE tinggi, yakni 29,36% dalam lima tahun. Sementara, kombinasi penurunan harga saham yang mencapai 35,94% year to date (YtD), usai berpesta di 2022, dan laba perusahaan yang masih tinggi membuat angka PER ITMG sangat murah, hanya 3,37 kali.

Saham tambang batu bara lainnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga memiki rerata ROE 5 tahun yang tinggi, yaitu 28,90% dan PER rendah, yakni 5,46 kali. Seperti ITMG, saham PTBA anjlok 35,23% selama 2023.

Saham batu bara ADRO, UNTR, hingga HRUM pun memiliki pola yang senada.

Terkait dengan itu, memahami siklus industri di sektor tambang dan migas penting. ROE yang tinggi mungkin terjadi pada fase tertentu dalam siklus, seperti pada saat harga komoditas sedang tinggi. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan apakah ROE yang tinggi dapat dipertahankan atau bersifat sementara.

Kombinasi antara ROE yang tinggi dan manajemen risiko yang baik akan memungkinkan investor untuk memanfaatkan peluang dan mengurangi potensi kerugian.

Selain emiten batu bara, emiten sektor lainnya juga memiliki profitabilitas yang juga solid, seperti emiten menara Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan ROE 26,91% (rerata 5 tahun) dan telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang memiliki rerata ROE 18,74% dalam 5 tahun.

PER TOWR dan TLKM, meski tidak serendah nama-nama di atas, juga masih atraktif, masing-masing sebesar 14.67 kali dan 13,34 kali.

Raksasa bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan raksasa consumer goods Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga termasuk memiliki rerata ROE yang baik, masing-masing 14,33% dan 13,65% dalam 5 tahun terakhir.

Angka PER BBRI yang sebesar 13,11 kali juga menarik, lebih rendah dibandingkan rerata 5 tahun (18,04 kali). Sedangkan, PER INDF juga murah, di bawah rule of thumb 10 kali, yaitu 5,93 kali.

Catatan saja, analisis lebih lanjut terhadap kinerja keuangan, rasio keuangan lainnya, posisi kompetitif, dan prospek pertumbuhan perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Sebagai tambahan, menggabungkan ROE yang tinggi dan valuasi yang murah dapat menjadi strategi investasi yang cerdas. Namun, seperti halnya semua investasi, risiko selalu ada. Diversifikasi portofolio dan pemahaman mendalam terhadap kondisi pasar dan industri adalah kunci untuk meraih hasil investasi yang optimal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation