Sebulan Perang Israel-Hamas, 3 Saham Ini Paling Apes

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 November 2023 10:40
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat satu bulan perang Israel dan Hamas berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Perang tersebut telah memakan korban jiwa lebih dari 10.000 orang di Gaza dan 1.400 korban jiwa di Israel.

Perang Israel mendapat dukungan dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Presiden AS Joe Biden meminta ketua DPR AS dari Partai Republik yang baru terpilih, Mike Johnson untuk menyetujui bantuan militer kepada Israel dan Ukraina.

Pada Kamis (2/11/2023), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menyetujui paket bantuan militer mandiri senilai 14,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 226 triliun) untuk Israel di tengah invasi Tel Aviv yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Tetapi undang-undang tersebut kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh Senat.

Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan memveto RUU tersebut, yang disetujui dengan hasil 226 berbanding 196, dengan 12 anggota Partai Demokrat bergabung dengan sebagian besar anggota Partai Republik dalam perolehan suara yang sebagian besar berasal dari partai.

Pernyataan dari Joe Biden pun mendapat kecaman dan pertentangan dari beberapa pihak termasuk dari kelompok kecil di dalam partainya sendiri.

Hal ini membuat masyarakat di beberapa belahan dunia termasuk Indonesia untuk melakukan aksi boikot produk-produk Israel maupun AS.

Beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan produk-produk AS yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia.

Aksi dukungan AS ke Israel membuat masyarakat memboikot produk-produk AS yang dijual di Indonesia. Hal ini menjadi pendorong para pelaku pasar juga melakukan aksi jual sehingga menurunkan harga saham-saham produk yang terafiliasi dengan AS.

Penurunan terjadi dalam sebulan sejalan dengan perang Israel-Hamas yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.

Bukan hanya berpengaruh terhadap harga sahamnya, tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh pada hasil penjualan masing-masing emiten pada kuartal IV 2023.

Dimana hal ini menjadi hal serius, dapat terlihat pada demonstrasi aksi dukung Palestina di Monas pada Minggu Pagi (5/11/2023). Bahkan total demonstran pada momen tersebut tercatat dua juta massa.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation