Fundamental Pundit

Investor SIDO 'Masuk Angin', Kapitalisasi Pasar Lenyap Rp15T!

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
02 November 2023 10:30
jamu
Foto: ist
  • PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) kehilangan nilainya lebih dari Rp 15 triliun dari titik tertingginya.
  • Penurunan harga saham diikuti oleh penurunan laba bersih SIDO kuartal-III 2023 yang terendah dalam 5 tahun.
  • SIDO memiliki valuasi premium karena konsistensi pertumbuhan, margin yang tebal, dan produk yang memiliki moat harus mendapat hukuman pasar akibat kinerja yang terus terkoreksi.

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) catatkan kinerja terburuknya pada kuartal-III 2023 dalam 5 tahun terakhir atau sejak 2018. Penurunan laba bersih produsen jamu komersil 'Tolak Angin' memaksa pasar untuk menyisakan nilainya hanya separuh dari titik tertingginya.

Kapitalisasi pasar SIDO sempat menyentuh All Time High senilai Rp 32,1 triliun pada Maret 2022. Seiring kinerja yang semakin terpuruk pada tahun ini, pasar menilai perusahaan ini kurang dari separuhnya, menyisakan market cap Rp 15,3 triliun per penutupan perdagangan hari Selasa (31/10).

Penurunan menjadikan investor yang membeli saham SIDO pada titik tertingginya, harus merasakan floating loss 52,3%. Pembeli saham SIDO akan melihat portofolionya merah berdarah atau jika menjualnya saat ini akan kehilangan lebih dari setengah asetnya.

Penyebab ambruknya harga saham SIDO utamanya disebabkan oleh 2 faktor yaitu tren kenaikan kinerja bottom line atau laba bersihnya yang terpatahkan hingga valuasinya yang telah terlalu mahal.

Laba bersih SIDO jatuh 49,8% menjadi Rp 138 miliar pada kuartal-III 2023 secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan ini menjadikan laba bersih kuartalan terendah dalam 21 kuartal terakhir atau sejak kuartal-II 2018.

Faktor utama penurunan laba bersih disebabkan oleh sisi top line atau pendapatan SIDO yang terendah sejak kuartal-II 2019. Penurunan terlihat dari segmen dengan kontributor terbesar yaitu jamu herbal dan suplemen yang turun 12,1% menjadi Rp 1,4 triliun dalam tiga kuartal. Selain itu, segmen makanan dan minuman turun tipis 2,6% menjadi Rp 820 miliar.

Permasalahan yang dialami oleh SIDO juga disebabkan oleh perseroan yang tidak mampu menekan beban iklan dan promosi sebagai penunjang industri konsumsi (FMCG). Beban ini mencatatkan kenaikan yang semakin menggerus dari pendapatan yang diperoleh.

Menilik lebih dalam, kenaikan beban iklan dan promosi tidak mampu diimbangi oleh peningkatan pendapatan seiring bertambahnya produk baru. Sejak 2020, data hasil public expose menunjukkan SIDO telah menambah setidaknya 33 produk baru dengan rincian 17 produk diluncurkan pada 2020 dan 16 produk diluncurkan pada 2021.

Persoalan ini mengindikasikan bahwa SIDO belum menunjukkan peningkatan pendapatan signifikan dan biaya pemasaran yang masih relatif masih lebih tinggi. Hal ini memungkinkan bahwa perusahaan kesulitan dalam memasarkan produk barunya hingga mampu diterima pasar.

Permasalahan juga terlihat dari mata uang rupiah yang menunjukkan pelemahan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan mata uang ini cukup berisiko untuk SIDO, sebab terdapat 20% barang-barang komoditas yang terdampak tidak langsung akibat kenaikan dolar Amerika Serikat.

Valuasi

Sido Muncul dikenal sebagai value stock dalam beberapa tahun terakhir. Namun, anjloknya kinerja pada 2023 menyebabkan pasar harus menilai ulang perusahaan ini. SIDO mampu menghasilkan laba dengan efisien dan mengelola modalnya dengan efektif dibandingkan kompetitornya.

Hal ini disebabkan oleh SIDO memiliki karakteristik sebagai perusahaan dengan moat atau keunggulan kompetitif yang baik, mengingat tidak banyak bisnis yang berkecimpung di industri obat herbal dan jamu yang dikomersialisasi.

Keunggulan SIDO menjadikannya memiliki margin tebal dan mampu mengatur bebannya untuk memberikan pertumbuhan bottom line yang konsisten. SIDO telah meningkatkan laba bersih selama 9 tahun beruntun dalam periode 2012-2021, namun laba SIDO tergerus pada tahun selanjutnya. Alhasil, pasar harus menghukum saham SIDO dengan penurunan harga signifikan.

SIDO Layak Investasi?

Kinerja buruk yang dicatatkan oleh PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) pada kuartal-III 2023, dengan penurunan laba bersih sebesar 49,8%, tampaknya SIDO menghadapi tantangan yang signifikan.

Penyebab utama dari penurunan tersebut adalah penurunan pendapatan dari segmen utamanya, yaitu jamu herbal dan suplemen, serta kendala dalam mengendalikan beban iklan dan promosi yang semakin meningkat.

Meskipun SIDO memiliki keunggulan kompetitif di industri obat herbal dan jamu komersial, penurunan kinerja ini mengindikasikan kesulitan dalam memasarkan produk-produk baru. Faktor eksternal, seperti pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, juga dapat berdampak negatif pada perusahaan.

SIDO yang pernah dikenal sebagai value stock yang mampu menghasilkan laba dengan efisien, situasi saat ini menimbulkan keraguan tentang prospek jangka panjangnya. Oleh karena itu, investasi dalam SIDO saat ini mungkin memiliki risiko yang tinggi, dan calon investor sebaiknya melakukan penelitian yang cermat dan riset mendalam sebelum memutuskan pembelian.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation