
Sinyal Kuat Harga BBM Non-Subsidi Naik Besok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi bisa kembali naik mulai besok, 1 November 2023 sejalan dengan masih tingginya harga minyak dunia dan ambruknya nilai tukar rupiah.
Sebagai catatan, perang Israel vs Hamas meletus pada 7 Oktober 2023 yang membuat harga minyak bertahan di kisaran US$ 90 per barel. Nilai tukar rupiah juga ambruk pada bulan ini karena pelaku pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan memberlakukan kebijakan hawkish.
PT Pertamina sudah mengerek BBM non-subsidi jenis tertentu sejak Juli tahun ini menyusul harga minyak mentah dunia yang melambung. Pada Oktober ini ada lima jenis BBM non-subsidi yang harganya naik mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite,Pertamina Dex, hingga Pertamax Green 95.
Seperti diketahui, berikut harga BBM non-subsidi yang berlaku saat ini:
Harga BBM Pertamina (Jabodetabek)
- Pertalite: Rp 10.000
- Pertamax: Rp 14.000
- Pertamax Turbo: Rp 16.600
- Dexlite: 17.200
- Pertamina Dex: Rp 17.900
- Pertamax Green 95: Rp 16.000
Harga BBM di atas masih terancam naik dengan melihat tingginya harga minyak. Rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 88,75 per barel sepanjang Oktober 2023. Harganya memang lebih rendah dibandingkan September yang tercatat US$ 92,59 /barel tetapi masih sangat tinggi dibandingkan pergerakan di awal hingga pertengahan tahun.
Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 85,56 per barel pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan dibandingkan September yang tercatat US$ 89,25 /barel.
Sebagai catatan, pemerintah sendiri menaikkan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (Oktober-September 2023) adalah sebesar US$ 90,67 /barel. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (September-Agustus 2023) sebesar US$ 87,44 per barrel.
Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (Oktober-September 2023) adalah sebesar US$ 87,40/barel. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (September-Agustus 2023) sebesar US$ 85,28 per barrel.
Selain harga minyak yang melonjak naik, kenaikan harga BBM non-subsidi Pertamina bisa disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah. Rata-rata nilai tukar rupiah pada Oktober 2023 tercatat Rp 15.749/US$1, lebih lemah dibandingkan pada September yakni Rp 15.240/US$1.
Nilai tukar bahkan sempat menyentuh Rp 15.915 pada 26 Oktober lalu akibat meningkatnya ketidakpastian global.
Dengan melihat rata-rata harga minyak dua bulan yang jauh lebih tinggi serta ambruknya nilai tukar maka harga BBM non-subsidi kemungkinan besar akan disesuaikan mulai besok, 1 November.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
