Sinyal Kencang Harga BBM Ditahan, Ini Perhitungannya!

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
31 May 2024 12:35
PT Pertamina (Persero) per 1 Februari 2024 ini tidak mengubah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM non subsidi di seluruh SPBU yang ada di Indonesia, Kamis (1/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: PT Pertamina (Persero) per 1 Februari 2024 ini tidak mengubah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM non subsidi di seluruh SPBU yang ada di Indonesia, Kamis (1/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi kemungkinan tidak akan berubah untuk periode  Juni 2023 jika melihat pergerakan harga minyak dunia yang stagnan. Namun, pelemahan rupiah membuat impor semakin mahal sehingga menjadi hambatan penurunan harga BBM non subsidi.

PT Pertamina sebagai distributor utama BBM akan mengumumkan harga BBM non-subsidi malam nanti, Jumat (31/5/2024) untuk periode Juni 2024.

Sebagai catatan, per Mei 2024, Pertamina, selaku distributor BBM  menahan harga BBM non subsidi atau disebut juga jenis bahan bakar umum (JBU). Kebijakan ini berbeda dibanding Shell Indonesia, BP-AKR dan Vivo Energy Indonesia yang mengerek naik harga BBM-nya.

Berikut daftar harga BBM di seluruh SPBU RI per 2 Mei di DKI Jakarta:

Pertalite: Rp 10.000 per liter

Pertamax: Rp 12.950 per liter

Pertamax Turbo: Rp 14.400 per liter

Dexlite: Rp 14.550 per liter

Pertamina Dex: Rp 15.100 per liter

Pertamax Green 95: Rp 13.900 per liter

Harga BBM di atas berpotensi tidak berubah dengan melihat harga minyak yang lebih tinggi dan Pertamina yang telah menahan kenaikan bulan lalu. Rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 82,99 per barel sepanjang Mei 2024. Harganya memang lebih rendah dibandingkan April yang tercatat US$ 89/barel tetapi masih sangat tinggi dibandingkan pergerakan di awal tahun.

Rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 83 per barel pada Mei 2024, lebih rendah dibandingkan dibandingkan April yang tercatat US$ 89 /barel.

Harga minyak sempat melonjak pada 20 Mei 2024 setelah kabar kecelakaan Presiden Iran Ebrarhim Raisi.

Sebagai catatan, pemerintah sendiri menaikkan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu.

Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.

Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (24 Maret-25 Mei 2024) adalah sebesar US$ 86,34 /barel. Harga tersebut turun tipis dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (24 Februari-25 April 2024) sebesar US$ 86,48 per barrel.

Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (24 Maret-25 Mei 2024) adalah sebesar US$ 81,82/barel. Harga tersebut terkoreksi tipis dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (24 Februari-25 April 2024) sebesar US$ 82,08 per barrel.

Selain harga minyak yang stagnan, pergerakan harga BBM non-subsidi Pertamina bisa dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah. Rata-rata nilai tukar rupiah pada Mei 2024 tercatat Rp 16.056/US$1, lebih lemah tipis dibandingkan pada April yakni Rp 16.034/US$1.

Nilai tukar bahkan sempat menyentuh Rp 16.225 pada 1 Mei lalu akibat meningkatnya ketidakpastian global.

Dengan melihat rata-rata harga minyak dua bulan yang naik tipis serta nilai tukar yang relatif stagnan maka harga BBM non-subsidi kemungkinan besar masih akan ditahan mulai besok, 1 Juni.





CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation