
5 Saham Terboncos di Oktober, Termasuk GOTO

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham turun tajam selama Oktober, melebihi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan, ada yang anjlok lebih dari 50%.
IHSG sendiri melorot 3,24% selama bulan ini, di tengah aksi jual oleh investor asing dengan nilai jual bersih (net sell) Rp5,83 triliun di pasar reguler. Investor sedang khawatir soal potensi suku bunga tinggi bank sentral, terutama Amerika Serikat (AS) dalam waktu yang lebih lama.
Saham perusahaan yang bergerak dibidang jasa sewa alat berat, PT Widiant Jaya Krenindo Tbk. (WIDI) menjadi pecundang di Oktober usai jatuh 54,88% ke Rp37 per saham.
Saham WIDI, yang tercatat di papan akselerasi, sedang masuk daftar efek dalam pemantauan khusus usai disuspensi oleh bursa selama 9 hari lantaran mengalami penurunan tajam hingga auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid.
Sebelumnya, Widiant Jaya Krenindo melakukan pencatatan saham perdananya atau initial public offering (IPO) pada 27 Juni 2023 lalu dengan menerbitkan 400 juta saham di harga penawaran Rp100 per saham.
Selain itu, WIDI secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 420 juta waran seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Kemudian, saham emiten jasa logistik laut PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) juga merosot tajam, yakni hingga 36,11%. Saham HATM sempat melonjak tinggi sebesar 66% pada 5 September sampai 12 Oktober 2023 sebelum akhirnya terkena tekanan jual tinggi selama 17 Oktober (-15,66%) dan 18 Oktober (-20,96%) yang menandai pembalikan menjadi downtrend.
Kabar terbaru, pihak pengendali dari HATM baru-baru ini kembali menambah kepemilikan sahamnya dengan nilai yang signifikan. Transaksi ini terjadi pada tanggal 20 Oktober 2023, dan diungkapkan oleh Antonius Limbong, Corporate Secretary HATM lewat Keterbukaan Informasi BEI, pada Selasa, (24/10/2023).
Dalam transaksi tersebut, Habco Primatama mengakuisisi sebanyak 61.479.200 saham HATM dengan harga per lembar sebesar Rp 242. Dengan skema investasi ini, Habco Primatama harus menyediakan dana sebesar Rp 14.89 miliar.
Dengan pembelian saham ini, kepemilikan Habco Primatama di HATM meningkat dari sebelumnya sebanyak 5.65 miliar saham atau 80,81% menjadi 5.71 miliar saham atau 81,69%.
Saham produsen sarung tangan latex untuk keperluan medis PT Haloni Jane Tbk(HALO) juga ambruk hingga 35,06% selama Oktober. Saham HALO mengalami downtrend sejak awal April 2023 dan resmi tertidur di level gocap (Rp50 per saham) sejak Senin (30/10/2023).
Saham emiten e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga jadi top losers selama Oktober. Per Senin (30/10), saham GOTO berada di level Rp56/saham, masih di kisaran gocap. Saham GOTO longsor 34,12% selama sebulan terakhir.
Anjloknya saham GOTO terjadi pasca-perseroan menyelesaikan proses penambahan modal dengan menggandeng investor strategis lewat skema private placement.
Dalam aksi korporasi ini, GOTO tercatat memperoleh dana segar hingga Rp 1,53 triliun setelah Bhinneka Holdings menyerap 17,04 miliar saham baru GOTO di harga pelaksanaan Rp 90/saham.
Selain itu, saham GOTO kembali ambles seiring komisaris dan Co-Chairman GOTO, William Tanuwijaya telah melepas saham Seri A miliknya sebesar 332.220.000 lembar saham atau setara dengan 0,03% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendiri e-commerce Tokopedia tersebut menjual saham GOTO Seri A pada periode 9 hingga 13 Oktober saat harga saham GOTO dibanderol Rp 78,89 per lembar saham. Artinya, transaksi tersebut senilai Rp 26,2 miliar.
Sentimen negatif semakin muncul ke permukaan usai terbitnya keterbukaan informasi yang menyebut, sejumlah pemegang saham pengendali GOTO berniat melego saham perusahaan dalam jangka menengah, termasuk William Tanuwijaya.
Investor juga tidak mengantisipasi rilis kinerja teranyar per kuartal III-2023 GOTO yang mencatatkan perbaikan bottom line. Harga saham GOTO ditutup stagnan di Rp56 per saham setelah sempat menguat ke Rp58 per saham selama perdagangan Senin.
Pada Senin (30/10/2023), usai penutupan pasar, GOTO mengumumkan pendapatan GOTO dalam sembilan bulan pertama tahun ini tercatat mencapai Rp 10,5 triliun, tumbuh 102,5% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,0 triliun.
Perbaikan kinerja top line tersebut membuat kerugian perusahaan terpangkas 53% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 9,5 triliun hingga akhir September 2023, dari semula rugi bersih Rp 20,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Rugi bersih yang terpangkas lebih dari setengahnya disebabkan oleh beban operasional yang semakin menyempit. Beban gaji dan imbalan karyawan tercatat turun 5,8% menjadi Rp 4,2 triliun, meskipun perusahaan telah melakukan PHK masal belum lama ini.
Sementara itu beban iklan dan pemasaran turun 53,4% menjadi Rp 1,5 triliun dan insentif kepada pelanggan turun 37,4% menjadi Rp 9,7 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)