Harga Batu Bara Terus Terpuruk, Capai Level Terendah 3 Bulan

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
26 October 2023 07:37
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara jatuh, terus membentuk titik terendah baru dalam tiga bulan. Pelemahan harga si pasir hitam terjadi akibat China dan India yang mengalami peningkatan produksi batu bara domestiknya dan mulai beralihnya ke Energi Baru Terbarukan.

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 133,25 per ton atau terkoreksi 1,04% pada perdagangan Rabu (25/10/2023). Penurunan ini menjadikan kinerja batu bara sepanjang Oktober ambles 14,77%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 14 Juli 2023 atau lebih dari tiga bulan terakhir.

Harga batu bara telah terkoreksi tiga hari perdagangan berturut-turut dengan koreksi di atas 1%. Penurunan ini memosisikan harga batu bara semakin memungkinkan menjebol ke bawah level psikologis US$130 per ton.

Koreksi harga batu bara terjadi akibat Pengiriman batu bara ke negara importir batu bara lintas laut terbesar kedua di dunia, India, pada sembilan bulan pertama tahun 2023 yang jeblok 9% secara tahunan (year on year/yoy).

Hal ini disebabkan oleh peningkatan sebesar 12% (yoy) dalam penambangan pasokan batu bara dalam negeri menggantikan impor dan produksi listrik yang terus meningkat meskipun produksi dari pembangkit listrik tenaga air lebih rendah, kata sebuah laporan oleh Bimco, asosiasi pelayaran internasional terbesar di dunia yang dikuti dari The Hindu Business Line.

Impor batu bara India pada kuartal pertama sebanyak 52 juta, naik menjadi 65 juta ton pada kuartal-II 2023, namun harus jatuh ke bawah 50 juta ton pada kuartal ketiga tahun ini.

India adalah pasar yang sensitif terhadap biaya dan biasanya lebih memilih batubara termal yang lebih murah dengan kandungan energi rendah, sehingga bersaing langsung dengan importir lain di Asia. Selain itu, penggunaan energi bersih akan menggantikan penggunaan batu bara.

Peningkatan pasokan India akan menyebabkan penurunan permintaan signifikan di India. Selain itu, pasokan energi alternatif juga menyebabkan penurunan permintaan batu bara, sehingga turut menjadi sentimen penurunan harga batu bara.

Beralih ke China, konsumen batu bara terbesar dunia ini mengalami peningkatan permintaan, namun diimbangi oleh pasokan pembangkit listrik tenaga air sebesar 40 miliar kWh, generator termal (+13 miliar kWh), tenaga surya (+4 miliar kWh), angin (+2 miliar kWh) dan generator nuklir (+2 miliar kWh).

Tiongkok telah menambah kapasitas pembangkit tambahan sebesar 226 GW pada tahun 2023, yang dipimpin oleh peningkatan besar pada pembangkit listrik tenaga surya (129 GW) dengan peningkatan yang jauh lebih kecil pada pembangkit listrik termal (39 GW), angin (33 GW), dan pembangkit listrik tenaga air (8 GW).

Produksi tambang dalam negeri mencapai rekor musiman sebesar 393 juta ton pada September, naik dari 387 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya dan 334 juta pada tahun 2021.

Tingginya produksi batu bara China dan India sebagai dua produsen dan konsumen terbesar dunia mempengaruhi tingginya pasokan, sehingga menyebabkan adanya koreksi harga batu bara global. Selain itu, penurunan produksi batu bara disebabkan peningkatan penggunaan Energi Baru Terbarukan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation