Newsdata

Daftar Terbaru Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah?

Revo M, CNBC Indonesia
25 October 2023 12:55
An Argentine 10 pesos bill intervened by artist Sergio Diaz depicting Argentina's soccer star Lionel Messi holding the FIFA World Cup, is displayed next to a US dollar bill transformed as an homage to Leon Ferrari's
Foto: REUTERS/STRINGER

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas mata uang berbagai negara di dunia ambruk di tengah kuatnya dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa negara yang mata uangnya ambruk adalah peso Argentina, naira Nigeria, lira Turki, hingga ringgit Malaysia.

Indeks dolar AS (DXY) tercatat mengalami apresiasi lebih dari 1,5% secara year to date (ytd). Hal ini beriringin dengan tingginya suku bunga AS dari 4,50-4,75% di Februari 2023 menjadi 5,25-5,50% pada September 2023 atau naik 75 basis poin (bps) dalam kurang dari satu tahun.

Tidak sampai di situ, suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2023 pun diproyeksikan mengalami kenaikan sebesar 25 bps menjadi 5,50-5,75%. Sikap hawkish The Fed ini semakin memperkuat DXY dan menekan mata uang negara-negara lainnya.

Mata uang peso Argentina mengalami depresiasi yang paling parah dibandingkan mata uang negara lainnya. Dilansir dari Refinitiv, peso Argentina tertekan sebesar 49,5% secara ytd. Hal ini tak lepas dari inflasi yang tak terbendung bahkan menyentuh 138,3% periode September 2023 diikuti dengan suku bunga yang sangat tinggi namun di bawah inflasinya yakni 133% periode Oktober 2023.

Lebih lanjut, peso Argentina semakin melemah tajam setelah negara tersebut mengalami default atau gagal bayar pada 2020.

Pemerintah Argentina mengumumkan mengalami gagal membayar bunga utang obligasinya sebesar US$500 juta. Menteri Keuangan Martin Guzman pun saat ini tengah merundingkan restrukturisasi dengan kreditur.

"Masih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan, namun yang lebih penting, semua pihak tetap berada di meja untuk menemukan solusinya," jelas Guzman, seperti dikutip AFP, Jumat (23/6/2023).

Argentina mengalami gagal bayar yang kesembilan kalinya dalam 20 tahun terakhir. Pada 2001, pemerintah Argentina mengalami gagal bayar lebih dari US$132 miliar dan pada 2019, Argentina juga tak sanggup membayar utangnya yang mencapai US$323 miliar.

Utang Argentina terus membengkak hingga mencapai US$500 juta di tahun ini. Kemarin Kamis (22/3/2023), pemerintah Argentina juga telah melakukan pembicaraan dengan kreditur internasional tentang restrukturisasi utangnya sebesar US$66 miliar, dengan batas waktu sampai 2 Juni 2023.

Sementara naira Nigeria juga melemah dengan signifikan sebesar 49,3% ytd. Charlie Robertson, kepala strategi makro di FIM Partners, mengatakan devaluasi yang sangat dibutuhkan untuk memperbaiki transaksi berjalan dan memperbaiki iklim investasi jangka panjang.

Presiden Nigeria, Bola Tinubu mewarisi pertumbuhan ekonomi yang lesu, rekor utang dan menyusutnya produksi minyak, namun ia berjanji akan mengembalikan perekonomian ke jalurnya dan meminta masyarakat untuk mendukung beberapa keputusan yang menyakitkan.

Investor asing telah menandai pembatasan valas sebagai salah satu hambatan terbesar untuk berinvestasi di Nigeria, yang merupakan produsen minyak terbesar di Afrika.

Berbagai negara lainnya pun ikut mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Sepanjang tahun ini, lira Turki melemah 33,4%, rubel Rusia turun 22%, pound Egypt depresiasi 19,9%, hingga ringgit Malaysia berada di zona negatif 8,1%. Sementara rupiah Indonesia hanya terdepresiasi sebesar 1,86% ytd.

Pelemahan rupiah juga tercermin dengan capital outflow yang cukup deras dalam empat minggu terakhir.

Derasnya capital outflow ini terjadi secara beruntun sejak minggu ke-4 September khususnya dalam data transaksi 25-27 September 2023 yang tercatat nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,77 triliun terdiri dari jual neto Rp7,86 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,07 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,16 triliun di SRBI.

Dalam empat minggu terakhir, dana asing telah keluar dari Indonesia dengan total hampir Rp20 triliun dengan dominasi capital outflow dari SBN hampir Rp19 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation