Rupiah Balik Loyo Gegara Data Ekonomi AS?

rev, CNBC Indonesia
25 October 2023 10:20
Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan meningkat drastis.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka Rp15.860/US$ atau melemah 0,09%. Posisi ini berbanding terbalik dengan penguatan kemarin (24/10/2023) yang ditutup di angka Rp15.845/US$.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.09 WIB melemah sebesar 0,05% menjadi 106,22. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (24/10/2023) yang berada di angka 106,27.

Pergerakan rupiah kini lebih stabil setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Ke Istana Negara, Senin (23/10/2023), guna memberikan update situasi terkini dan perkembangan ekonomi global. Rapat ini digelar di tengah kabar melemahnya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).

KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa akan merilis paket kebijakan untuk merespons situasi perekonomian terkini. Terutama yang disebabkan oleh global yang memburuk dan berdampak ke ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.

"Kita akan terus sinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemicunya adalah negara seperti Amerika Serikat dampaknya ke ekonomi kita bisa dimitigasi dan diminimalkan. Baik terhadap nilai tukar, inflasi, maupun terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan," terang Sri Mulyani pasca rapat.

Kendati demikian, tekanan terhadap rupiah masih hadir dari global khususnya AS yang dirilis besok (26/10/2023).

Pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal-III 2023 (quarter on quarter/qoq adv) diekspektasikan pasar meningkat menjadi 4,3% qoq dibandingkan kuartal-II yang sebesar 2,1%.

Ekonomi AS yang masih kuat didukung dengan pertumbuhan ekonomi kuartalannya yang berpotensi meningkat, akan memberikan tekanan terhadap rupiah karena investor melihat ekonomi AS saat ini sedang ketat dan panas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular