
1.400 CEO Resign Berjamaah, Rekor Tertinggi Sepanjang Masa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengunduran diri CEO global mencatat rekor tertinggi tahun ini. Persoalan ini terjadi di tengah ketidakpastian global yang juga menyebabkan jajaran eksekutif tertinggi perusahaan di seluruh dunia berbondong-bondong resign 'berjamaah'.
Bagi sebagian besar pekerja, pengunduran diri massal telah berakhir, namun, hal ini berbeda bagi para CEO.
Lebih dari 1.400 kepala eksekutif telah meninggalkan posisi mereka sepanjang tahun ini hingga September, menurut laporan oleh perusahaan pelatihan eksekutif Challenger, Gray & Christmas Inc. Angka tersebut naik hampir 50% dari periode yang sama tahun lalu dan merupakan rekor tertinggi selama periode tersebut. Rekor ini juga merupakan yang terbanyak sejak mulai tercatatnya data pada 2002 atau tertinggi dalam 2 dekade lebih.
Terdapat beberapa faktor yang disinyalir menyebabkan CEO melakukan resign.
Stress bekerja semasa pandemi Covid-19
![]() |
Pandemi menuntut pimpinan perusahaan cepat beradaptasi terhadap kebutuhan digital dan harus membuat solusi agar mempertahankan kinerja selama masa yang sulit tersebut. Persoalan ini menyebabkan pimpinan perusahaan harus berpikir keras dan keluar dari zona nyamannya.
CEO harus tanggap dalam menangani masalah ini, untuk dapat mempertahankan kinerja dari perusahaan. Digitalisasi juga harus dilakukan perusahaan untuk menjaga efektivitas bekerja dari rumah sebagai upaya mencegah penyebaran virus.
Perlambatan ekonomi
Pandemi memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian global. Inflasi yang terjadi mengharuskan adanya pengetatan keuangan dengan menaikkan suku bunga. Kebijakan ini pada akhirnya berdampak pada perlambatan ekonomi secara keseluruhan.
Melambatnya ekonomi juga berdampak pada kinerja keuangan banyak perusahaan. Hal ini menyebabkan penurunan kinerja, sehingga bonus pimpinan menurun, performa CEO di bawah ekspektasi. Permasalahan tersebut diperkirakan mendorong CEO untuk mengajukan pengunduran diri.
Menjaga reputasi di tengah penurunan kinerja perusahaan
CEO juga perlu untuk menjaga reputasinya demi mendorong kinerja perusahaan bertumbuh sesuai harapan. Namun, perlambatan ekonomi global memungkinkan kinerja perusahaan terdampak pada penurunan laba dan tidak menutup kemungkinan menjadi rugi.
Performa keuangan perusahaan yang ambruk tentunya dapat menyebabkan reputasinya mengalami penurunan, sehingga sering terjadi pengunduran diri CEO sebelum jeblok performa keuangan.
(mza/mza)