Pemilik Emas Pesta Pora, Harganya Terus Rekor Sentuh US$ 2.376

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
12 April 2024 08:15
Emas. (Dok. Pixabay)
Foto: Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia Harga emas dunia kembali mengalami kenaikan pada Jumat (12/4/2024), menembus rekor tertinggi sepanjang masa terbarunya lagi.

Dilansir dari Refinitiv, harga emas dunia per pukul 6:27 WIB mengalami kenaikan sekitar US$3/troy ounce atau 0,14% menjadi US$2.376,40/troy ounce.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, Kamis (11/4/2024) yang berada di angka US$2.373,23/troy ounce.

Harga emas menguat setelah data inflasi produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga meningkatkan harapan akan pemotongan suku bunga AS tahun ini, sementara kekhawatiran geopolitik yang berkelanjutan menambah kilauan logam mulia tersebut.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) naik 0,2% secara bulanan pada periode Maret 2024, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

"Data PPI datang sedikit lebih dingin dari yang diharapkan dan ini membuat harapan akan pemotongan suku bunga yang mungkin terjadi menjelang akhir tahun - sebagai hasilnya harga emas naik," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures yang dikutip dari Reuters.

"Pembelian bank sentral dan ketidakpastian geopolitik terus menjadi tiang dukungan bagi pasar emas," tambah Meger.

Federal Reserve bisa mulai memotong suku bunga sesegera pertemuan mereka di akhir Juli, demikian diperkirakan oleh para pedagang, setelah data inflasi tersebut.

Emas secara tradisional dikenal sebagai aset lindung nilai inflasi tetapi suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada periode Maret 2024.

Data terbaru menunjukkan mungkin butuh lebih banyak waktu dari yang sebelumnya dipikirkan untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dalam laju penurunan inflasi, sebelum mulai melonggarkan kebijakan, kata Presiden Fed Boston, Susan Collins.

"Untuk langkah kenaikan harga selanjutnya, kita masih perlu melihat kembalinya permintaan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) emas dan itu membutuhkan Fed untuk mengindikasikan pemotongan suku bunga," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Di tempat lain, penambang diversifikasi Sibanye Stillwater mengatakan bisa memotong lebih dari 4.000 pekerjaan karena melakukan restrukturisasi pada operasi emas Afrika Selatannya. Mereka sudah memangkas sekitar 2.000 pekerjaan di operasi logam grup platinum mereka.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation