
Pendapatan Melesat Tapi Valuasi Mahal, RGAS Layak Dibeli?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di jasa penunjang industri gas, PT Kian Santang Muliatama Tbk rencananya akan melantai perdana pada November melalui aksi korporasi Initial Public Offering (IPO). Lantas bagaimana rencana IPO dari emiten energi ini dan bagaimana kinerja fundamentalnya?
Rencana Initial Public Offering (IPO)
Mengacu pada data prospektus, emiten yang bakal listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham RGAS ini akan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 334,2 juta lembar. Nilai ini mewakili 22,90% kepemilikan publik atau free float dari modal yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Adapun tanggal yang perlu diperhatikan investor jika ingin mengikuti gelaran IPO RGAS sebagai berikut :
Masa penawaran awal (book building) : 16 - 18 Oktober 2023
Tanggal Efektif : 30 Oktober 2023
Masa penawaran umum : 1 - 3 November 2023
Penjatahan : 3 November 2023
Distribusi : 6 November 2023
Pencatatan Perdanan di BEi : 7 November 2023
Harga yang ditawarkan sendiri berkisar dari Rp115-122 per sahamnya, dengan begitu perusahaan bakal meraih dana segar sebanyak-banyaknya Rp40,77 miliar.
Tak hanya itu, secara bersamaan perusahaan bakal memberikan waran seri I secara cuma cuma sebanyak-banyaknya 17,82% dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO atau berkisar 200,52 juta lembar saham.
Setiap pemegang 5 saham baru berhak memperoleh 3 waran seri I dimana setiap 1 waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Harga exercise waran seri I sendiri diperkirakan sekitar Rp210 per lembar, kemudian dari masa penerbitan pada 7 November 2023 mendatang, terhitung enam bulan setelahnya masuk masa pelaksanaan, sampai dengan 1 hari kerja sebelum ulang tahun ke-1 pencatatan waran yang berlaku mulai tanggal 7 Mei 2024 sampai dengan 6 November 2024. Total Hasil Pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp42.10 miliar.
Penggunaan Dana IPO
Dana segar yang diraih pada gelaran IPO sebesar Rp40,72 miliar, beserta dengan waran seri I sebesar Rp41,10 miliar, rencananya bakal digunakan mayoritas untuk ekspansi atau modal kerja. Berikut rincian penggunaannya :
Perlu diketahui, PT Kian Santang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa inspeksi teknis dan jasa kalibrasi, serta pengetesan peralatan teknis. Sementara, PT Karya Instrumindo Simpati merupakan produsen alat pengukur tekanan dan instrumentasi. Akuisisi dua perusahaan tersebut bertujuan untuk memperluas bisnis perusahaan dan basis pelanggan.
Selanjutnya, terkait pembelian merk Ergas dan Kians diketahui sudah mendapatkan persetujuan RUPS dari pemegang saham PT Ergas Kians Ikonig. Pembelian dua merk tersebut diharapkan bisa memperkenalkan perseroan secara lebih luas di industri, sehingga meningkatkan prospek laba perusahaan.
Sementara, dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja.
Mengenal Bisnis RGAS Lebih Dalam...
Sejalan dengan penggunaan dana dari gelaran IPO dan waran seri I yang seluruhnya digunakan untuk ekspansi bisnis, kita patut mengenali lebih dalam bagaimana bisnis yang digeluti PT Kian Santang Muliatama ini dalam meraih profitabilitas.
Sudah berdiri sejak 2018, PT Kian Santang Muliatama, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang industri gas, meliputi penyediaan product (spare parts) hingga ke engineering, procurement and construction (EPC).
Secara umum perusahaan menjual dua segmen yaitu produk dan jasa, pertama untuk produk yang dijual terkait instalasi gas seperti converter Ergas, Regulator & meter gas Rumah Tangga (Ergas), transition fitting (Kians), pressure gauges, gas odorizing system, Metering & Regulating Station (MRS), Regulating Station (RS), gas filter.
![]() Produk atau barang yang dijual PT Kian Santang Muliatama (RGAS) |
Sementara untuk jasa, perusahaan melayani pekerjaan Engineering, Procurement, Construction (EPC) seperti pembangunan fasilitas gas, pekerjaan pembangunan jaringan gas rumah tangga (city gas), pekerjaan sipil (Migas dan non migas), dan lainnya. Tak hanya itu, perusahaan juga melayani pekerjaan kalibrasi (wet cal), repair gas equipment, testing & commissioning. Lantas dari bisnis yang digeluti ini seberapa besar profitabilitas yang didapatkan perusahaan?
Bagaimana Kinerja Keuangannya?
Melansir data prospektus, hingga April 2023 pendapatan RGAS secara konsolidasi mencapai Rp12,37 miliar, nilai ini meningkat 71,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama dari penjualan barang instalasi gas yang meningkat drastis 59% secara tahunan (yoy) dari Rp7,2 miliar menjadi Rp11,45 miliar.
Menelisik lebih jauh, sejak 2020 - 2022 pendapatan terus meningkat terutama dari porsi penjualan barang yang terus mendominasi. Pada 2022 penjualan barang mencapai Rp39,59 miliar setara 90,85% dari total pendapatan, jauh melesat dibandingkan kontribusi-nya pada 2020 yang hanya sebesar 40,69%, pada waktu itu segmen konstruksi yang masih dominan, sebesar Rp20,46 miliar.
Kami menilai, dengan kontribusi penjualan barang yang semakin dominan akan membuat bisnis perusahaan lebih stabil dan tidak terlalu bergantung pada proyek konstruksi. Prospek penjualan barang akan lebih berkelanjutan karena perlengkapan instalasi gas dan yang terkait akan selalu digunakan di industri, baik waktu pemasangan awal maupun pemeliharaan ke depan.
Kemudian, terkait pelanggan ada tiga perusahaan yang berkontribusi cukup besar ke pendapatan, salah satu yang paling besar adalah PT Pertamina Gas Negara Tbk dengan kontribusi 46,80%.
Menilai kontribusi satu pelanggan yang besar, hampir 50% ini bisa menjadi satu ketergantungan. Oleh karena itu, perusahaan juga perlu mencari pelanggan lain agar pendapatan dari pelanggan bisa lebih terdiversifikasi dan bisa meminimalisir risiko jika pelanggan yang dominan tiba-tiba mengurangi pembelian.
Terakhir dari sisi bottom line atau laba bersih hingga April 2023 terpantau ada penyusutan 14,21% menjadi Rp1,21 miliar. Penyusutan terjadi karena pada 2022 memang laba perusahaan mengalami kenaikan yang sangat tinggi, bahkan secara tahunan mencapai lebih dari dua kali lipat. Bisa dibilang 2022 sudah mencapai peak perusahaan, sehingga penyusutan pada 2023 terbilang wajar.
Valuasi Gimana?
Berdasarkan data prospektus yang sudah diolah dengan asumsi sudah ditambah kas dari IPO dan Waran, serta jumlah saham beredar setelah melantai di bursa, maka valuasi price to book value (PBV) berada di kisaran 2,65 - 2,82 kali. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan rule of thumb 1 kali, yang menunjukkan dana segar yang diraih perusahaan sangat jauh lebih besar dari modal yang dimiliki, secara teoritis ini menunjukkan valuasi sangat mahal. Begitu pula dengan rasio price to earning ratio (PER) masih terbilang mahal lantaran nilainya sangat tinggi mencapai 52,07 - 55,24 kali.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn)