
3 Motif Batik Paling Terkenal, Ada yang Sering Dipakai Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia pada hari ini memperingati hari Batik Nasional yang ditetapkan pada 2 Oktober 2023.
Penetapan hari batik nasional berawal dari diakuinya batik pada sidang keempat komite antar-pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009 lalu. Dengan begitu, batik yang menjadi salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang telah diakui UNESCO selama 14 tahun berjalan ini.
Batik merupakan salah satu kain yang menjadi identitas bangsa dan budaya luhur yang memiliki keindahan pola dan warna dimana setiap motif memiliki arti dan filosofinya tersendiri. Indonesia dengan negara kepulauan yang beragam juga memiliki ciri khas motif batik yang beragam dari berbagai daerah. Berikut ada tiga motif kain batik yang paling terpopuler :
Motif Batik Mega Mendung
Pertama, ada kain batik dengan motif mega mendung yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Motif ini menggambarkan bentuk awan yang berkelompok di langit. Menurut sejarahnya, konon motif ini dipercaya ketika awan tercermin dalam genangan air setelah hujan, oleh karena itu motif ini dinamai mega mendung.
Melansir dari data museum batik Indonesia, motif mega mendung merupakan karya yang penuh makna dimana setiap orang harus bisa meredam amarahnya di situasi apapun, dengan kata lain hati tiap insan diharapkan tetap dingin walau dalam keadaan yang dipenuhi amarah. Layaknya awal yang muncul dalam cuaca mendung kemudian menciptakan hujan yang mendinginkan sekitarnya.
Tak hanya itu, filosofi motif batik mega mendung melambangkan seorang pemimpin yang mampu melindungi masyarakat. Motif yang kaya akan makna ini menjadi satu daya tarik bagi pemakainya, bahkan pemimpin negara juga terlihat menyukainya.
Salah satunya, mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam beberapa kesempatan sempat terlihat mengenakan batik bermotif mega mendung. Beliau bahkan menyatakan sering membeli batik motif ini ketika mengunjungi Cirebon bersama keluarganya.
Sandiaga Uno juga sempat terlihat mengenakan motif mega mendung saat bertemu mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama pada 1 Juli 2017 lalu. Bukti ketenaran motif ini juga pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya Pepin van Roojen, seorang berkebangsaan Belanda.
![]() Kain batik motif mega mendung |
Motif Batik Parang
Motif batik parang berasal dari Solo, Jawa Tengah dan merupakan yang paling tua di Indonesia. Motif tersebut berupa huruf "S" yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lereng atau tebing.
Motif parang diciptakan oleh panembahan senopati yang terinspirasi dari pergerakan ombak di Laut Selatan. Kata parang sendiri berasal dari "Pereng" yang berarti "Lereng", tetapi ada juga yang beranggapan berasal dari kata "Karang" yang berarti tebing-tebing di sekitar pantai. Oleh karena itu, susunan bentuk "S" sering digambarkan juga sebagai ombak samudera yang tak pernah habis.
Batik parang menggambarkan kain yang digunakan belum-lah rusak yang berarti kita sebagai manusia masih bisa terus memperbaiki diri dan pantang menyerang. Keterkaitan motif satu sama lain juga seolah menggambarkan anak akan terus melanjutkan perjuangan orang tuanya, lalu garis diagonal lurus menggambarkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan.
Pencipta dari motif parang, Panembahan Senopati memiliki nama lain Sutowijoyo merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan, selaku pendiri Kerajaan Mataram Islam atau bisa dibilang bangsawan pada jaman itu. ,
Oleh karena itu, penggunaan motif lereng ini pada jaman dahulu hanya boleh digunakan oleh para bangsawan atau para raja dan keturunannya saja. Namun saat ini tentu sudah boleh dikenakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Hanya saja, karena masyarakat Indonesia masih berpegang teguh pada budaya konon motif batik parang ini memiliki mitos tersendiri yaitu tidak boleh digunakan saat pernikahan, karena konon katanya justru akan membawa keluarga pengantin nantinya ke hal-hal negatif.
Sempat viral juga larangan penggunaan kain batik motif parang ini dalam acara ngunduh mantu Kaesang dan Erina pada 11 Desember 2022 lalu. Larangan berlaku pada motif batik parang lereng untuk seluruh tamu yang datang.
Larangan tersebut disampaikan secara langsung oleh kakak pertama sekaligus Walikota Solo, Gibran Rakabuming. Gibran mengatakan larangan tersebut berasal dari dalam pihak Pura Mangkunegaran, yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara (MN) X.
Pembatasan tersebut diketahui pertama kali diberlakukan pada 1785 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta dimana masyarakat biasa tidak diizinkan memakai batik Parang Lereng.
![]() Detail kain batik dengan varian motif parang yang digulung dulunya terbatas untuk penggunaan kerajaan, Indonesia. Jawa. 20thc Yogyakarta, Jawa. (Werner Forman/Universal Images Group/Getty Images) |
Motif Batik Sidomukti
Ketiga ada motif batik Sidomukti yang juga berasal dari Solo, Jawa Tengah. Motif batik Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulyo dengan latar putih yang telah ada dari zaman Mataram Kartasura, kemudian diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Sidomukti berasal dari dua kata bahasa jawa yaitu "sido" berarti jadi atau menjadi, kemudian "mukti" yang berarti kebahagiaan dan kekuasaan. Motif batik ini juga merupakan simbol pengharapan dan doa yang dituangkan untuk pasangan yang menikah supaya kedua mempelai akan memiliki masa depan yang baik dan penuh kebahagiaan.
Membahas pernikahan, motif batik sidomukti pernah dipakai Presiden Jokowi dalam rangkaian acara pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu pada 7 November 2017 lalu. Presiden Jokowi beserta istri dan kedua putranya pada saat itu terlihat mengenakan pakaian berwarna orange dilengkapi dengan kain batik bermotif batik sidomukti.
![]() Kain batik motif sidomukti |
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)