polling CNBC Indonesia

Asyik! Pak Jokowi Bakal Dapat Kabar Bahagia Senin Ini

mae, CNBC Indonesia
30 September 2023 15:30
Presiden Joko Widodo Meninjau Harga dan Pasokan Sejumlah Komoditas Pangan yang ada di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, 19 September 2023. (Dok. biropers)
Foto: Presiden Joko Widodo Meninjau Harga dan Pasokan Sejumlah Komoditas Pangan yang ada di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, 19 September 2023. (Dok. biropers)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan akan jauh melandai pada September seiring dengan menghilangnya dampak kenaikan harga BBM tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi September pada Senin (2/10/2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi September 2023 akan mencapai 0,13% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm).

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,23% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,02%. Sebagai catatan, inflasi pada Agustus 2023 tercatat 3,27% (yoy) sementara inflasi inti mencapai 2,18% (yoy).

Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus turun atau mengalami deflasi 0,02%.

Inflasi tahunan diperkirakan anjlok pada September 2023 karena tingginya basis perhitungan pada tahun lalu.

Sebagai catatan, inflasi (yoy) pada September 2022 melonjak ke 5,95% setelah pemerintah mengerek harga BBM subsidi sekitar 30% pada awal September. Inflasi September tahun lalu adalah yang tertinggi sejak Agustus 2015 atau delapan tahun terakhir.

Dengan semakin menipisnya dampak kenaikan harga BBM subsidi maka inflasi (yoy) pun terus melemah.

Jika konsensus CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi (yoy) ada di kisaran 2,2% maka itu akan menjadi terendah sejak Februari 2022 atau 18 bulan terakhir. Semakin melandainya inflasi tentu menjadi kabar gembira buat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seperti negara lain, Indonesia harus bergulat dengan inflasi tinggi setelah perang Rusia-Ukraina meletus.
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi bahkan selalu mengingatkan jika inflasi menjadi salah satu kekhawatiran terbesarnya.

Kendati demikian, inflasi akan meningkat secara bulanan pada September 2023 karena kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti beras dan gula.

Data BPS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September biasanya mencatat deflasi. Sepanjang 2018-2022, IHK hanya mengalami kenaikan atau inflasi pada 2022 yani 1,17% selebihnya tercatat deflasi pada September 2018-2020.

Melandainya IHK pada September biasanya terjadi karena masyarakat sudah mengerem belanja setelah habis-habisan pada periode Juni-Agustus. Namun, berbeda dengan periode sebelumnya, IHK pada September diproyeksi akan meningkat cukup tinggi pada tahun ini.

Kepala ekonom Bank Maybank Indonesia Juniman mengatakan inflasi September disumbang oleh sejumlah bahan pangan seperti beras, gula, gandum, dan daging sapi.  Namun, beberapa komoditas pangan turun seperti telur dan cabai rawit merah.

"Secara tahunan, inflasi akan melandai karena dampak basis perhitungan tahun lalu di mana inflasi melonjak," tutur Juniman kepada CNBC Indonesia.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan salah satu faktor pendorong inflasi adalah kenaikan harga BBM non-subsidi.
"Harga bahan bakar non subsidi meningkat tapi dampaknya relatif kecil," ujar Irman.

Sebagai catatan, PT Pertamina (Persero) resmi mengubah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non subsidi per 1 September 2023. Setidaknya terdapat empat jenis BBM yang mengalami kenaikan harga diantaranya yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Harga BBM Pertamax mulai 1 September menjadi Rp 13.300 per liter atau naik dari yang sebelumnya Agustus Rp 12.400 per liter.

Pertamax Turbo juga naik menjadi Rp 15.900 per liter dari sebelumnya Rp 14.400 per liter pada periode Agustus 2023. Harga Dexlite per 1 September 2023 di banderol Rp 16.350 per liter, dari sebelumnya Rp 13.950 per liter. Adapun harga Pertamina DEX mulai 1 September dijual sebesar Rp 16.900 per liter, dari sebelumnya Rp 14.350 per liter.

Sementara itu, Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah beras dan gula pasir. Daging ayam dan telur ayam sudah turun.

Harga beras pada akhir September dibanderol Rp 14.400 atau naik 4,34% dibandingkan bulan sebelumnya. Harga gula juga naik pada September 4,04% menjadi Rp 15.450. Harga telur ayam turun 4,43% sementara harga cabai rawit turun 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya.

Harga beras sudah menanjak sejak pertengahan tahun lalu dan terpantau melanjutkan kenaikan hingga September2023 bahkan terus mencetak rekor baru. Harga beras medium kini mulai bergerak liar ke atas Rp13.000 per kg.

Artinya, sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang dinaikkan pemerintah sejak Maret 2023 lalu. Yaitu, Rp10.900 per kg untuk Zona I (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi), Rp11.500 per kg untuk Zona II (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan), dan Rp11.800 per kg untuk Zona III V).

Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras medium dan premium kompak naik hari ini, Rabu (27/9/2023). Baik di tingkat pedagang eceran, pedagang grosir, maupun produsen (petani).

Kenaikan beras ini perlu dicermati karena besarnya bobot beras dalam perhitungan inflasi. Dengan bobot mencapai 3,33%, beras adalah komoditas dengan bobot terbesar pada kelompok pangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation