Review Sepekan

Harga Emas Ambruk 4% Sepekan, Terburuk dalam 2 Tahun!

mae, CNBC Indonesia
30 September 2023 07:00
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas babak belur pada pekan ini. Emas bahkan mencetak tiga rekor buruk sekaligus. Harga emas di pasar spot pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (29/9/2023), ditutup di posisi US$ 1.848,31 per troy ons. Harga emas ambruk 0,87%.

Posisi tersebut adalah yang terlemah sejak 8 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir.

Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif emas yang melemah sejak Senin pekan ini. Artinya, emas tidak pernah sekalipun menguat pada pekan ini.

Pelemahan juga menyeret emas ke level US$ 1.800 setelah mampu bertengger di level US$ 1.900 pada 23 Agustus - 26 September 2023.

Secara keseluruhan, harga emas ambles 3,98% pada pekan ini. Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat dalam dua pekan sebelumnya.

Harga emas yang hancur lebur membuat sang logam mulia mencatat tiga rekor buruk sekaligus pada pekan ini.

Rekor buruk pertama adalah posisi emas yang menjadi terlemah sejak 8 Maret 2203 atau hampir delapan bulan terakhir.

Rekor buruk kedua adalah pelemahan dalam sepekan. Emas melemah lima hari perdagangan beruntun, rekor terburuknya sejak awal Agustus 2023.

Rekor buruk ketiga adalah pelemahan dalam sepekan. Emas ambruk 3,98% pada pekan ini. Pelemahan sebesar itu adalah yang terdalam sejak pertengahan Juni 2021 (14-18 Juni 2021) atau 27 bulan atau lebih dari dua tahun terakhir. Pada periode tersebut emas ambruk 6,04% sepekan.

Harga emas babak belur setelah pasar semakin meyakini bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) masih akan mempertahankan kebijakan hawkishnya.

Pada pekan sebelumnya, The Fed memang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar. Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.

Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.

Dokumen dot plot The Fed menunjukkan suku bunga akan ada di kisaran 5,5-5,75% pada tahun ini. Artinya, ada indikasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan sekitar 14,2% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang.  Data terbaru sebenarnya menunjukkan inflasi di tingkat konsumen pribadi sudah melandai.

Personal Consumption Expenditures(PCE) untuk Agustus 2023 melandai 0,4% (month to month/mtm) dari 0,2% pada Juli 2023. Laju PCE juga lebih rendah dari ekspektasi pasar yakni 0,6%. Secara tahunan (year on year/yoy), PCE mencapai 3,5% pada Agustus 2023, dari 3,4% pada bulan sebelumnya.

PCE inti melandai ke 0,1% (mtm) pada Agustus 2023 dari 0,2% (mtm) pada Juli. PCE inti (yoy) juga jauh melandai menjadi 3,9% pada Agustus dari 4,3% pada bulan sebelumnya. PCE mencerminkan konsumsi belanja pribadi warga AS dan menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan kebijakan.

Melandainya PCE seharusnya bisa mendorong The Fed untuk melunak. Namun, pelaku emas tidak melihatnya demikian. Analis Commerzbank menjelaskan harga emas tidak akan melonjak selama ekonomi AS tidak mengalami hard landing.

"Sulit melihat emas pulih dalam situasi seperti ini di mana ekonomi AS hanya melandai dan mengalami soft-landing," tutur Commerzbank, kepada Reuters.

Senada, analis dari Saxo bank, Ole Hansen, melihat PCE yang turun tipis belum cukup mampu untuk membawa emas bersinar.
"Permintaan emas sebagai pelindung nilai tidak sejalan dengan kondisi ekonomi AS yang hanya melandai," ujarnya.

Sebelumnya,
Everett Millman, analis dari Gainesville Coins, juga menjelaskan emas baru akan melonjak jika terjadi resesi global atau The Fed memangkas suku bunga. Skenario tersebut kemungkinan baru bisa terjadi pada 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation