
Kabar Buruk! Pengangguran Amerika Susah Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pegawai Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim pengangguran naik tipis. Angka kenaikan bahkan jauh di bawah ekspektasi pasar sehingga semakin meningkatkan ekspektasi jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan hawkish ke depan.
Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 204.000 pada pekan yang berakhir pada pekan yang berakhir pada 23 September 2023, hanya naik 2.000 dibandingkan pekan sebelumnya. Jumlah tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 215.000.
Data tersebut menambah bukti bahwa pasar tenaga kerja masih panas . Artinya, pasar tenaga kerja masih belum terdampak signifikan dari kebijakan suku bunga tinggi dan masih ada potensi kenaikan inflasi sehingga menambah peluang The Fed hawkish pada November.
Jumlah pengangguran yang naik memang merupakan sesuatu yang terdengar buruk dari sisi peluang bekerja. Kendati demikian, pelaku pasar relatif mengharapkan adanya peningkatan yang lebih besar. Pasalnya, kenaikan jumlah klaim pengangguran menjadi salah satu indikasi jika ekonomi melambat sehingga inflasi bisa melandai.
Selain itu, perlambatan ekonomi AS masih belum terlihat dari sisi kenaikan harga yang kembali menunjukkan lonjakan dalam dua bulan beruntun. Inflasi AS mencapai 3,7% (year on year/yoy) pada Agustus dan 3,2% pada Juli.
Inflasi AS bahkan diproyeksi masih akan naik ke depan karena harga minyak telah meningkat dalam dua bulan terakhir, ditambah dengan efek dasar dari tahun lalu, yang mendorong inflasi lebih tinggi.
Data inflasi AS sebagai indikator utama kebijakan suku bunga menunjukkan inflasi belum turun secepat keinginan The Fed dan bahkan menjauh dari target The Fed yakni di kisaran 2%. Hal ini menjadikan potensi The Fed masih akan agresif dengan suku bunganya ke depan.
(mza/mza)
