
Suhu Mendidih, China Borong Batu Bara RI Sampai Rp 75 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia- China dan India masih menjadi pasar terbesar bagi batu bara Indonesia. Kedua negara bahkan mengimpor batu bara dengan total nilai mencapai US$ 9,43 miliar atau sekitar Rp 145,22 triliun dalam periode Januari-Agustus 2023.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor batu bara RI pada Januari-Agustus 2023 menembus US$ 23,91 miliar atau setara dengan Rp 368,21 triliun (kurs US$1=Rp 15.400).
Nilai tersebut turun 21,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ekspor ke China mencapai US$ 4,89 miliar atau sekitar Rp 75,31 triliun pada Januari-Agustus 2023. Nilai tersebut melonjak 17,52%.
Ekspor ke India mencapai US$ 4,5 miliar atau Rp 69,3 triliun pada Januari-Agustus 2023. Nilai tersebut turun sebesar 44,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bila digabung, ekspor ke China dan India akan menembus Rp 1445,22 triliun atau setara dengan US$9,4 miliar.
Di bawah India ada Jepang yang mengimpor batu bara RI senilai US$ 3,59 miliar atau Rp 55,29 triliun.
Khusus untuk Agustus 2023, nilai ekspor batu bara RI mencapai US$ 2,25 miliar atau jeblok 48,91%. Penurunan ini merupakan hal yang wajar mengingat harga batu bara terbang pada tahun lalu karena ada perang.
Dilihat dari volume, ekspor batu bara mencapai 29,6 juta ton pada Januari-Agustus 2023 atau turun 9,69% secara tahunan (yoy). India menjadi pasar terbesar dari sisi volume dengan angka mencapai 56,11 juta ton. Jumlah tersebut turun 23,13%.
Berikutnya ada China dengan permintaan menyentuh 55,74 juta ton atau melonjak 54,16% pada Januari-Agustus 2023. Ekspor ke China melonjak setelah suhu mendidih menghantam Tiongkok pada pertengahan tahun ini.
Di saat yang bersamaan, produksi batu bara Tiongkok turun karena sejumlah kecelakaan tambang.
Adanya perbedaan dari peringkat nilai dan volume kemungkinan disebabkan oleh jenis kalori yang diimpor kedua negara.Kalori yang lebih tinggi akan dihargai lebih mahal dibandingkan yang rendah.
(mza/mza)
