
5 Negara Ini Gila-Gilaan Kerek Suku Bunga, Ada RI?

- Inflasi yang tinggi menjadi penyebab utama negara-negara menaikkan suku bunga
- Argentina merupakan negara dengan kenaikan suku bunga tertinggi di dunia sepanjang 2023
- Beberapa negara berpotensi menahan suku bunganya di tingkat yang tinggi untuk beberapa waktu ke depan
Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian dunia menghadapi tantangan besar sejak tahun lalu yakni melonjaknya inflasi. Akhirnya, inflasi yang sangat tinggi baik di negara maju maupun berkembang telah mendorong siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam beberapa dekade terakhir, menyebabkan kondisi keuangan semakin ketat.
Sepanjang 2023, banyak negara telah menaikkan suku bunganya secara membabi buta untuk menahan laju inflasi yang begitu cepat. Bahkan beberapa negara telah menetapkan suku bunganya diposisi yang tinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Berikut ini merupakan negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan suku bunga sepanjang 2023.
Argentina
Dilansir dari Refinitiv, suku bunga acuan di Argentina pada Januari 2023 masih ada di level 75%. Suku bunganya terus menanjak menjadi 118% atau naik sebesar 4300 basis poin (bps).
Langkah kebijakan pengetatan moneter yang agresif diambil bank sentral, seiring dengan kesulitan yang dihadapi pemerintah Argentina dalam mengatasi inflasi. Pada Agustus 2023, inflasi Argentina menembus level 100%, level tertinggi dalam kurun waktu sekitar 30 tahun terakhir.
Merujuk dari Reuters, data inflasi bulan Agustus yang diterbitkan pada Rabu menunjukkan inflasi tahunan mencapai lebih dari 124% (year on year/yoy), dengan tingkat inflasi bulanan sebesar 12,4%, tingkat tertinggi sejak tahun 1991, memperdalam krisis biaya hidup menjelang pemilihan presiden yang dijadwalkan pada bulan Oktober.
Rusia
Pada Januari 2023, suku bunga Rusia berada di angka 7,5% sedangkan pada September 2023 tercatat suku bunga Rusia mengalami kenaikan menjadi 13% atau naik sebesar 550 bps.
Tekanan inflasi dalam perekonomian Rusia masih tinggi. Inflasi Rusia melesat hingga 17,8% pada April 2022 atau setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022. Bank sentral Rusia bahkan langsung mengerek suku bunga dari 9,5% pada 11 Februari 2022 menjadi 20% pada akhir Februari 2022. Suku bunga sempat dipangkas pada pertengahan 2022 tetapi kemudian dikerek lagi pada pertengahan 2023.
Turki
Suku bunga Turki mengalami kenaikan sebesar 1.600 bps hanya dalam kurun waktu delapan bulan. Pada Januari tercatat suku bunga Turki sebesar 9% dan pada Agustus menjadi 25%. Hal ini menandakan pihaknya bersedia untuk menindaklanjuti komitmen baru untuk meredam inflasi melalui kebijakan moneter.
Langkah tersebut membawa suku bunga Turki ke level tertinggi sejak 2019, dan membawa mata uang Turki ke level terkuat terhadap dolar AS sejak pertengahan Juli.
Dilansir dari cnbc.com, tingkat inflasi yang tinggi mendorong bank sentral untuk merevisi perkiraan inflasi untuk akhir tahun dari 22,3% menjadi 58%.
Bank sentral Turki mengatakan inflasi nasional dipengaruhi oleh permintaan domestik yang kuat, tekanan upah, nilai tukar, inflasi jasa yang terus-menerus, dan peraturan perpajakan.
Malawi
Dalam kurang dari sembilan bulan, suku bunga Malawi telah naik sebanyak dua kali atau secara total naik sebesar 600 basis poin dari 18% (Januari) menjadi 24% (Agustus) dan bank-bank komersial pun membalasnya dengan menaikkan suku bunga mereka.
Komite Kebijakan Moneter menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 200 basis poin menjadi 24% pada bulan Juli 2023. Menyusul pengetatan kebijakan moneter, rata-rata suku bunga antar bank dan suku bunga acuan (suku bunga dasar pinjaman) naik menjadi 21,54% dan 21,40% dari 20,40% dan 21% pada tahun bulan sebelumnya.
Pakistan
Pakistan telah menaikkan suku bunganya sebesar 500 bps dari 17% pada Januari menjadi 22% pada September 2023. Bank sentral Pakistan (SBP) mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya tetap di 22% pada pertengahan September 2023, sebuah langkah yang mengejutkan di tengah tingginya inflasi dan berkurangnya cadangan devisa.
Untuk diketahui, tingkat inflasi tahunan Pakistan telah menurun selama tiga bulan berturut-turut menjadi 27,4% pada bulan Agustus, tingkat terendah sejak bulan Januari dan dari 28,3% pada bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh moderasi dalam inflasi pangan, komite tetap bertekad untuk menurunkannya lebih lanjut menuju tingkat inflasi yang lebih rendah. Kisaran target jangka menengah sebesar 5-7% pada akhir tahun fiskal 2025.
Bank Indonesia sendiri mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% seperti saat ini. BI sempat mengerek suku bunga 50 bps secara beruntun selama tiga bulan pada September- November 2022. Kenaikan tiga bulan tersebut adalah yang paling agresif sejak 2005.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)