
Arab Jadi Raja Sepak Bola, Belanja Pemain Rp 1.530 T

- Liga Pro Arab Saudi berada di urutan kedua setelah Liga Premier Inggris dalam pengeluaran biaya transfer sepak bola, menurut data dari situs data transfer Transfermarkt.
- Angka pengeluaran yang besar terjadi meskipun ada beberapa kesepakatan penting yang gagal.
- Bahkan dengan tidak adanya minat masyarakat Saudi untuk membeli klub tersebut, ekspektasi pengeluaran jangka panjang yang signifikan untuk sepak bola dari kerajaan tersebut tampaknya akan meningkatkan valuasi klub-klub Eropa.
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa transfer sepak bola Arab Saudi telah ditutup, menandai berakhirnya belanja musim panas yang bersejarah dari klub-klub yang berbasis di negara eksportir minyak terbesar dunia.
Liga Pro Arab Saudi berada di urutan kedua setelah Liga Premier Inggris dalam pengeluaran biaya transfer sepak bola, dengan belanja US$1 miliar atau setara Rp1.530 triliun (kurs: Rp15.300/US$).
Pengeluaran Liga Pro Saudi dihabiskan untuk mendatangkan pemain dari segi nilai perolehannya saja, menurut data dari situs data transfer Transfermarkt.
Bahkan, Klub-klub Saudi mengeluarkan uang lebih banyak dibanding empat dari "lima besar" liga sepak bola dunia. Rekor ini merupakan pertama kalinya liga lain mengeluarkan uang lebih banyak daripada dominasi liga grup Eropa sejak 2016.
Tingginya nilai transfer ini terjadi meskipun ada beberapa kesepakatan besar yang gagal, termasuk tawaran yang terlambat dari Al-Ittihad untuk bintang Liverpool Mohamed Salah, yang menurut laporan bisa bernilai lebih dari 200 juta euro.
Pengeluaran Saudi didominasi oleh empat klub terbesar di negara itu, Al-Ittihad, Al-Ahli, Al-Nassr dan Al-Hilal, yang sejak Juni mayoritas dimiliki oleh Dana Investasi Publik negara tersebut (PIF).
Dari 10 klub dengan nilai belanja terbesar di dunia, tiga diantaranya dimiliki oleh PIF. Selain itu, empat klub Arab menghabiskan total dana transfer sebesar 835,1 juta euro, sementara hanya menghasilkan pemasukan transfer 4,86 juta euro, menurut data Transfermarkt.
Sementara satu-satunya klub sepak bola Inggris yang mengungguli pengeluaran klub Saudi Al-Hilal hanyalah Chelsea FC. Al-Hilal menjadi pembelanja bersih terbesar musim panas ini senilai 353,1 juta euro, namun hanya menghasilkan pemasukan dari transfer sebesar 1,4 juta euro.
Pendorong Rekor Belanja Pro Liga Saudi
David Faber, Gubernur Dana Investasi Publik Yasir Al-Rumayyan mengatakan pada CNBC International, faktor investasi masif Arab Saudi pada sepak bola didasari oleh 63% populasi Saudi berusia di bawah 30 tahun.
"Anda akan memiliki banyak anak muda yang tertarik pada olahraga dan hiburan dan itu pada dasarnya adalah bagian dari penawaran," kata Faber.
Faktor lain didukung dari tingginya harga minyak sejak 2021. Bahkan, harga minyak pada pertengahan 2022 sempat menembus US$120 per barel. Harga minyak saat ini masih tinggi dengan minyak brent berada di US$90,65 per barel.
Kabar menggemparkan juga baru menghampiri Arab dengan aksi penggabungan usaha atau merger antara raksasa dana investasi PGA dan LIV.
Namun, Al-Rumayyan menegaskan keputusan dana tersebut tidak semata-mata didorong oleh minat terhadap olahraga, dan menegaskan bahwa investasi harus menghasilkan keuntungan finansial.
Kendati demikian, kelompok hak asasi manusia dan aktivis mengkritik tingginya tingkat investasi sepak bola dari Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah, dengan tuduhan "sportswashing" yang ditujukan ke negara tersebut.
Aksi Arab Saudi Tentukan Valuasi Klub Eropa
Masifnya belanja klub Arab Saudi, bahkan mampu menggerakkan valuasi nilai pasar dari klub sepak bola di Eropa. Kapitalisasi pasar Manchester United (MU) kembali menjadi sorotan, pasalnya klub setan merah ini mengalami penurunan tertajam dalam satu hari pada Selasa (5/9).
Hal ini terjadi seiring dengan klub Arab Saudi yang tidak melakukan pembelian dari klub MU. Hal ini terjadi setelah laporan dari Mail on Sunday yang mengatakan pemilik klub, keluarga Glazer, yakin mereka akan dapat memperoleh penilaian hingga £10 miliar (US$12,5 miliar) dengan menunda penjualan hingga tahun 2025.
Bahkan dengan tidak adanya minat masyarakat Saudi untuk membeli klub tersebut, ekspektasi pengeluaran jangka panjang yang signifikan untuk sepak bola dari Arab Saudi tersebut tampaknya akan meningkatkan spekulasi penilaian valuasi klub-klub Eropa.
(mza/mza)