KTT ASEAN 2023

RI Pimpin ASEAN Buang Dolar, Ini Sederet Manfaatnya

mae, CNBC Indonesia
02 September 2023 10:29
Infografis, Simak Agenda Prioritas ASEAN-BAC di KTT ASEAN 2023
Foto: Infografis/ ASEAN/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memegang Keketuaan ASEAN tahun ini. Keketuaan ini dimanfaatkan Indonesia untuk mensukseskan sejumlah tujuan besar, termasuk mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) di kawasan ASEAN.

Indonesia dan sejumlah negara ASEAN sebenarnya sudah mengawali dedolarisasi pada akhir 2017. Saat itu, Indonesia menandatangani kesepakatan bersama Malaysia dan Thailand.

Ketiga negara sepakat untuk menyelesaikan transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal (local currency settlement).

Kegiatan dan transaksi keuangan antara lain mencakup pembukaan rekening mata uang Baht Thailand dan Ringgit Malaysia.

Kesepakatan juga menjelaskan kuotasi langsung untuk mata uang baht dan ringgit terhadap rupiah serta pembiayaan perdagangan dalam mata uang baht dan ringgit.

Bersama ASEAN, Indonesia dan ASEAN jug sepakat untuk mengurangi penggunaan dolar AS dengan melakukan kerja sama transaksi pembayaran lintas batas dengan menggunakan mata uang lokal atau disebut dengan local currency transaction (LCT).

Lima negara ASEAN, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina telah meneken kerjasama transaksi pembayaran lintas batas sejak November 2022, di tengah pelaksanaan KTT G20 Indonesia.

Kerja sama pembayaran lintas batas lima negara ASEAN tersebut mencakup kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal.

Lalu apa manfaatnya buat ASEAN:

1. Mengurangi tekanan eksternal

Pengurangan penggunaan dolar AS pada sistem pembayaran yang terintegrasi akan mengurangi risiko global terhadap negara kawasan. Hal ini sejalan dengan kesepakatan bersama dalam mempercepat transformasi negara kawasan.

Seperti diketahui, dolar AS masih menjadi mata uang utama dalam perdagangan global serta pembayaran antar negara.
Berdasarkan Data Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserve (COVER) dari IMF, pangsa dolar AS pada akhir 2022 lalu mencapai 58,4%.

Dengan porsi besar itu pergerakan mata uang global akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dolar Amerika Serikat (AS) serta apa yang terjadi di negara tersebut.

Alasan itulah yang membuat mata uang sebuah negara bisa melemah meskipun secara internal kondisi mereka baik-baik saja.
Bila data inflasi AS meningkat atau ada data ekonomi AS yang memburuk maka dolar AS begitu mudah menguat atau turun.

Fluktuasi ini mengganggu kinerja mata uang sebuah negara karena faktor yang mendorong penguatan atau pelemahan bukan berasal dari internal mereka.
Misalnya, lonjakan inflasi AS akan membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sangat galak. Akibatnya, dolar menguat dan mata uang negara lain melemah. Padahal, ekonomi Indonesia ataupun Malaysia sedang baik-baik saja.

Kenaikan inflasi AS akan berimbas pada harga tempe yang dikonsumsi Indonesia karena dolar yang menguat membuat impor kedelai mahal. Kondisi ini tentu saja sangat tidak fair bagi sebuah negara yang tengah dalam perbaikan atau pemulihan.

Contoh nyata terakhir adalah ambruknya mata uang ASEAN pada Agustus 2023. Hampir semua mata uang ASEAN hancur pada Agustus setelah pernyataan hawkish The Fe serta inflasi AS yang meningkat.

Peso Filipina menjadi yang paling sengsara dengan melemah 3% bulan lalu disusul dengan ringgit Malaysia.

2. Memudahkan wisatawan

Penggunaan mata uang lokal atau sistem pembayaran yang terintegrasi dengan menggunakan QR Code akan memudahkan wisatawan serta yang paling penting tidak ada penggunaan dolar AS dalam transaksi.

QR Code sudah bisa digunakan di sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Negara lain diharapkan menyusul seperti Vietnam.

Skema kerja tersebut juga akan memudahkan wisatawan serta yang paling penting tidak ada penggunaan dolar AS dalam transaksi.

Menilik data dari Bank Indonesia, jumlah transaksi turis Indonesia yang berbelanja di Thailand dengan Thai QR Codes mencapai 14.555 transaksi, dengan nilai transaksi mencapai Rp8,54 miliar. Sedangkan, jumlah transaksi turis Thailand di Indonesia dengan QRIS sebanyak 492 transaksi, dengan nilai mencapai Rp114 juta.

Dengan adanya QR Code maka wisatawan ASEAN tidak harus menukarkan uang ke dolar AS terlebih dahulu jika ingin berwisata ke kawasan.
Mereka bisa berbelanja dengan bebas tanpa harus repot menukar uang terlebih dahulu.

Dalam buku ASEAN Year Statistical Book 2022 disebut junjungan wisatawan manca negara (wisman) di antara kawasan ASEAN atau intra-ASEAN pada era sebelum pandemi atau 2019 mencapai 51,70 juta.

Jumlah tersebut memang jauh berkurang salaam era pandemi tetapi diharapkan akan kembali ke posisi awal di era pandemi.


3. Menguatkan mata uang lokal

Penggunaan mata uang lokal dalam kawasan ASEAN juga diharapkan bisa meningkatkan perdagangan dan investasi antar sesama anggota ASEAN.  Tidak adanya penukaran uang dolar sekaligus bisa menguatkan mata uang lokal karena penggunaannya yang meningkat.

ASEAN Year Statistical Book 2022 menunjukkan nilai perdagangan intra kawasan ASEAN menembus US$ 370,92 miliar pada 2021, meningkat 24,4% dibandingkan tahu sebelumnya.

Jika penggunaan mata uang kawasan terus ditingkatkan dalam perdagangan maka akan ada banyak yang tergerus sehingga diharapkan menguatkan mata uang lokal kawasan.

Perdagangan intra ASEANFoto: ASEAN.org
Perdagangan intra ASEAN

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation