
Jokowi Benar Parpol RI Suka Ngalor-Ngidul, Ini Faktanya!

- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bahwa sejauh ini mayoritas partai politik (parpol) masih 'ngalor-ngidul'.
- Artinya, dengan gestur politik saat ini yang masih dinamis mengartikan bahwa koalisi partai politik saat ini masih dipenuhi ketidakpastian.
- Menilik pemilu 2004-2019 ada begitu banyak koalisi yang berpindah-pindah
Jakarta, CNBC Indonesia - Hawa-hawa pesta rakyat sudah begitu terasa bahkan di jalanan spanduk, baliho dan banner tampak sudah meramaikan jalanan. Meski demikian, sejauh ini nama- calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) belum rampung. Rakyat masih menebak-nebak kemana arah format koalisi yang bakal jadi 'senjata' pada pemilu kali ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bahwa sejauh ini mayoritas partai politik (parpol) masih mencari jalannya masing-masing dalam menentukan koalisis yang tepat menghadapi pemilu 2024 mendatang. Hal ini di sampaikan dalam menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) relawan Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) di Kota Cirebon pada Selasa (29/8/2023).
Dalam hal ini, Presiden Jokowi juga mengungkapkan untuk para relawan agar tidak tergesa-gesa dalam memberikan dukungan terhadap sosok-sosok yang akan maju sebagai Capres-Cawapres di 2024 nanti.
Artinya, dengan gestur politik saat ini yang masih dinamis mengartikan bahwa koalisi partai politik saat ini masih dipenuhi ketidakpastian dan berpotensi dapat berubah.
Berkaca dari pemilu 2004-2019, koalisi partai di pemilu juga bisa berubah dengan cepat. Koalisi partai di RI sulit dicari benang merahnya, kecuali untuk beberapa hal. Di antaranya adalah bahwa PDI-P selalu bersebrangan dengan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) biasanya menempel ke kubu yang juga didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera. Partai Golkar lebih kerap oportunis menempel ke penguasa.
Gampangya perubahan koalisi bisa dilihat dari pemilu 2004-2009 yang ada di bawah ini:
Sebagai catatan, dengan kondisi yang tidak pasti seperti sekarang ini, Jokowi juga berharap agar urusan politik ada 2024 sekarang hingga nanti tidak mengganggu stabilitas ekonomi negara. Mengingat bahwa Indonesia saat ini masih dihantui ketidakpastian ekonomi global yang belum menunjukan tanda-tanda berakhir.
Dalam pemilu tahun 2024 mendatang, wacana koalisi Partai Gerindra dengan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 sulit terwujud. Pasalnya, kedua partai sama-sama ngotot ingin mengusung kader masing-masing sebagai calon presiden (capres).
Sejak lama, Gerindra telah mengumumkan bahwa mereka hendak mengusung sang ketua umum, Prabowo Subianto, sebagai capres. Buat Gerindra, Prabowo adalah capres harga mati. Sementara, nama Ganjar Pranowo juga sebagai kader partai banteng untuk calon RI-1.
CNBC INDONESIA RESEARCH
