CNBC Indonesia Research

Menakar Keperkasaan Saham Raksasa Rokok di Sisa Tahun

Riset, CNBC Indonesia
29 August 2023 06:50
Ahli Hisap Simak! Harga Rokok Tahun Depan Naik Jadi Segini
Foto: Infografis/Ahli Hisap Simak! Harga Rokok Tahun Depan Naik Jadi Segini/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen rokok mencatatkan kinerja laba yang positif selama paruh pertama 2023. Sempat dalam tren naik beberapa bulan lalu, bagaimana nasib saham raksasa rokok ke depan?

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,74 triliun pada semester I-2023. Jumlah ini naik 18,69% dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 3,04 triliun.

Perolehan ini tidak terlepas dari penjualan bersih perusahaan produsen rokok ini yang tercatat sebesar Rp 56,15 triliun sepanjang paruh pertama tahun 2023. Jumlah ini naik dari setahun sebelumnya yang sebesar Rp 53,50 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan kali ini juga naik menjadi Rp 46,91 triliun, dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 45,56 triliun. Beban penjualan dan beban umum dan administrasi pun naik, masing-masing menjadi Rp 3,47 triliun dan Rp 3,08 triliun.

Namun, penghasilan keuangan H.M. Sampoerna pada semester I-2023 telah naik menjadi Rp 303,10 miliar. Lantas, laba sebelum pajak periode berjalan tercatat sebesar Rp 4,80 triliun, naik dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 3,98 triliun.

Kemudian, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatat laba bersih hingga semester I 2023 naik 243,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,28 triliun.

Laba bersih GGRM melesat di tengah pendapatan yang merosot. Perusahaan milik Susilo Wonowidjojoini mengantongi pendapatan Rp 55,85 triliun, turun 9,43% yoy.

Kendati demikian,biaya pokok penjualan turun 17,9% yoy menjadi Rp 47,91 triliun. Dengan demikian laba bruto masih dapat naik 54,6% yoy menjadi Rp 7,93 triliun.

Hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi rokok terus bertambah meskipun Pemerintah telah menaikkan cukai rokok rata-rata 10% mulai 1 Januari 2023 yang berdampak pada kenaikan harga rokok.

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) menjadi emiten rokok yang pertumbuhan penjualan paling besar jika dibandingkan semester I-2023 dengan semester I-2022 dibandingkan kedua nama sebelumnya.

Penjualan WIIM pada semester I-2023 melesat hingga 46,37% menjadi Rp 2,38 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 1,62 triliun pada semester I-2022.

Laba bersih Wismilak tumbuh 200,49% secara yoy menjadi Rp246,87 miliar per paruh pertama 2023.

Positifnya kinerja keuangan emiten rokok ditopang oleh peningkatan penjualan. Hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi rokok terus bertambah meskipun Pemerintah telah menaikkan cukai rokok rata-rata 10% mulai 1 Januari 2023 yang berdampak pada kenaikan harga rokok.

Emiten rokok tersebut cenderung masih positif meski Pemerintah telah menaikkan cukai rokok rata-rata 10% mulai 1 Januari 2023 yang berdampak pada kenaikan harga rokok.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, produksi rokok pada bulan Juli 2023 mencapai 27,79 miliar batang. Jumlah tersebut melesat 14,22% dibandingkan bulan sebelumnya. Produksi rokok pada Juli tahun ini juga melesat 8,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja Saham

Sejak awal tahun (YtD), saham GGRM mampu melonjak tinggi 37,78% ke Rp24.800 per saham per 25 Agustus 2023.

Secara tren, saham GGRM sedang dalam proses membalik arah (reversal) usai menyentuh level bottom pada awal Januari 2023 di kisaran level 15.800. Saat ini, saham GGRM menanti momentum baru, seiring harga masih tertahan di bawah Rp29.550/saham.

Selain positifnya kinerja keuangan GGRM pada semester I 2023, sentimen dari masuknya kembali GGRM di indeks LQ45 seharusnya masih menjadi sentimen positif bagi GGRM.

Dalam rebalancing indeks LQ45 terbaru, GGRM resmi masuk lagi sebagai salah satu konstituen indeks LQ45 karena pulihnya kinerja bottom line dan prospek ekonomi domestik yang masih positif mendukung bisnis.

Adapun rebalancing LQ45 kali ini akan secara efektif diberlakukan pada 3 Agustus 2023 - Januari 2024. Masuknya saham emiten milik konglomerat Susilo Wonowidjojo ini akan menyumbang bobot sekitar 0,51% terhadap indeks dengan free float sebesar 17,16%.

Sementara, HMSP naik 4,17% YtD ke Rp875/saham. Sebelum ini, HMSP sempat melonjak Rp1.165/saham per 29 Maret 2023. Waktu itu, kenaikan Januari-akhir Maret saham HMSP mencapai 47%.

Aksi ambil untung besar-besaran dan minimnya katalis baru membuat momentum HMSP lebih cepat surut.

Situasi saham WIIM bisa dibilang lebih baik dari HMSP dan GGRM. Kinerja YtD saham WIIM menyentuh 188,89%.

Saham WIIM dalam tren kenaikan yang terbilang baik setidaknya sejak April 2022.

Kini, saham rokok menunggu momentum anyar untuk memutuskan apakah akan kembali dalam tren ke utara atau malah loyo lagi, khususnya untuk HMSP dan GGRM.

Produksi rokok diharapkan meningkat menjelang masa kampanye pemilihan umum (pemilu) 2024 yang akan mulai digelar pada pertengahan November 2023. Secara historis, produksi rokok biasanya melonjak menjelang kampanye pemilu. Ini tentu kabar baik untuk emiten rokok.

Pada musim kampanye 2019 yang berlangsung pada September hingga April, rata-rata produksi rokok mencapai 29,6 miliar batang. Padahal, pada periode September 2017-April 2018 hanya tercatat 24,36 miliar batang.

Namun, masih ada downside risk yang membayangi yang bisa menjegal emiten rokok kembali perkasa, yakni risiko daya beli masyarakat yang lemah seiring adanya dan menyebabkan downtrading (peralihan ke rokok yang lebih murah).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation