
Malapetaka Baru: Setengah Vatikan di Puncak Jaya Bakal Punah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Es atau 'salju abadi' yang tersedia di Puncak Jaya, Papua berpotensi musnah dalam kurang dari tiga tahun. Hal ini menjadi perhatian sebab ketersediaannya yang kian hanya setengah negara Vatikan dan segera hilang khususnya akibat peristiwa El Nino.
Letaknya yang sangat tinggi membuat suhu di Puncak Jaya menjadi sangat dingin, yaitu pada siang hari mencapai 15 derajat Celcius dan pada malam hari bisa mencapai 5 derajat Celcius. Hal ini membuat Puncak Jaya dinobatkan sebagai daerah terdingin di Indonesia dan Salju di Puncak Jaya Wijaya ini disebut sebagai salju abadi di Indonesia.
Namun salju abadi semakin sulit ditemui karena terus mengalami pencairan akibat dampak perubahan iklim, terutama pada 2015-2016, saat El Nino kuat melanda Indonesia, yang memicu suhu permukaan jadi lebih hangat.
"Fenomena El Nino tahun 2023 ini berpotensi mempercepat kepunahan tutupan es Puncak Jaya. Realitas ini memiliki dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
Sekitar 90 tahun yang lalu tepatnya pada 1936, area es di Puncak Jaya sebesar 13 km2. Namun seiring dengan semakin panasnya suku bumi dan terakselerasi dengan perisitiwa El Nino, pada Desember 2022 hanya tersisa 0,23 km2. Angka ini sekitar setengah dari negara terkecil di dunia yakni Vatikan dengan luas daratan sekitar 0,44 km2.
Koordinator Penelitian Klimatologi di Puslitbang BMKG dalam sebuah seminar daring, Donaldi Sukma Permana mengatakan estimasi [es yang hilang] di 2016 0,53 km2, 2021 0,27 km2. Jadi kalau dirata-rata [2016-2022] 0,07 km2 per year. Kalau diukur sekitar 10 kali lapangan bola luasnya.
"Kita juga melakukan pemodelan untuk memproyeksikan keberadaan es ini akan berapa lama, kita keluar dengan conclusion ice loss akan terjadi sebelum 2026. Kemungkinan ini akan semakin besar jika ada strong El Nino," ujarnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)