IHSG Menguat Pekan ini! Pekan Depan Siap 'Cuan' Lagi?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
27 August 2023 13:30
Infografis, Saham Top Gainers Top Losers Sepekan
Foto: Infografis/ Saham Top Gainers Top Losers Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terpantau menguat seiring dengan kinerja kuartal-II 2023 yang masih baik. Namun, mampukah IHSG kembali menguat pada perdagangan pekan depan?

Melansir Refinitiv, IHSG menguat 0,52% ke 6895,44. Tiga hari pertama pekan ini menunjukkan penguatan, namun harus merana pada sisa dua hari selanjutnya.

Pekan depan, IHSG terdapat beberapa sentimen yang mampu menjadi sentimen penggeraknya. Data penting yang akan dirilis pekan ini diantaranya data lowongan kerja AS bulan Juli, cadangan stok minyak AS per 25 Agustus, Inflasi tahunan Uni Eropa bulan Agustus, pengeluaran dan pendapatan bulanan warga AS bulan Juli, indeks manufaktur China bulan Agustus, Inflasi tahunan Indonesia bulan Agustus, dan tingkat pengangguran AS bulan Agustus.

Sentimen penggerak utama tentunya akan datang dari rilis data tingkat inflasi tahunan Indonesia bulan Agustus pada hari Jumat (1/9/2023). Indeks harga konsumen bulan Agustus diperkirakan konsensus Trading Economics meningkat secara tahunan menjadi 3,37% dari bulan Juli di 3,08%.

Inflasi Indonesia yang memuncak pada September 2022 yang hampir menyentuh 6% menunjukkan adanya tren penurunan hingga bulan Juli 2023. Penurunan beruntun juga sudah terlihat sejak Februari 2023.

Inflasi yang terkendali akan menjadi sentimen Bank Sentral Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga, terutama jika Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga tidak menaikkan suku bunganya.

Suku bunga tinggi yang ditetapkan BI berhasil mengendalikan laju kenaikan harga. Sebagai informasi, BI telah menetapkan kebijakan suku bunga tinggi sejak awal tahun berada di 5,75%.

Dampak kebijakan tersebut sontak tercermin dari inflasi Indonesia yang juga turun. Walau begitu, Indonesia mampu bertahan dari goncangan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal-II 2023 berada di 5,17%.

Indonesia telah konsisten dalam tujuh kuartal terakhir mempertahankan pertumbuhan ekonominya di atas 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia mampu resilient di tengah perlambatan global dan kebijakan pengetatan keuangan Indonesia.

Volatilitas IHSG pekan ini disinyalir datang dari sentimen pidato Jerome Powell dalam pertemuan Jackson Hole yang mengindikasikan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga. Pernyataan tersebut merujuk pada kesiapan bank sentral yang potensi melanjutkan kebijakan ketat guna mengendalikan inflasi capai target 2%.

Dengan potensi suku bunga yang kembali diketatkan, pelaku pasar mengkhawatirkan ekonomi yang melambat, sehingga kinerja perusahaan yang terdaftar di bursa tidak dapat prima.

Namun, Indonesia yang mampu bertahan di tengah perlambatan global menunjukkan fundamental perekonomian yang kuat dengan risiko rendah. Namun, sikap pelaku pasar yang tidak suka dengan kepastian menyebabkan IHSG masih akan cukup sulit untuk menembus level psikologis 7.000.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation