
Stock Split Buat Harga Saham Terbang, Emang Iya? Cek Faktanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa emiten RI telah melakukan stock split sepanjang tahun 2023. Tujuan utama dari melakukan stock split adalah meningkatkan likuiditas saham agar dapat dijangkau oleh para investor.
Berikut delapan saham RI yang melakukan stock split di sejak Januari 2023 hingga Juli 2023. Dari delapan emiten, terdapat enam emiten dengan performa baik dan dua emiten lainnya turun performa secara pergerakan harga saham.
Belum lama ini emiten di sektor ritel PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) telah melakukan aksi stock split dengan rasio 1:10 pada Senin 17 Juli 2023. Dengan begitu, satu saham lama dengan nilai nominal Rp100 per saham akan menjadi 10 saham baru dengan nilai nominal Rp10 per saham.
Sebelum dipecah, total saham MAPA mencapai 2,85 miliar saham. Setelah stock split berlangsung jumlah saham perseroan akan bertambah menjadi 28,50 miliar.
Tujuan dari stock split ini adalah untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan daya tarik saham MAPA bagi investor ritel.
Sejak stock split harga saham MAPA terus naik, secara year to date (ytd) saham MAPA telah melesat 119,48% dan berada di level Rp845 per lembar saham pada perdagangan Senin (21/8/2023).
Kenaikan harga saham MAPA sejalan dengan kinerja Perseroan. Laba bersih Perseroan mengalami kenaikan yang signifikan, dari Rp 622 miliar menjadi Rp 766 miliar hingga Juni 2023. Secara konsolidasi, pendapatan bersih selama semester pertama tahun 2023 tumbuh sebesar 27,3%, mencapai Rp 15,6 triliun dari Rp 12,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, dengan GPM mencapai 45,4%.
Emiten lainnya di produk konsumer, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) telah menggelar stock split (pemecahan nilai nominal saham) dengan rasio 1:2 pada 6 Juni 2023.
Jumlah saham sebelum stock split sebanyak 201.066.667 saham dan akan menjadi 402.133.334 saham setelah stock split.
Tujuan dari aksi stock split yang dilakukan oleh Perseroan yakni untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan, meningkatkan jumlah Pemegang Saham Perseroan, dan meningkatkan ketertarikan investor terhadap saham Perseroan di mana harga saham akan menjadi lebih terjangkau.
Sejak stock split, harga saham TCID justru semakin turun, secara year to date pergerakan harga saham TCID telah terkoreksi 5,08% di level Rp2.990 pada perdagangan sesi Senin (21/8/2023).
Penurunan harga saham ini sejalan dengan kinerja Perseroan yang kembali mencatat kerugian sepanjang semester I 2023 sebesar Rp11,85 miliar, kerugian ini justru lebih tinggi dibandingkan periode semester I 2022 sebesar Rp6,41 miliar.
Kerugian Perseroan didorong oleh kenaikan beban penjualan dan beban umum administrasi. Selain itu terdapat kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp8,3 miliar.
Selanjutnya terdapat emiten afiliasi BUMN di sektor asuransi yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) juga melakukan aksi korporasi berupa stock split pada 24 Mei 2023 dengan rasio 1:2.
Rasio tersebut berarti 1 saham lama dengan nilai nominal Rp 100 per saham menjadi 2 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Di mana, jumlah saham setelah stock split akan menjadi 3,55 miliar lembar saham.
Tujuan dari stock split ini adalah peningkatan likuiditas perdagangan saham Tugu Insurance di Bursa Efek Indonesia, dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar. Dan meningkatkan jumlah pemegang saham dengan menjangkau basis investor yang lebih luas.
Selain melakukan aksi stock split, Perseroan juga menyebutkan bahwa periode pelaksanaan koversi atas opsi Management Employee Stock Option Plan (MESOP) yang dimiliki oleh manajemen dan karyawan Perseroan tersebut masih valid.
Untuk tahun 2023, proses pelaksanaan konversi opsi MESOP menjadi saham Perseroan adalah dalam rentang periode 30 hari Bursa sejak tanggal 28 Mei 2023. Adapun, sisa opsi MESOP yang belum dikonversi adalah sebesar 3.315.500 saham di harga Rp 2.842 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Setelah rentang periode ini berakhir maka, maka hak opsi MESOP menjadi gugur dan tidak berlaku lagi.
Sejak ex date stock split, harga saham TUGU terus meningkat, secara year to date harga saham TUGU telah melesat 43,43% berada di level Rp1.245 pada perdagangan Senin (21/8/2023).
Kenaikan harga saham ini sejalan dengan kinerja Perseroan sepanjang semester I 2023. Laba Tugu Insurance pada semester I 2023 tercatat melonjak 360,14% menjadi Rp1,03 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencetak Rp225,38 miliar.
Beralih ke emiten transportasi dan logistik, PT Temas Tbk (TMAS) juga melakukan pemecahan saham atau stock split 1:10 pada 23 Mei 2023.
Sebelum stock split, total saham TMAS mencapai 5,70 miliar saham. Adapun setelah stock split berlangsung jumlah saham perseroan akan bertambah hingga 57,05 miliar.
Stock Split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dan agar harga saham Perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor retail, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham TMAS.
Sejak stock split, harga saham TMAS belum bergerak begitu banyak, secara year to date harga saham TMAS telah mengalami kenaikan 21,02% di level Rp236 pada perdagangan Senin (21/8/2023).
Namun TMAS mencatatkan penurunan kinerja pada semester I 2023 dengan penurunan laba bersih dan pendapatan sebesar masing- masing 40% dan 9,3%.
Laba bersih turun 40% menjadi Rp397,79 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 659,83 miliar. Pendapatan jasa Rp 2,10 triliun, susut dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,32 triliun. Detailnya, pendapatan jasa pelayaran pihak ketiga menjadi penopang meningkat 19,3% menjadi Rp 2 triliun. Namun, pendapatan jasa bongkar muat anjlok 87,1% sisa Rp 81,512 miliar.
Perseroan mengatakan penurunan kinerja yang dicetak di semester I 2023, masih sesuai dengan proyeksi yang ditargetkan.
Emiten lainnya yakni dari sektor perbankan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi melakukan pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1:2 pada 4 April 2023.
Langkah stock split ini diambil perseroan guna meningkatkan likuiditas saham BMRI dan memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Melansir keterbukaan informasi, sebelum melakukan pemecahan, nilai nominal saham BMRI yakni sebesar Rp 250 per saham dengan jumlah saham 46,66 miliar lembar. Adapun, setelah pemecahan saham nilai nominal saham bank berlogo pita emas ini adalah Rp 125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93,33 miliar lembar.
Sedangkan, jumlah saham BMRI dalam modal dasar juga akan bertambah dari semula 64 miliar lembar menjadi 128 miliar lembar pasca stock split.
Pemecahan saham Bank Mandiri ini bukan menjadi yang pertama. Sebelumnya, Bank Mandiri pernah menggelar aksi serupa pada 13 September 2017 dengan rasio sebesar 1:2. Saat itu, saham BMRI yang diperdagangkan menjadi Rp 6.700 per lembar dari harga sebelum stock split di kuartal III 2017 sebesar Rp 13.400 per lembar.
Sejak stock split, saham BMRI terus mengalami kenaikan, secara year to date harga saham BMRI telah terapresiasi 17,37% di level Rp5.825 pada perdagangan Senin (21/8/2023).
Kenaikan harga saham BMRI sejalan dengan kinerja Perseroan sepanjang semester I 2023. Perseroan mencatat laba konsolidasi sepanjang semester I tahun 2023 naik 24,9% menjadi Rp 25,23 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 20,2 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit Bank Mandiri naik 11,8% yoy menjadi Rp 1.272 triliun pada semester I/2023. Pada periode yang sama, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik 1,43% yoy.
Aksi korporasi stock split juga dilakukan oleh PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Perseroan telah melakukan stock split dengan rasio 1:10 pada 6 Maret 2023.
Tujuan stock split adalah untuk membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham Perseroan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel.
Dengan aksi korporasi tersebut, maka jumlah saham Perseroan seusai dilakukan stock split menjadi 28,82 miliar lembar saham dari sebelumnya 2,88 miliar lembar saham.
Sejak stock split, saham MIDI terus mengalami kenaikan, secara year to date harga saham MIDI telah naik 49,64% di level Rp422 per lembar saham hingga perdagangan Senin (21/8/2023).
Kenaikan harga saham MIDI sejalan dengan kinerja Perseroan. Laba bersih Perseroan naik 33% selama semester I 2023 menjadi Rp259,25 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp193,54 miliar.
Selanjutnya aksi korporasi yang sama juga telah dilakukan oleh emiten di sektor transportasi dan logistik. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) telah melakukan stock split dengan rasio 1:5 pada 31 Januari 2023.
Hal ini berarti stock split dengan nilai nominal lama Rp 25 per saham menjadi Rp 5 per saham. Jumlah saham sebelum stock split ditaksir sebanyak 3,27 miliar lembar. Setelah itu, saham SMDR akan berjumlah 16,37 miliar lembar.
Tujuan Perseroan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan untuk meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat. Lalu membantu meningkatkan daya tarik investor dengan menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau, terutama bagi para investor ritel.
Sayangnya setelah stock split, harga saham SMDR justru makin menurun. Secara year to date harga saham SMDR telah terkoreksi 8,29% di level Rp354 per lembar saham hingga perdagangan Senin (21/8/2023).
Penurunan harga saham SMDR sejalan dengan penurunan kinerja Perseroan sepanjang semester I 2023. Laba bersih Perseroan tercatat turun 55,3% menjadi US$51,7 juta pada semester I 2023, dibandingkan laba bersih semester I 2022 senilai US$ 115,76 juta.
Penurunan laba didorong karena turunnya pendapatan semester I 2023 sebesar 27,85% menjadi US$397,6 juta, dibandingkan pendapatan semester I 2022 senilai US$551,15 juta.
Dan terdapat emiten di sektor perindustrian yang juga melakukan aksi korporasi berupa stock split pada 6 Januari 2023 yakni PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN).
SKRN melakukan stock split dengan rasio 1:5. Sebelum stock split, jumlah saham SKRN ada sebanyak 1,5 miliar dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setelah stock split, jumlah saham menjadi 7,5 miliar dengan nilai nominal baru di Rp 20 per saham.
Tujuan stock split adalah untuk menambah likuiditas. Stock split ini juga bertujuan agar harga sahamnya bisa lebih terjangkau oleh investor retail sekaligus meningkatkan jumlah pemegang saham publik SKRN.
Sejak stock split, harga saham SKRN terus menanjak. Secara year to date harga saham SKRN telah melesat 33,41% di level Rp595 per lembar saham pada perdagangan Senin (21/8/2023).
Kenaikan harga saham SKRN juga sejalan dengan kinerja Perseroan sepanjang semester I 2023. Laba bersih Perseroan hingga Juni 2023 naik menjadi Rp129 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp58 miliar. Kenaikan laba didorong naiknya pendapatan dan turunnya beban usaha Perseroan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
