
Jokowi Bakal Setop Ekspor Timah, Produksi RI Capai Ribuan Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diberkahi dengan banyak sumber daya mineral yang memiliki nilai sangat tinggi. Pemerintah pun terus berupaya mendorong program hilirisasi di sektor pertambangan dan sumber daya mineral untuk memaksimalkan berkah tersebut.
Setelah sukses menutup keran ekspor bijih nikel dan bauksit, pemerintah kini juga berencana melarang ekspor timah.
Dalam catatan CNBC Indonesia, Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Jabin Sufianto mengatakan, pihaknya sebetulnya mendukung penuh atas kebijakan pemerintah mengenai program hilirisasi. Namun, berdasarkan hasil rapat Kelompok Kerja (Pokja), pengusaha timah belum siap dengan adanya larangan ekspor jenis mineral ini.
Sementara itu, jenis timah yang diekspor oleh eksportir Indonesia sejauh ini sudah dimurnikan dan memiliki kandungan sebesar 99,99% atau Tin Ingot Sn 99,99. Artinya, sektor timah sudah terlebih dahulu menjalankan program hilirisasi.
Maka, apabila pelarangan ekspor timah diberlakukan, pemerintah setidaknya harus membuat ekosistemnya terlebih dahulu di Indonesia. Mengingat, hingga kini ekosistem untuk pengembangan timah masih belum terbentuk.
Lantas bagaimana perkembangan realisasi produksi dan penjualannya?
Memang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pemerintah akan terus melakukan program hilirisasi mineral sampai ke bauksit, tembaga dan timah, setelah pemerintah sukses menjalankan hilirisasi pada bijih nikel.
Dengan hilirisasi ini, maka Indonesia tidak lagi menjual ekspor mineral mentah, melainkan sudah bernilai tambah karena sudah melakukan pemrosesan dan pemurnian di dalam negeri terlebih dahulu.
Seperti diketahui, Indonesia sudah melarang ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu. Terbaru, pemerintah juga menghentikan ekspor bauksit sejak 11 Juni 2023. Artinya, pemerintah juga tengah berencana untuk menghentikan ekspor tembaga dan timah, demi mendapatkan nilai tambah lebih besar seperti yang telah dicapai pada hilirisasi nikel.
Pemerintah memang mengklaim dengan hilirisasi, maka ini bisa mendorong Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2040-2045.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)