CNBC Indonesia Fund

SMDM: Kinerja Membaik Seiring Pulihnya Sektor Properti

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
14 August 2023 06:40
Suryamas Dutamakmur
Foto: https://www.rancamaya.com/dev/

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Suryamas Dutamakmur (SMDM) sebagai salah satu konstituen CNBC Fund mencatatkan penurunan laba bersih secara tahunan, namun melesat secara kuartalan. Kinerja kuartal kedua ini berada di bawah rata-rata beberapa kuartal terakhir yang sejalan dengan analisis awal bahwa perusahaan sedang memasuki fase mid cycle dip.

Laba bersih SMDM turun 40% (year on year/yoy) secara tahunan menjadi Rp 25 miliar, sedangkan secara kuartalan meningkat 316% (quarter on quarter/qoq). Dengan ini, sepanjang semester pertama, SMDM membukukan laba bersih Rp 31 miliar atau turun 63% dalam periode yang sama tahun lalu.

Menilik lebih detail dalam catatan kaki, segmen penjualan perseroan mengalami penurunan pada penjualan real estate dan properti pada semester pertama ini. Segmen ini turun 45% menjadi Rp 136 miliar. Secara kuartalan, segmen ini melonjak 202% dari Rp 41,3 miliar pada kuartal pertama menjadi Rp 125 miliar.

Hal ini mengindikasikan perumahan SMDM mengalami penurunan penjualan dibanding tahun lalu, namun sudah mengalami perbaikan kinerja pada kuartal kedua ini.

Laba bersih perseroan yang anjlok menjadi hanya Rp 6 miliar pada kuartal-I 2023 mengindikasikan kinerja SMDM telah menyentuh titik terendahnya. Dengan demikian, SMDM telah melalui masa terburuknya dalam fase mid cycle dip kali ini.

Hal ini menyebabkan potensi ke depan investor hanya akan melihat pertumbuhan, sebab kemungkinan kinerja turun separah itu akan cukup sulit ke depannya.

Pelaku pasar yang menyukai pertumbuhan menjadi kesempatan di tengah penurunan kinerja. Hal ini sudah tergambarkan dari laba kuartal dua yang terbang 316%, sehingga secara psikologis pasar akan meneliti perseroan lebih dalam.

Valuasi SMDM yang sudah terlalu murah dengan harga yang tidak sampai setengah dari modal atau price to book value (PBV) sebesar 0,42 menyebabkan harga saham perseroan tidak banyak bergerak, meski kinerja secara keseluruhan turun. Hal ini mengindikasikan bahwa harga saham SMDM memang sudah cukup murah, sehingga down risk terbatas.

Laba bersih perusahaan yang relatif rendah dalam dua kuartal terakhir merupakan hal yang wajar, mengingat perusahaan properti, khususnya residensial memiliki nature bisnis siklikal. Mengingat tidak adanya perubahan fundamental bisnis, hal ini menandakan penurunan kinerja dipengaruhi oleh siklus.

Dari sisi topline, kinerja kuartal-II 2023 SMDM sebenarnya sudah mengalami perbaikan, dengan pendapatan yang setara dengan kuartal-IV 2022 berada di Rp 128 miliar. Namun, masalah yang menyebabkan sisi bottom line atau laba berish tidak sebaik kuartal empat lalu mencapai Rp 42 miliar disebabkan beban perseroan yaitu COGS dan SG&A yang lebih tinggi Rp 9 miliar dan Rp 11 miliar.

SMDM yang telah melewati fase terburuknya berpotensi melanjutkan penguatan kembali atau fase recovery. Saat fase perbaikan telah usai SMDM akan berpotensi memasuki fase yang lebih baik dengan pertumbuhan cepat atau fase eksplosif.

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation