Top Gainers-Losers

SMDM-BKSL Jadi yang Paling Cuan, TAYS-SICO Paling Apes!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 September 2022 06:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (6/9/2022) kemarin, di tengah pro dan kontra terkait keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik tipis 0,02% ke posisiĀ 7.233,16. IHSG sempat mendekati zona psikologisnya di 7.300.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,43% di posisi 7.262,64. Bahkan, IHSG sempat menyentuh zona tertingginya di 7.287,7 kemarin. Namun setelah menyentuh zona tertingginya, penguatan IHSG mulai terpangkas.

Pada perdagangan sesi kedua, IHSG sempat mencoba kembali untuk mendekati zona psikologis 7.300, tetapi pada akhirnya tidak berhasil hingga akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 37 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 273 saham menguat, 272 saham melemah, dan 161 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 549,79 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 501,15 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 48,64 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Saat IHSG ditutup menghijau tipis, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti yakni PT Sentul City Tbk (BKSL) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham BKSL ditutup melejit 33,33% ke posisi harga Rp 72/saham.

Nilai transaksi saham BKSL pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 233,47 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,4 miliar lembar saham. Namun, investor asing melepas saham BKSL sebesar Rp 6,1 miliar di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 29 Agustus hingga kemarin, saham BKSL mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, melemah sebanyak 3 kali, dan stagnan dua kali.

Dalam sepekan terakhir, saham BKSL terpantau melonjak 28,57%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BKSL melejit 44%.

Diketahui emiten properti pengembang kota perumahan Sentul City di Kabupaten Bogor ini akan melakukan penambahan modal melalui penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

BKSL akan menawarkan sebanyak 100,62 miliar saham biasa seri D dengan nilai Rp 50 per saham. Sehingga total dana keseluruhan mencapai Rp 5,03 triliun.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasi perseroan, setiap pemegang 2 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 6 Oktober 2022 mempunyai 3 HMETD.

Setiap 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru yang ditawarkan dengan harga Rp 50 per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.

"Jika saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V ini tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang telah melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana tercantum dalam daftar pemegang HMETD, secara proposional berdasarkan atas jumlah HMETD yang dilaksanakan," tulis manajemen dalam prospektus yang dikutip Selasa (6/9/2022) kemarin.

Pihak BKSL menjelaskan seluruh dana hasil penawaran umum terbatas ini untuk sejumlah hal. Sekitar 18,41% akan digunakan untuk membayar utang.

Kemudian sekitar 0,87% akan digunakan untuk penambahan penyertaan modal kepada PT Sukaputra Graha Cemerlang yang selanjutnya akan digunakan untuk pembayaran utang kepada Queen Bridge Investment Ltd sehubungan dengan aktivitas operasional.

Saat IHSG menguat tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten bidang usaha jasa penyewaan alat-alat untuk monetisasi minyak dan gas dengan menggunakan teknologi kompresi untuk penurunan emisi gas rumah kaca yakni PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) menjadi salah satu saham yang masuk jajaran top losers kemarin.

Saham SICO ambrol 6,93% ke posisi Rp 188/saham. Nilai transaksi saham SICO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 12,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 64,16 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham SICO sebesar Rp 69,79 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 29 Agustus hingga akhir pekan lalu, saham SICO mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah sebanyak 4 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham SICO masih mencatatkan penguatan sebesar 10,59%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham SICO juga masih melesat 34,29%.

Belum diketahui terkait penurunan saham SICO. Tetapi jika melihat kinerja laporan keuangannya per Desember 2021 SICO membukukan laba bersih senilai Rp 6,07 miliar. SICO memang belum melaporkan kinerja keuangannya yang terbaru.

Sebagai informasi, SICO merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa penyewaan alat-alat untuk monetisasi minyak dan gas dengan menggunakan teknologi kompresi untuk penurunan emisi gas rumah kaca.

SICO dikabarkan ikut berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memangkas hingga 1.500 MMSCF gas/tahun senilai US$ 12,5 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular